Entah apa yang aku pikirkan bukankah calon suamiku berada diruangan itu tapi hatiku selalu menuntunku mengikuti supir itu.
Seiran terus melangkahkan kakinya mengikuti Fransis gadis itu berhenti saat melihat pria itu berbicara dengan seorang ob dan ob itu terlihat sangat menghormatinya dan patuh padanya.
"Kenapa petugas kebersihan itu begitu menghormati Tuan Lonenlis?"gumamnya. Dia kembali melangkahkan kakinya saat pria itu kembali berjalan hingga tiba diatap matanya terbelalak dia begitu takjub melihat atap perusahaan ini terlihat seperti kebun bunga bukan seperti atap pada umumnya.
"Wah ... indah sekali bunga-bunga ini."dia berjalan ketengah lalu memegang salah satu bunga. Fransis berbalik lalu memandang gadis itu sejujurnya dia tidak pernah menyangka gadis itu akan mengikutinya bukankah secara logika dia harus menenangkan Ferdinan atau menghiburnya karena dia adalah 'tunangannya' tapi kenapa justru mengikutinya.
Sejauh apapaun aku melangkah meninggalkanmu , kau selalu datang menghampiriku
Hati memang tak bisa dibohongi
"Kau mengikutiku?"tanyanya heran. Gadis itu langsung berbalik dan melihat Fransis menatapnya heran, dia jadi salah tingkah kadang dia juga merasa heran dengan dirinya bukankah seharusnya dia menghampiri Ferdinan bukan mengikuti pria itu tapi apa nyatanya dia berdiri diatap yang sudah seperti kebun bunga.
"Ah, iya kau benar"katanya merasa bodoh. Pria itu hanya mendengus dia tidak kesal atau merasa terganggun tapi dia hanya khawatir gadis itu akan mengetahui siapa sebenarnya calon suaminya dan dia juga takut gadis itu semakin mencintainya, dan akan semakin sulit nanti bila saat mereka berpisah untuk selamanya.
Aku percaya cintamu sangat besar untukku
Aku percaya didalam hatimu yang terdalam kau selalu melihatku dan mencintaiku
Sesungguhnya aku juga merasakan hal yang sama denganmu
****
"Kau tidak memanggil petugas kebersihan kesini?"tanya Ferdinan. Hernandes membuang muka sesungguhnya dia masih sangat kesal pada pria itu bagaimana mungkin dirinya yang seorang CEO harus membersihkan ruangan kerja sepupunya padahal dikantor ini Petugas kebersihan tidak hanya 1 atau dua orang mengingat kantor ini sangat besar dan tinggi, tapi saat dia memanggil petugas kebersihan dia menjadapat jawaban penolakan"maaf Pak CEO, pak Komisaris tidak mengizinkan kami membersihkan ruangannya, beliau menyuruh anda dan tuan Ferdinan mengerjakannya sendiri". Rasanya dia ingin terjun kasur kalau terjunantai 27 bisa kiamat hidupnya.
Mereka berdua sedang membereskan ruangan Fransis akibat ulah mereka yang menjadikan ruangannya sebagai arena pertarungan hingga menyebabkan ruangan itu nampak seperti kapal pecah.
Hernandes sudah melepas jas mahalnya dan menggulung lengan kemeja putihnya sesiku dan memegang alat pel. Sedang Ferdinan tidak kalah buruknya dia juga melepas jasnya dan menggulung lengan kemeja putihnya dan memegang ember air tapi baginya itu tak memalukan mengingat dulu dia hanya seorang pelayan.
Dengan perasaan dongkol setengah mati Hernandes mulai mengepel. Ferdinan tersenyum sinis pada pria itu ingin rasanya dia tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi pria itu tapi jika itu dia lakukan pekerjaannya tidak akan cepat selesai dia'pun mulai mengepel selain itu dia juga harus menemui Seiran meski kadang dia merasa heran untuk apa juga dia harus menjelaskannya bukannya dia hanya pura-pura menjadi tunangannya bukan asli dan seharusnya dia tak perlu repot-repot melakukannya karena sekarang dia'kan bersama calon suaminya yang sesungguhnya entahlah kadang dia juga tak mengerti.
Sebuah rasa terkadang tak dapat mengenal waktu juga tempat dan pada siapa
Terkadang rasa cinta juga tak dapat dimengerti namun saat rasa itu datang banyak hati yang akan berbunga
*****
Seiran menundukkan wajahnya tak berani menatap pria yang berdiri tak jauh darinya walau hati kecilnya selalu berkata untuk menatapnya namun dia masih belum punya keberanian apa lagi dengan kesalahan manis yang tak harus dia lakukan, selain itu dia juga harus memikirkan jawaban apa yang akan dia lontarkan pada pria itu untuk membuatnya tak memandangnya penuh intimidasi seperti ini.
"Kenapa menunduk?"tanya Fransis. Gadis itu hanya mampu mengelang.
"Anu ... tuan Lonenlis"katanya gugup. Pria itu menaikkan sebalah alisnya dia sadar kalau kekasih tercintanya itu sedang gugup menghadapinya.
"Kenapa kau menutup matanya saat pertunangan?."sontak gadis itu mendongakkan kepalanya mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut pria itu, dia tidak mengerti kenapa supir tunangan'nya' itu menanyakan hal yang bersifat pribadi.
"Kau tak perlu menjawab jika tidak ingin."Fransis membalikkan badannya dia berjalan kearah tepi membuat gadis itu salah sangka dan mengira kalau pria itu prustasi dan akan melompat terjun dari lantai 27, apa lagi dia melihat pria itu berdiri ditepi sambil merentangkan tangannya keudara.
"Tidaaaaak ..."dia segera berlari dan langsung memeluk pinggang Fransis dari belakang membuat pria itu terkejut dan menurunkan tangannya.
"Aku, aku akan memberitahumu, tapi kau jangan bunuh diri"katanya sambil memeluk pinggang Fransis. Sungguh ingin rasanya dia tertawa mendengar ucapan gadis tercintanya yang mengira dirinya akan bunuh diri, hal yang tak akan pernah dia lakukan dalam hidupnya adalah bunuh diri karena seandainya bisa dia ingin hidup lebih lama.
"Aku menutup mataku saat pertunanganku dengan Ferdinan adalah karena aku memiliki janji dengan seseorang yang pernah ku hina karena dia buta, dan saat pertunangan itu belum habis masa tiga bulan itu"jelasnya.
"Bukankah kau bisa menundanya"tanyanya lagi. Gadis itu mengangguk dibalik punggung Fransis.
"Bukan hanya itu, aku bahkan menutup telingaku dengan handset, aku memang aneh bahkan tak masuk akal, tapi mau bagaimana lagi aku hanya takut bagaimana kalau ternyata tunanganku itu jelek dan tak menarik"jelasnya lagi. Sungguh mencengangkan bagi pria itu mendengar penjelasan gadisnya jadi maksudnya apa.
"Kalau kau tidak yakin kenapa memutuskan tetap bertunangan kau bisa melepaskan ikatan kalian"kata Fransis menuntut.
"Tidak bisa begitu juga, aku sangat mencintainya hanya saja aku takut kalau dia jelek terus semua orang akan menertawakanku, tapi ternyata Ferdinan lumayan"jelasnya lagi.
"Jadi karena telingamu tersumbat kau juga tidak ingat nama lengkapnya."sesungguhnya hati kecil pria itu dia berharap gadis itu akan ingat dan mendengar nama lengkap pria yang bertunangan dengannya.
"Iya, aku hanya dengar Frans begitu saja."sedikit kecewa sesungguhnya dihati Fransis mendengar penjelasan tak masuk akal oleh gadis itu ingin sekali dia menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu sama saja mempermainkan dirinya, mencintai seseorang hanya karena wajah itu bukan cinta tapi kagum, tapi tak mungkin itu dia lakukan sekarang karena dia sendiri sedang bersandiwara.
Fransis memegang lengan Seiran yang melingkar diperutnya lalu melepaskan lingkaran itu setelah itu dia berbalik dan menghadap gadis itu memandangnya penuh kecewa namun juga ada rasa kasih.
Drag
Drag
Ferdinan berlari menuju atap saat mendengar gadis itu berada disana dia langsung mendobrak pintu yang menghubungkan keatap dengan kasar akibatnya dia lepas kontrol dan susah mengerem hingga dia sedikit menubruk punggung Seiran dan membuat gadis itu mendorong Fransis membuat pria itu oleng dan hampir jatuh bersama gadis itu yang berada dalam pelukannya jadilah mereka berdua bergelantungan diatap lanjati 27
Semoga tidak jatuh