episode 3

1606 Kata
Suasana mendadak jadi hening Seiran mengalihkan perhatiannya pada penonton dan melihat Ferdinan menatapnya kecewa membuat dirinya merasa bersalah. "Kenapa aku justru mengenali Fransis sebagai kekasihku, bukankah seharusnya Frans Ferdinan yang notabenya calon suamiku"batinnya bertanya. Jika hati yang berbicara sekalipun dalam kegelapan dia tetap akan menunjukkan kepada siapa sesungguhnya dirinya merasakan cinta "Maaf. Sepertinya ada kekeliruan."semua menatap Fransis heran mendengar perkataan pria itu. "Aku bukan kekasihnya."penegasan pria itu entah kenapa membuat hati Seiran menjerit tidak terima rasanya sakit seakan menerima suatu penolakan tapi gadis itu juga tidak mengerti bukankah memang benar apa yang pria itu katakan dia bukan kekasihnya. Kekasihnya sedang berdiri diantara para tamu undangan dan menatapnya terluka dan kecewa tapi dia sendiri juga tidak tau kenapa hatinya menghianatinya. hati tidak pernah berdusta Hati juga tidak pernah berkhianat Karena hati adalah tempat cahaya yang ditunjukkan ilahi "Aku permisis"pamitnya. Setelah itu Fransis segera meninggalkan tempat itu meninggalkan Seiran yang merasa dikhianati hatinya sendiri meninggalkan semua tamu yang menatapnya penuh tanda tanya meninggalkan sahabatnya yang mencoba memahami. Sonia mengejar pria yang entah kapan menempati ruang hatinya dia merasakan ada yang disembunyikan oleh pria itu. Dia dapat melihat tatapan mata pria itu terlihat sedih meski ekspresinya tetap datar. Ferdinan menghampiri Seiran yang masih terdiam dia merangkul pundak gadis itu dan membawanya kedalam pelukannya, dia merasa gadis itu sedang sedih dan tidak ingin menerima penegasan antara hubungan dirinya dan sahabatnya tapi bibirnya tak mampu untuk mengatakan yang sesungguhnya. Fransis berjalan tanpa melihat kebelakang dimana pujaan hatinya merasa tersakiti karena sesungguhnya hatinya jauh lebih sakit harus berbohong pada gadis yang dia cintai. Tapi dia juga tak akan sanggup melihat hancurnya sang kekasih bila saatnya perpisahan tiba. Dia seorang pria yang rapuh namun berusaha tegar agar tak seorang'pun tau betapa rapuh jiwa raganya. "Tuan Fransis. Tunggu."Sonia berlari mengejar Fransis yang tak menghentikan langkahnya. Pria itu langsung masuk kedalam mobilnya dan segera melajukannya meninggalkan gadis itu. Sonia berhenti mengejar saat mobil coegnisegg trevita melaju meninggalkan parkiran dengan kecepatan penuh. Dia hanya bisa menghela nafas sesungguhnya dia tidak mengerti sama sekali dengan hubungan mereka tapi gadis itu yakin Fransis dan Seiran pastilah memiliki hubungan khusus. ***** Ferdinan mengantarkan Seiran hingga didepan pintu rumahnya sebelum gadis itu keluar dia memberanikan diri memberi kecupan dipipi yang membuat gadis itu tersentak. "Jangan pikirkan lagi"pintanya lembut. Rasa bersalah semakin menyeruak kedalam hatinya mendengar permintaan pria itu membuat isak tangisnya tak bisa dibendung lagi. "Hiks ... hiks ... hiks ... ." Ferdinan menghapus air mata yang mengalir membasahi pipi gadis itu kedua tangannya menangkup wajahnya dan membawanya melihat pada dirinya. "Jangan menangis Seiran. Kau tidak salah"katanya mencoba menenangkan gadis itu. Dia mendongakkan pandangannya menatap mata Ferdinan tidak ada kemarahan serta kebohongan didalamnya yang ada hanya ketulusan. "Maaf. Karena aku salah mengenali orang, bahkan aku sudah menciumnya"sesalnya. Ferdinan tersenyum teduh dia tidak akan menyalahkan gadis itu karena memang dia tidak bersalah hati tak akan pernah berbohong cinta gadis itulah yang membawanya pada pujaan hatinya. "Itu hanya ketidak sengajaan, sudah jangan sedih lagi. Aku tidak ingin melihatmu menangis lagi aku mencintaimu"katanya. Seakan sadar apa yang baru saja diungkapkannya Ferdinan membungkam mulutnya langsung dan hanya menatap gadis itu dengan rasa bersalah dia merasa sudah menghianti sahabatnya. Dia juga belum tau alasan sang sahabat memintanya berpura-pura menjadi tunangan sahabatnya. Tapi mungkin itu yang kini tanpa disadari dia telah jatuh cinta pada calon istri sahabatnya. Hoek ... hoek ... hoek ... Sudah hampir setengah jam pria itu menjadi penunggu kamar mandi dan menumpahkan segala macam isi perutnya diwestafel. Sedangkan pria lain dibelakangnya hanya bisa menatap sahabatnya prihatin dia jadi tidak tega untuk membahas hal yang tadi terjadi dipesta topeng tersebut padahal niatnya pagi-pagi sekali dia datang kerumah bagai istana itu untuk menanyakan alasan sahabatnya memintanya menggantikan dirinya pas datang dia langsung diseret oleh sepupu sang sahabat dan membawanya masuk kekamar sahabatnya dan ya ... ternyata sabatnya sedang jadi penunggu kamar mandi. "Frans. Sebenarnya kamu kenapa'si?"tanya Ferdinan sambil menepuk-nepuk pelan punggung pria itu. "Hanya masuk angin"jawabnya singkat sambil mengelap mulutnya dan keluar kamar mandi. Ferdinan mengikuti dibelakangnya. "Kau serius?, bukan karena kau sakit parah"tanyanya curiga. Pria itu terkejut mendengar pertanyaan sahabatnya. Dia tidak langsung menjawab membuat Ferdinan semakin curiga. "Benar'kan?. Sebenarnya kau sakit apa?"tanyanya lagi dengan penuh khawatir. Pria itu langsung menggeleng dan mengabaikan pertanyaan sang sahabat dia lebih memilih mengambil kemeja biru gelapnya dan memakainya. "Hei Frans, jangan diam saja!"serunya. "Aku sudah menjawab pertanyaanmu'kan?"tanya Fransis balik. Pria itu hanya mengangguk. "Tapi- ."ucapannya terpotong oleh perkataan Fransis. "Aku hanya masuk angin, jadi jangan berfikir yang tidak-tidak"tukas Fransis. Pria itu hanya bisa mengangguk pasrah. Dia kembali mengamati sang sahabat pria itu terlihat mengambil obat lalu memasukkannya kedalam mulutnya lagi-lagi dia merasa curiga. "Ayo!, Ferdinan"ajaknya kemudian Fransis segera meninggalkan kamarnya. Sedangkan Ferdinan dia masih memperhatikan botol obat yang berada diatas meje kamar sang sahabat. "Ferdinan"panggilan Fransis menyentakkannya dari lamuna. "Ya"jawabnya sambil mengeluarkan isi obat itu dan memasukkannya kedalam saku jasnya. Ferdinan segera menyusul Fransis yang terlihat menunggunya dibawah tangga tak lama kemudian dia melihat sepupu pria itu menghampirinya. "Kakak. Ingat kakak harus jaga kesehatan jangan telat makan dan istirahat yang cukup dan ingat minum obat yang teratur."Ferdinan semakin merasa curiga dia memelankan langkahnya niatnya menguping. "Aku akan baik-baik saja"jawab Fransis. "Baik apanya kak?. Kau mengidap- ."ucapannya terpotong saat mendengar suara orang terjatuh dari tangga. Bruk ... Fransis dan sepupunya langsung menoleh kebelakang dia melihat Ferdinan sudah terkapar dan menatap mereka dengan ekspresi konyolnya Fransis menghela nafas. "Mangkanya jangan suka nguping kak Ferdinan"kata gadis itu. Pria bangkit dengan kekesalannya. "Aku itu tidak menguping Yumico hanya ingin dengar saja sebenarnya kakak sepupumu itu sakit apa"jelasnya. "Oh ... kenapa tidak kau tanyakan sendiri padanya"jawabnya. "Kakakmu tidak mau menjawab, dan aku tau kamu pasti tau yang sebenarnya"kata Ferdinan memelas. Gadis itu menatap pria itu penuh selidik. "Frans."suara panggilan seorang gadis mengalihkan perhatian mereka. Terlihat Seiran berjalan menghampiri mereka. "Kakak ipar."Yumico berlari kecil menyambut gadis itu dan memberikan pelukan hangat. Gadis itu memandang penuh tanda tanya pada Yumico. "Aku Yumico calon adik iparmu"katanya memperkenalkan diri. "Oh iya. Aku Seiran"kata Seiran. "Tolong jaga kakakku yak kak Seiran. Kakakku itu hanya terlihat saja kuat sebenarnya dia sangat rapuh kak"katanya. Gadis itu mengangguk lalu tersenyum memandang Ferdinan. "Aku akan menjaganya"katanya. Yumico pun tersenyum. Fransis menatap gadis yang paling dcintainya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ku inginkan kebahagiaanmu meski aku takkan bisa bersamamu tapi aku akan selalu mencintaimu dalam setiap hariku Seiran berjalan menghapiri Ferdinan lalu menggenggam jemari pria itu. Yumico terkejut saat dia hendak menghentikan mereka Fransis menahannya. "Jangan membongkar rahasia ini"katanya. Gadis itu hanya bisa mengangguk walau sebenarnya hatinya tak bisa menerima hal ini. ***** Mereka ber-3 menaiki mobil limosin milik Fransis dengan posisi Ferdinan sebagai pengemudi dia beralasan hanya ingin saja. Seiran duduk didekat Fransis dia merasa hal aneh dalam hatinya diam-diam dia melirik pria itu entah kenapa dia membayangkan akan bisa merasakan dekapan hangat pria itu buru-buru dia menghentikan pemikiran itu lalu fokus pada kedepan. "Frans, kita berhenti diapotek sebentar ya?"tanyanya meminta persetujuan. "Untuk apa?"tanya Fransis. "Aku ingin membeli obat untukku"jawabnya bohong. "Kau sakit?"tanya Fransis. "Ehehehe ... akhir-akhir ini aku sering pusing itu saja"jawabnya yang lagi-lagi berbohong. "Baiklah"jawab Fransis. Tak lama kemudian limosin itu berhenti didepan apotek yang ada dipinggir jalan Ferdinan segera menepikan mobilnya lalu keluar dan masuk kedalam apotek. Petugas apotek menyambut kehadiran oengunjung dengan ramah. "Maaf tuan ada yang bisa saya bantu?"tanyanya ramah. Ferdinan mengeluarkan beberapa butir obat dari sakunya lalu menyerahkannya pada petugas. "Aku ingin tanya ini obat untuk apa?"tanyanya. Petugas itu menerima obat itu lalu mengamatinya dan menyerahkan kembali pada pria itu. "Ini untuk penderita kangker Lambung stadium akhir"jawabnya. Rasanya bagai disambar petir mendengarnya dia melihat keluar pada limosin hitam yang masih terparkir ditepi jalan diamana sang sahabat duduk didalamnya. Tak terasa air matanya menetes. "Kenapa kau berbohong padaku Frans"gumamnya. ***** Suasana dalam mobil itu nampak canggung Fransis sebenarnya sangat merindukan gadis disampingnya itu dia ingin memeluknya mengatakan yang sejujurnya dan memintanya bersamanya selamanya tapi dia juga tidak ingin membuatnya hancur nanti jika dia sudah tiada lagi. Pria itu memejamkan matanya kala dia merasakan perutnya mendadak terasa panas dan terhiris dan nyeri. "Kau kenapa?"tanya Seiran. Pria itu kembali membuka matanya lalu menoleh sekilas pada Seiran. "Tak apa"jawabnya singkat. "Tapi kenapa kau berkeringat, wajahmu juga pucat"katanya khawatir spontan dia mengelap keringat yang ada didahi pria itu dengan penuh perhatian sampai suara pintu mobil dibuka dan menyadarkan mereka. Ferdinan langsuk masuk kedalam mobil dan menutup pintunya kembali. "Kau sudah dapat obatnya Frans?"tanya Seiran. "Sudah"jawabnya. Kemudian dia langsung melajukan mobilnya dalam perjalanan dia sesekali mempehatikan sang sahabat melalui spion yang ada didalam mobil. "Seiran"panggilnya. "Hmm"jawabnya. "Seandainya calon suamimu itu adalah Fransis bukan aku bagaimana?."entah kenapa dia menanyakan hal itu. Gadis itu terkejut dan nampak bimbang. Kemudian Ferdinan tertawa garing menyadari kesalahannya karena membuat gadis itu jadi bimbang. "Jika kau mencintainya dengan hatimu, kau akan bisa mengenalinya meski matamu tertutup"kata Fransis. Seiran mengalihkan perhatiannya pada pria itu Ferdinan tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. Memang harusnya begitu Seiran bisa mengenali Fransislah calon suaminya meski banyak pria yang mengaku sebagai calon suaminya. "Sudalah Seiran maafkan aku, aku hanya bercanda"kata Ferdinan mencairkan suasana. Gadis itu mengangguk dan mencoba untuk tidak memikirkan apa yang diucapkan pria itu. Tak lama kemudian mereka sampai diperusahaan Lonenlis corportation. Ferdinan menghentikan mobilnya sebelum keluar dia menoleh kebelakang dimana Fransis dan Seiran berada. "Oya, Frans tolong ajak 'tunanganku'jalan-jalan ya!, aku ada meeting penting."Ferdinan berkata seolah dialah Bosnya dsini padahal terbalik mau tidak mau Fransis harus menuruti karena tidak ingin rahasia mereka terbongkar. "Hm"jawabnya singkat. jangn lupa tap love ya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN