episode 12

1678 Kata
Seiran duduk termenung diatas ranjangnya, dia menekuk kakinya dan memeluk kedua lututnya ingatannya tertuju sang kekasih yang terlihat kesakitan tapi dia justru mengabaikannya dan pura-pura tak perduli dan justru lebih memilih pria lain. Dia menghela nafas dia ingin mintak maaf segera dia mengambil ponselnya yang tergeletak dengan manis diranjangnya dia pandangi fto sang kekasih membuatnya semakin sedih. Dia pun segera menelvon kekasihnya. **** Fransis sedang terbaring diranjang rumah sakit, untungnya saat dia pingsan distudio Herdandes menolongnya dan segera membawanya kerumah sakit. "Frans,"panggilnya. "Hm,"jawabnya singkat. "Sejak kapan kau terserang penyakit ini?"tanyanya. "Entahlah,"jawabnya. Hernandes memandanya prihatin. "Kenapa tunanganmu tidak menolongmu?,seingatku aku bertemu dengannya dilobi,"tanyanya. "Tak perlu dibahas, dan jangan pernah katakan apapun padanya,"perintah Fransis. Hernandes menghela nafas. "Gadis itu selalu saja tertipu, dia bahkan lebih percaya pada supir pengkhianat itu,"gumamnya. Fransis tidak menjawab dia masih sangat sakit hati pada gadis itu dia memejamkan matanya. "Janjiku tak pernah kuingkari", batinnya pilu. Tiba-tiba ponselnya berbunyi namun pria itu mengabaikannya Hernandes melihat ponsel sepupunya tertera nama Seiran dia melirik sepupunya. "Tidak kau jawab?"tanyanya memastikan. "Bilang padanya aku sibuk,"jawabnya malas. Hernandes hanya menaikkan alisnya lalu mengambil ponsel itu. "Frans, aku mintak maaf. Tapi kau baik-baik saja,'kan?, aku ... tidak bermaksud meninggalkanmu, kau percaya padaku,'kan?"katanya penuh penyesalan. Belum sempat pria itu menjawab sudah disuguhi kalimat semacam itu. "Gadis bodoh!"makinya. Seiran menyerngit karena itu bukan suara kekasihnya. "Dimana Fransis?"tanyanya. "Untuk apa mencarinya?!"ketus Hernandes. "Untuk apa?, kau aneh. Dia itu calon suamiku jadi wajar aku mencarinya,"sungut Seiran disebrang telvon. "Wajar, dan kau kurang ajar,"makinya. Seiran semakin tidak mengerti kenapa sepupu kekasihnya kayak sangat marah. "Sudalah, Fransis sibuk!, lagipula kan kamu sudah bersama Ferdinan. Dengar!, tukang selingkuh sepertimu tak perlu dekat-dekat dengan sepupuku,"kecamnya setelah itu dia mematikan ponselnya. Seiran merasa sangat aneh dengan sikap sepupunya yang sangat kayak wanita lagi cemburu. Dia berfikir mungkin besok dia akan datang kerumah tunangannya. ***** "Tuhan... kenapa harus ada acara pasien kabur pagi-pagi begini."Yumico menepuk dahinya geram. Dia tidak habis pikir dengan sikap sepupunya itu selalu saja tidak betah berada dirumah sakit padahal dia sedang sakit. *** Fransis berjalan sambil menunduk agar tak ditemukan oleh sepupunya yang cerewet walau sebenarnya sangat baik. Bruk ... "Aw ... ,"ringis gadis itu saat tanpa sengaja tertabrak Fransis. "Maaf,"pinta Fransis. Gadis itu mendongakkan wajahnya dia terkejut melihat ternyata sang kekasih yang menabraknya tapi sedang apa pria itu disini. "Kau sedang apa disini?"tanyanya. "Hm,"jawabnya singkat. Gadis itu menghela nafas dia sangat tau bahwa kekasihnya masih marah padanya. "Maaf,"sesal Seiran. Fransis hanya bungkam. "Frans, kau tidak sedang sakit,'kan?"tanyanya memastikan. "Aku tak ingin menarik perhatianmu,"jawabnya dingin. Setelah itu dia langsung meninggalkan sang kekasih, dia sudah berjanji tak akan mengatakan apapun, dia masih ingat tatapan penuh hinaan dan kebencian gadis itu kemarin dia juga tak lupa dengan ucapan gadis itu. Seiran masih diam mematung ditempat dia tidak tau lagi harus berkata apa dan berbuat apa. "Kira-kira sakit hati tidak saat dirimu terluka kekasihmu memilih pergi dengan yang lain,"sindir seseorang. Seiran menolehkan wajahnya dia melihat Gino Hernandes berdiri menyender didinding sambil bersedekap d**a. "Kau tau, kemarin Fransis sekarat untung aku membawanya kerumah sakit, kalau tidak mungkin dia akan mati kehabisan darah,"katanya sambil berjalan menghampiri gadis itu. Seiran memandang pria itu mintak penjelasan. "Tapi ya sudalah, kau,'kan lebih perduli pada si penghianat itu. Jadi sebaiknya kau putuskan, aku tak mau saudaraku itu disakiti lagi olehmu. Sedangkan diluar sana sangat banyak yang mengantri untuknya,"katanya meremehkan. "Fransis sakit apa?"tanya Seiran khawatir. "Sakit hati padamu, seperti Ferdinan sakit hati padaku,"jawabnya santai. Gadis itu memandang heran dirinya. "Dasar gadis bodoh!, Ferdinan itu tidak sakit liver tapi sakit hati yang artinya kesal dan marah padaku,"terangnya. "Tapi kemarin dia ...,"katanya terhenti. "Ya, tentu saja. Dia,'kan hanya ingin mencuri perhatianmu dengan pura-pura sakit dan kau tertipu,"katanya sinis. "Fransis,"lirihnya. "Sudah kejar sana, dia tidak akan bisa lari jauh,"katanya memberi dorongan. Gadis itu mengangguk dan langsung berlari mengejar sang kekasih tapi dalam hati dia sangat kesal dan marah pada Ferdinan kebaikannya disalah gunakan olehnya. ***** Seiran melihat sang kekasih duduk dibangku taman rumah sakit dia segera berlari menghampirinya. Bruk ... Hampir saja pria itu terjungkal karena ditubruk oleh sang kekasih. Seiran menangis sesunggukan sambil memeluk leher prianya. "Maafkan aku Frans, hiks ... hiks ..."isaknya. Pria itu hanya mendengus. "Lepaskan aku Seiran!, aku tidak mau dia sakit lagi,"katanya mencibir. Gadis itu menggeleng. "Aku bodoh Frans, harusnya aku tau kalau Ferdinan hanya pura-pura,"jawabnya. "Sudalah, kau tak perlu menangis,"jawabnya. Seiran melepaskan pelukannya lalu duduk bersimpuh dan menaruh kepalanya dipaha prianya. "Ayo kita menikah,"ajaknya. Fransis hanya terdiam bagaimana mungkin dia bisa menikah sedangkan dirinya sendiri tidak tau sampai kapan dia bisa bertahan hidup. "Apapun tentangmu aku akan terima Frans,"katanya tulus. Pria itu masih bungkam. "Aku ingin menjadi istrimu, hingga ajal menjemput,"katanya lagi. "Baiklah, kita akan menikah,"putusnya. Gadis itu tersenyum lalu kembali memeluk Fransis dan pria itu juga membalas pelukannya. Hari nampak sangat cerah sepasang kekasih berjalan sambil bergandengan tangan seperti pengantin baru. Fransis dan Seiran berada disuatu pesat berbelanjaan yang terbesar diJakarta mereka berjalan sambil bergandengan tangan sesekali mereka tersenyum kecil hingga keharmonisan mereka harus terganggu oleh seorang yang tanpa sengaja menbrak mereka. Bruk ... "Aw ... sst,"ringisnya sambil mengelus pantatnya yang sukses mencium lantai. "Kau ... ."gadis itu langsung mendongak dia tersenyum aneh saat melihat Fransis berdiri menjulang didepannya. "Kita bertemu lagi tuan,"katanya sambil berusaha bangkit dari posisi jatuhnya. Drag ... Drag ... Sonia menganga melihat dua orang satpam yang tadi mengejarnya dan dengan lancangnya dia langsung memeluk pria itu namun berbisik pada Seiran. "pinjam kekasihmu sebentar kakak,"izinnya. Seiran sama sekali tidak mengerti dengan gadis itu namun saat dia melihat dua orang satpam terlihat menghampirinya mungkin gadis SMA itu sedang mencari perlindungan pada kekasihnya dan berpura-pura seperti malam pesta topeng waktu itu. "Sayang, maafkan aku aku tidak bermaksud kabur dari rumah,"katanya pura-pura sedih. Seiran memutar bola matanya bosan mendengar derama picisan gadis itu. "Maaf, Tuan Lonenlis apa anda melihat gadis SMA yang suka mencuri pakean?"tanyanya. "Ih ... dasar satpam kurang ajar, siapa yang kau sebut pencuri baju',"batinnya. "Maaf tuan kami tidak melihatnya,"jawab Seiran sopan. Kemudian kedua satpam itu pergi setelah menunduk hormat. "Jadi sekarang bisa kau lepaskan pelukanmu itu gadis kecil,"kata Fransis. Gadis itu langsung melepaskan pelukannya dan nyengir. "Jadi untuk apa kau mencuri?"tanyanya. "Aku tidak mencuri Tuan, hanya suka mencoba lalu memfoto dan kulempar bajunya,"jelasnya. Seiran tercengang mendengar penjelasan gadis itu dia tidak habis pikir mengapa ada seorang gadis yang bisa melakukan hal memalukan seperti itu. Sedangkan Fransis menatapnya penuh penghinaan. "Tuan, kenapa menatapku begitu?"tanyanya. Dia merasa risik ditatap seperti itu oleh pria rupawan didepannya. "Hh, 2 kali kau dikejar satpam dan dua kali kau menjadikanku tameng,"cibirnya. Gadis itu hanya nyengir bodoh. "Tuan, anda harum sekali tuan juga sangat tampan aku bersedia kok jadi kekasih sungguhan tuan meski usia kita beda jauh,"katanya malu-malu. Seiran membelalak mendengar calon suaminya dilamar gadis SMA dia akui kekasihnya benar-benar membuat siapa saja yang melihatnya akan terperangkap oleh pesonanya. "aku tidak tertarik denganmu, aku masih sangat mencintai kekasihku gadis kecil,"tolaknya halus. Seiran tersipu malu mendengarnya. "Ya,sudalah,"jawabnya pasrah. Cup ... Fransis tersentak saat gadis itu mencium pipinya lalu kabur sedangkan Seiran dia menggeram kesal karena gadis itu seenaknya saja mencuri ciuman kekasihnya meskipun hanya dipipi. "Aku ingin besok kita menikah,"pintanya tapi terdengar seperti perintah. Fransis langsung mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih. "Ada apa?"tanyanya bingung. "Kau terlalu menawan jika dibiarkan sendirian, aku tidak ingin siapapun menyentuhmu apa lagi sampai mencuri ciumanmu,"gerutunya. Pria itu tersenyum lalu menangkup wajah sang kekasih dan membawanya menoleh padanya. "Kau cemburu?"tanyanya. Gadis itu mengangguk. "Aku senang, jika memang kau mau besok kita menikah, pasti kupenuhi,"jawabnya. Gadis itu merasa sangat bahagia dia langsung menghambur memeluk sang kekasih. Seandainya waktu akan berhenti Maka biarlah waktuku terhenti saat aku telah jadi milikmu Jika aku harus menutup mata selamanya Maka biarkan kau yang terakhir kali kulihat ****** Ferdinan merasa gusar dia tidak tau kenapa, dia yakin bisa mendapatkan Seiran dan merebutnya dari sahabatnya dia tak perduli mau pria itu sekarat atau apapun yang dia inginkan hanyalah mendapatkan gadis itu. Pria itu menarik nafas lalu membuangnya dia memutuskan untuk menemui gadis itu. Fransis dan Seiran telah tiba dikediaman gadis itu pria itu membukakakkan pintu mobil untuk kekasihnya setelah gadis itu keluar dia kembali menutupnya. "Frans,"panggilnya. "Hm,"jawabnya. "Aishite iru,"ungkapnya. "Watashi wa anata o motto aishite,"jawabnya. Gadis itu terharu mendengarnya. "Kawaranai,"pintanya. "Shimasen,"jawabnya. "Oyasuminasai," "Haite kuru," "Amai yume," "Hm," Setelah itu Seiran masuk kedalam rumahnya dan Fransis pun masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah sang kekasih sedangkan seorang yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka menyerngit tak paham dengan bahasa yang mereka gunakan, niat hati Ferdinan ingin menemui gadis itu tapi gadis itu datang bersama kekasihnya dan saat ingin mendengarkan percakapan mereka, malah disuguhi bahasa yang tak dimengerti olehnya mungkin sebaiknya sekarang dia kembali besok dia akan menanyakan apa yang mereka katakan. **** Pagi-pagi Ferdinan sudah menyambangi mission sahabatnya itu niatnya ingin bertemu sang sahabat untuk menanyakan bahasa yang dia dan gadis tercintanya gunakan kemarin sekalian dia ingin belajar bahasa jepang. Terlihat sahabatnya itu sudah rapi dengan kemeja putih celana hitam serta jas hitam benar-benar membuat para kaum pria iri. "Ohayōgozaimasu,"sapa Yumico "Ohayō,"balas Fransis. Gadis itu benar-benar terkesima melihat penampilan sepupunya yang sangat diatas rata-rata. "Kekkonshitai hansamuna hito,"pujinya. "Gakkari shitakunai," "Genki, itoko," "Hm," Lagi-lagi Ferdinan dibuat pusing mendengar bahasa yang mereka gunakan diapun menghampiri sahabatnya. "Tadi itu bahasa apa si?"tanyanya. "Jepang,"jawab Yumico. "Tadi kalian membicarakan apa?"tanyanya. "Es campur,"jawab Yumico acuh kemudian gadis itu melenggang pergi. Ferdinan tidak percaya begitu saja pada gadis itu lalu dia mengalihkan perhatiannya pada sang sahabat. "Frans, tumben kau berpakean formal,"herannya. "Hari ini aku akan menikah,"terangnya. "Dengan siapa?"tanya Ferdinan was-was. "Seiran,"jawab Fransis. Ferdinan sangat terkejut tapi dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya dia tidak ingin sahabatnya itu tau tapi meski begitu dia tetap tidak akan menyerah untuk merebut gadis itu sekalipun sudah menjadi istri orang cinta memang buta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN