Seminggu sudah berlalu peristiwa Alea memergoki Raka dan Irisha tidur bersama. Kejadian itu membuat keluarga besar Alea marah dan sakit hati. Ayah dan ibunya sangat sedih mendengar putri kesayaangan mereka di khianati oleh pria pilihan mereka. Orang tua Alea meminta Alea kembali ke Paris namun Alea menolak permintaan itu.
Berhari-hari, Raka terus menghubungi Alea. Mendatangi apartemen gadis itu bahkan datang ke hotel tempat Alea bekerja. Alea sendiri sudah seminggu cuti dengan alasan sakit. Tetapi teman-teman kerjanya mulai curiga jika Alea tidak sakit tapi memiliki masalah dengan tunangannya.
Orang tua Raka juga terus menghubungi Alea, membujuk agar tidak membatalkan pertunangan dengan putra mereka. Keluarga Raka sangat menyayangi Alea dan melarang Raka berhubungan dengan Irisha. Alea tidak ingin menemui siapapun seminggu ini. Ratu beberapa kali menghubungi Alea tapi tak pernah di tanggapi, berbeda dengan Irisha tak sekalipun mencoba menghubungi Alea untuk sekedar meminta maaf.
Alea duduk di balkon apartemennya dengan ditemani teh camomile untuk menenangkan pikirannya. Di lihatnya surat yang ada di tangannya, di sana tertera jika Alea di izinkan untuk pindah ke hotel Almera yang lain.
Tiba-tiba bel apartemennya berbunyi, membuat Alea menerka-nerka siapa yang datang kali ini. Dilihatnya ada seorang perempuan sedang berdiri menunggu pintu di buka oleh Alea.
Perlahan, Alea membuka pintu apartemennya, “Ratu..” gumamnya pelan.
Ratu terkejut sekaligus senang karena akhirnya ia berhasil bertemu dengan Alea. Seketika ia menghamburkan pelukan kepada Alea. Cukup lama hingga Alea melepaskan diri dari pelukan Ratu.
“Masuk dulu, Ra” pinta Alea.
Ratu mengikuti Alea duduk di sofa dan duduk di sebelah Alea. Di perhatikannya kondisi Alea yang terlihat berbeda dari biasnya, “Alea, kenapa penampilan kamu menyedihkan begini?”
“Tunggu sebentar, aku ambilkan kamu minum dulu” Alea pergi ke dapur untuk mengambil minuman dingin di kulkas.
Alea datang dengan dua minuman kaleng dingin. stau untuknya dan satu untuk sahabatnya.
“Minum, Ra”
“Thank. Alea, walaupun kamu terlihat kurus aku tetao bersyukur kamu dalam keadaan baik-baik saja” Ratu menyentuh tangan Alea, “Aku juga merasakan kecewa dan marah pada Irisha”
Alea tersenyum tipis, “Harusnya sejak awal aku percaya ucapan kamu, Ra. Aku terlalu bodoh sampai dua orang yang aku percaya tega membohongi aku. Mereka tega bermain api di belakangku”
Ratu tidak tahan melihat Alea begitu sedih dan menitikan air mata, “Jangan menangis lagi untuk orang seperti mereka. Aku yakin, karma yang setmpal akan mereka bedua dapatkan”
Alea tidak bisa membendung air matanya, ia terisak dalam pelukan Ratu “Irisha bahkan tidak menghubungi aku, Ra. Dia tidak pernah mengucapkan permohonan maaf sama aku. Aku juga tidak memiliki keberanian untuk sekedar menanyakan sudah berapa lama mereka menjalin hubungan” Alea bicara dengan suara bergetar.
Ratu mengurai pelukkannya, “Hubungan mereka sudah terjalin selama tiga bulan lebih, dan yang lebih mengejutkan sekarang Irisha sedang mengandung anak dari Raka berusia 1 bulan”
Alea menyeka air matanya dan terdiam, seakan ada pisau kembali menyayat hatinya yang masih luka karena pengkhianatan sebelumnya. Pikirannya kembali pada saat makan malam di rumah Ratu, Irisha makan dengan lahap tanpa memikirkan berat badan yang selama ini ia jaga. Alea mengerti berarti saat itu sahabatnya sudah mengandung.
“Tadi malam Irisha datang ke rumahku, keadaannya kacau. Dia bilang menyesal sudah menyakiti kamu dan dia sudah mendapatkan karmanya. Raka menolak bertanggung jawab atas bayi yang di kandung oleh Irisha. Bahkan dengan tega Raka meminta Irisha untuk menggugurkan kandungannya agar dia bisa kembali sama kamu. Orang tua Raka belum tahu soal kehamilan Irisha. Mereka menentang Irisha menggantikan posisi kamu sebagai calon menantunya” raut wajah kesal terlihat jelas pada Ratu.
Alea tertawa sumbang mendengar cerita dari Ratu, “Dasar b******n! Bagaimana bisa dia menjadi laki-laki pengecut yang tega membunuh darah dagingnya sendiri. Bayi itu bahkan tidak pantas menanggung dosa dari orang tuanya” ucap Alea dengan geram.
***
Pertemuan Alea dengan Ratu membuatnya gusar karena mengetahui Irisha sedang hamil. Bertambah lagi sakit hatinya, ingin rasanya Alea menertawakan dua orang yang kini benar-benar membuatnya hancur.
Tapi Alea tidak bisa menutup hati nuraninya terhadap bayi yang sedang di kandung oleh irisha. Bayi yang belum lahir itu tidak bersalah tapi orang tuanyalah yang bersalah. Alea akan membuat Raka bertanggung jawab untuk semua tindakan bejatnya. Ia akan membuat Raka menerima ganjaran dari perbuatannya.
***
Hari berikutnya, Alea pergi ke kediaman orang tua Raka. Ia duduk di ruang tamu yang cukup mewah dengan nuasna klasik eropa. Di hadapannya duduk seorang laki-laki dan perempuan paruh baya namun masih terlihat sehat dan bugar.
“Tolong terima Irisha dan bayi dalam kandungannya dan buat Raka bertanggung jawab atas perbuatannya. Terlepas kesalahan mereka berdua lakukan terhadap saya, bayi itu tidak bersalah,. Tolong om dan tante terima karena bayi itu adalah keturunan keluarga Horizon. Bayi itu adalah cucu kalian” Alea bicara dalam keadaan tenang. Ia tidak ingin meluapkan emosi pada orang tua yang sudah di anggap orang tuanya sendiri.
Awalnya, orang tua Raka senang karena Alea mau datang ke rumah mereka. Berharap ini pertanda baik untuk melanjutkan hubungan dengan anaknya. Namun justru Alea membawa kabar yang sangat mengejutkan.
Ibu dari Raka menampakkan kesedihannya mendengar penuturan Alea, yang dengan ikhlas meminta Raka bertanggung jawab. Sedangkan raut pasrah dari ayah Raka karena apa yang di katakan Alea benar, penerus dari keluarga Horizon sedang ada dalam tubuh Irisha.
“Om dan tante sekali lagi minta maaf sama Alea dan keluarga kamu nak. Besar harapan kami menjadikan kamu sebagai menantu tapi kesalahan Raka memang sudah tidak bisa dimaafkan. Tante akan menikahkan Raka dengan Irisha, anak bodoh itu memang harus bertanggung jawab atas kesalahannya”
Ada perasaan lega yang di rasakan Alea walaupun masih lebih besar rasa sakitnya. Ibu Raka bangkit dari duduknya dan memilih duduk dekat Alea. Di tatapnya Alea dengan tatapan sendu. Tangannya menyentuh punggung tangan Alea, sedangkan yang satu membelai lebuh wajah mantan calon menantunya, “Kamu baik sekali Alea, tidak hanya wajahmu yang cantik tapi hatimu juga. Tante sayang sekali sama kamu nak, tante berharap kamu menemukan laki-laki yang nantinya bisa menjaga kamu dengan baik tanpa pernah membuat kamu menangis”
Alea menghamburkan pelukan pada wanita yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Tidak terasa mereka berdua menangis bersama mengingat semua hal yang terjadi yang mengubah hidup dua keluarga. Ayah Raka juga tidak bisa menahan air matanya melihat kesedihan antara istri dan mantan calon menantunya itu.
“Bagi Alea, om dan tante sudah seperti orang tua sendiri. Alea berharap om dan tante bahagia juga. Mungkin sekarang kita belum berjodoh menjadi sebuah keluarga tapi tante pasti juga bahagia punya menantu Irisha yang cantik bahkan nanti akan ada suara anak kecil yang memanggil tante dan om dengan sebutan oma opa. Tolong terima Irisha dengan baik, tante” gumam Alea dalam pelukan.
“Alea..!” terdengar suara tinggi dari laki-laki yang Alea tahu itu suara Raka.
Alea melepaskan pelukannya dan berdiri menatap Raka dengan pandangan benci. Raka mendekati Alea dan berusaha menggapai tangan Alea namun Alea menolak keras.
“Aku tidak akan menikah dengan Irisha dengan alasan bayi dalam perutnya. Bisa saja bayi itu bukan darah dagingku. Aku hanya akan menikah dengan kamu, Alea” ucap Raka dengan setengah berteriak.
Plakkkkkk!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Raka, membuat pria itu terkejut. Orang tua Raka hanya diam, keduanya tidak ikut campur dengan apa yang terjadi di hadapan mereka.
“Pria pengecut, bagaimana bisa kamu mengajak wanita lain menikah sedangkan ada wanita yang sedang mengandung anakmu, Raka! Di mana hati nurani dan akal sehatmu?” teriak Alea.
Raka menatap Alea lekat-lekat, “Baik, aku akan bertanggung jawab tapi jika nanti anak itu lahir dan tes DNA menunjukkan dia bukan darah dagingku maka aku akan mencarimu dan membuat kamu jadi istriku, Alea” ujar Raka dengan penuh keyakinan.
~ ~ ~
--to be continue--
*HeyRan*