Semua staf dan karyawan berkumpul dibawah sambil mendongakkan kepalanya keatas menyaksikan bos besar mereka sedang bergelantungan sambil memeluk seorang gadis, mereka semua panik dan berusaha mencari cara untuk menyelamatkan atasan mereka, ada yang sibuk mencari tali dan lari keatap, ada juga yang membentangkan seperti balon udara namun berbentuk seperti tempat tidur berjaga bila mereka jatuh.
*****
Seiran sangat ketakutan dia memeluk erat leher Fransis dan menyembunyikan wajahnya diasana dia tidak berani melihat kebawah.
"Aku takut"cicitnya. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang gadis yang paling dicintainya.
"Tenanglah, aku tak akan membiarkanmu terluka sedikitpun"bisiknya pada gadis itu. Seiran memberanikan diri mendongakkan wajahnya dan menatap wajah pria itu, sungguh dia merasa sangat bahagia mendengar perkataannya, dalam hati dia merasa ingin selalu bersama pria itu seandainya dia boleh berharap dia ingin pria itu yang menjadi calon suaminya, tanpa dia sadari tuhan sudah sejak lama mengabulkan harapannya hanya dia tak tau jika pria itu bersandiwara.
Fransis merasa tangannya semakin panas karena terus berpegangan pada tepi atap untuk menahan agar mereka tidak jatuh.
Ferdinan sungguh panik dan merasa bersalah dia merendahkan tubuhnya berhongkok dan mengulurkan tangannya pada Fransis dia juga tidak ingin sahabatnya itu terjatuh bersama sang kekasih dari lantai 27 dan menjadi almarhum.
"Frans, Seiran ayo pegang tanganku"katanya sambil mengulurkan tangannya. Fransis mendongak memandang uluran tangan itu lalu berbisik pada Seiran.
"Sefra, ulurkan tanganmu pada Ferdinan"pintanya. Gadis itu menggeleng membuat pria itu terkejut dengan apa yang dilakukan gadis tercintanya.
"Apa yang kau lakukan?, kau tidak mau terjun bebas dari lantai 27'kan?"tanyanya memastikan.
"Tapi aku tak mau meninggalkanmu, jika terjun bebas asal bersamamu aku tidak keberatan"protesnya. Pria itu tertegun meski dalam keadaan tak mengetahui ternyata hatinya yang terdalam masih mencintai dirinya.
"Kenapa?"tanya Fransis. Gadis itu hanya memandang pria itu penuh arti sesungguhnya dia sendiri tidak tau kenapa.
"Aku tidak tau, tapi aku hanya ingin apapun yang terjadi tetap bersamamu"lirihnya. Pria itu mengerti karena sesungguhnya dia juga menginginkan yang sama dia kembali mendongakkan kepalanya menatap uluran tangan sahabatnya.
Tiba-tiba nyeri diperutnya kembali datang bahkan rasanya seratus kali lipat dari yang biasa dia rasakan, dia memejamkan matanya menahan nyeri itu lalu memandang gadis pujaannya, sungguh dalam keadaan begini dia tidak tau apakah dia mampu bertahan atau tidak tapi satuhal yang dia tidak ingin gadis itu akan terjatuh bersamanya dia harus meyakinkan gadis itu agar bersedia menerima uluran tangan sahabatnya.
"Seiran dengar aku!, aku tidak mungkin terus bertahan dalam keadaan seprti ini ... ."matanya masih menatap gadis itu meminta pengertian. Seiran melihat wajah pria itu semakin pucat dan terlihat kesakitan tapi dia tidak tau apa yang membuat pria itu seperti itu dia mengalihkan perhatiannya pada satu tangan Fransis yang masih berpegangan pada atap.
"Apa tanganmu sakit?"tanyanya memastikan. Pria itu menghela nafas sejujurnya bukan masalah tangannya tapi penyakitnya yang tidak bisa diajak kompromi seharian ini dia merasa sangat sial karena penyakitnya terus kambuh.
"Anggap saja iya"jawabnya bohong. Gadis itu langsung mengangguk lalu memandang uluran tangan Ferdinan diapun menerima uluran tangan tangan pria itu.
Ferdinan segera menarik tangan Seiran dan membawanya kedalam pelukannya, sementara itu Fransis langsung menutup mulutnya menggunkan tangannya yang bebas matanya membulat saat melihat cairan kental berwarna merah menodai telapak tangannya dia tersenyum miris lalu memandang sang kekasih bersama sahabtnya yang masih berpelukan.
"Maafkan aku Seiran, aku akan selalu mencintaimu"gumamnya setelah itu dia melepaskan pegangannya pada atap dan bersiap untuk kehilangan nyawanya.
Seiran seakan baru sadar dia langsung berbalik dan menoleh kearah Fransis ternyata tubuh pria itu sudah terjun bebas melayang diudara dia bahkan masih bisa melihat senyum itu dia ingin melompat namun tangannya ditarik oleh Ferdinan.
"Apa yang kau lakukan,kenapa mencegahku, Fransis jatuh Ferdinan, kekasihku akan meninggal jika dia jatuh"raungnya histeris. Pria itu hanya bisa terdiam meski sahabatnya tak mengatakan bahkan bersandiwara tapi tetap saja hati gadis itu masih utuh untuknya.
"Bukankah aku'lah calon suamimu?."Ferdinan memberanikan diri untuk mengingatkan padanya kenyataan yang sesungguhnya tidak benar. Gadis itu hanya mampu menangis hatinya tak bisa menerima kenyataan ini.
Fransis sudah pasrah dengan hidup matinya baginya tidak mati karena jatuh dari lantai atas dia juga pasti mati karena penyakitnya.
Grep
Sebuah tangan lebar menyambar tangannya dan memegangnya samar dia melihat sepupunya bergelantungan dengan tali yang terulur dari halli copter pribadinya namun detik berikutnya dia sudah kehilangan kesadarannya.
"Seiran"panggil Ferdinan. Gadis itu mendongak menatapnya.
"Fransis selamat"katanya. Gadis itu menatapnya penuh tanda tanya lalu Ferdinan menunjukkan helly copter yang terbang dengan seorang pria yang bergelantungan dengan tali dan tangannya menggenggam tangan Fransis. Gadis itu tersenyum lega sungguh dia merasa aneh dengan hatinya kenapa hatinya selalu mengkhiati logikanya.
Entah kenapa Ferdinan merasa hatinya seperti tercubit mungkinkah dia mulai ada rasa pada gadis itu beru-buru dia menggelang menepis pemikiran itu.
hati insan yang saling mencintai akan selalu terikat meski jarak dan waktu memisahkannya
"Kau benar Ferdinan, sukurlah"katanya lega.
*****
Ferdinan dan Seiran juga Hernandes duduk disofa yang ada diruang rawat Fransis karena pria itu belum sadar, diam-diam Hernandes menatap Seiran.
"Kau kekasihnya Fransis?"tanyanya. Gadis itu sontak menatapnya.
"Bukan"jawabnya lirih. Pria itu masih tak percaya bukankah sudah jelas siapapun akan melihat bagaimana sepupunya begitu ingin melindungi nyawa gadis itu, begitu juga sebaliknya.
"Sahabat?"tanyanya lagi. Dia hanya menggeleng. Hernandes menghela nafas.
"Kalau kau bukan sahabat atau kekasihnya lalu siapanya?, kau tau sepupuku itu tidak mungkin rela bergelantungan dan lebih memilih keselamatanmu daripada nyawanya sendiri jika kalian tidak memiliki hubungan khusus. Lagi pula aku bisa melihat tatapan mata kalian itu saling cinta, dan kau masih mau mengelaknya"katanya gerah. Sungguh dia merasa dipermainkan memang mereka pikir siapa bisa menipu dirinya.
Seiran mengerutkan keningnya memikirkan ucapan pria itu yang menurutnya sangat aneh tapi sungguh masuk akal tapi dia menepis dugaan itu dia harus bisa menjaga perasaan calon suami'nya'.
"Dia hanya supir tunanganku"jawab Seiran mencoba menjelaskan.
"Apa?."tanpa sadar Hernandes berdiri dari duduknya karena terkejut mendengar penjelasan singkat dari gadis itu.
"Bwahahahaha."tawa laknat menggelegar diruangan itu.
"Nona, Fransis Lonenlis itu adalah seorang komisaris, pemilik perusahaan Lonenlis corportation, dan sudah mendirikan cabang perusahaannya dimana-mana bahkan diluar negri seperti Inggris, Amerika bukan hanya di Asia, dan kau bilang sepupuku itu supir hahaha ... aku rasa ku sudah ditipu mentah-mentah olehnya."ingin rasanya Ferdinan menjahit mulut ember yang sudah membongkar rahasia mereka , dia melirik Seiran dia berharap gads itu tidak percaya pada perkataan Hernandes.