Cinta mampu mersakan apa yang dirasa yang terkasih
Cinta mampu melihat apa yang tersembunyi
Cinta mampu menemukan yang terkasih
Ferdinan duduk datas kursi kebesaran Fransis sambil membaca koran kakinya diselonjorkan diatas meja terlingat sangat kurang ajar memang, seorang supi berani menduduki kursi kebesaran atasannya apa lagi dengan kaki taruh diatas meja, tapi dia tak perduli asalkan tidak ketahuan oleh CEO yang super kasar padahal bukan Komisaris itulah menurutnya.
Tok ... tok ... tok ..
Dia segera menurunkan kakinya dan melipat koran yang dia baca saat mendengar suara ketukan pintu, dia menengok kearah pintu terlihat seorang pria berperawakan kekar tinggi wajahnya namapak sangar, Ferdinan menelan ludahnya sendiri dia mengumpati dalam hati.
"Untuk apa CEO sok keren itu kemari"gumamnya. Sebelum pria itu masuk dia mengambil ponselnya dan menelvon sahabatnya.
****
Fransis bersama Seiran berjalan menuju mobil dia berniat mengajak sang kekasih ketaman bermain namun langkahnya terhenti saat ponselnya bergetar. Gadis itu memperhatikan Fransis yang menjawab telvon.
"Frans, cepatlah kekantor!"katanya terdengar panik disebrang telvon.
"Ada apa?"tanya Fransis.
"Ada manusia sok keren mencarimu."Ferdinan berkata sambil sesekali melirik pintu memastikan pria itu belum masuk. Fransis mengerutkan keningnya mendengar sahabatnya menyebut kata 'manusia sok keren', dia menghela nafas sungguh terkadang membuatnya tak habis pikir kenapa sang sahabat sangat membenci CEO dari cabang perusahaannya yang ada diluar negri itu.
Gino hernandes adalah Seorang CEO diperusahaan lonenlis dia juga sepupu Fransis yang menangani perusaan Lonenlis cabang di Inggris datang kemari untuk menemuinya dan sudah seminggu ini pria itu masih di Indonesia dan selalu bagai kucing dan anjing jika bertemu Ferdinan.
"Siapa?"tanya Seiran saat pria itu sudah mematikan ponselnya dan memasukkannya lagi kedalam saku.
"Tunangan'mu"jawabnya.
"Ada apa?"tanyanya lagi.
"Memintaku datang kekantor"jawab Fransis. Gadis itu mengangguk mengerti.
"Baiklah, ayo"katanya.
"Aku akan mengantarmu pulang dulu"kata Fransis. Gadis itu memandangnya ragu.
"Apa kau tau rumahku?"tanyanya tak yakin. Pria itu hanya tersenyum tentu saja dia tau tapi sekarang dia harus pura-pura tak tau karena dia juga tak mengaku sebagai tunangan gadis itu.
"Kau benar, aku tak tau"bohongnya. Gadis itu tersenyum manis yang selalu membuatnya ingin melihat senyum itu selalu.
"Kalau begitu, aku ikut saja denganmu"katanya memberi solusi. Pria itu hanya mengangguk namun saat dia hendak masuk kedalam mobilnya gadis itu menghentikannya.
"Tunggu!"serunya. Pria itu mengurungkan niatnya lalu menatap gadis itu penuh tanya.
"Apakah kau sudah tidak masuk angin lagi?"tanyanya khawatir. Pria itu tak langsung menjawab sebenarnya dia juga tak ingin terus berbohong tapi memang dia tak masuk angin, dia hanya bisa mengangguk agar gadis itu tak mengkhawatirkannya lagi, Seiran tersenyum pria itu segera masuk kedalam mobilnya diikuti dengan gadis itu lalu dia melajukan mobilnya.
*****
Hernandes merasa heran karena tidak mendapat jawaban dari sepupunya padahal dia melihat ada orang. Sementara itu Ferdinan membalikkan badannya agar tak dilihat wajahnya oleh CEO itu karena pasti dia akan langsung diomeli atau dimaki terlebih dihina bisa tuli telinganya nanti.
"Tuhan cepat kirimkan dewa penyelamat untukku atau manusia sok keren itu akan segera masuk"doanya sambil mendongakkan wajahnya keatas dan menyatukan kedua tangannya didepan d**a.
Ferdinan merasa ada yang tidak beres dalam ruangan itu tanpa banyak bicara lagi dia segera mendorong pintu itu lalu melangkahkan kakinya kedalam, dia menatap punggung pria berjas hitam itu penuh selidik dari atas sampai bawah dan kembali keatas lagi.
"Sejak kapan Fransis menggunakan jas murahan seperti itu"gumamnya curiga. Dan tentu saja masih bisa didengar oleh Ferdinan yang hatinya dongkol karena jasnya dianggap muraha, padahal jas hitam itu adalah dari hasil gaji berbulan-bulan dia bekerja sebagai pelayan direstoran tempatnya kerja dulu hanya untuk memenuhi permintaan sahabatnya berperan sebagai tunangan gadis yang dicintainya dan sekarang dibilang murahan mintak dijahit mulutnya memang.
"dasar sok kaya, murahan dia bilang murahan jasku, asal dia tahu saja jas ini harganya 10 jt mahal itu untukku"batinnya menggerutu. Bagi Ferdinan harga segitu sangat mahal walau mungkin bagi Hernandes sangat murah jadi dia bilang murahan.
"Frans"panggilnya.
"Hm"jawabnya singkat.
"Kau tidak turun derajat jadi kere'kan, Frans?"tanyanya memastikan. Alis Ferdinan jadi bertaut sungguh ingin rasanya dia melabrak CEO sok keren itu tapi dia harus sabar sampai dewa penolongnya datang.
"Tidak"jawabnya. Hernandes menautkan alisnya dia merasa suara ini bukan suara sepupunya tapi ... dia menyeringai saat dia tau siapa pria dihadapannya itu.
"Kau benar, kau tidak turun derajat tapi justru naik pangkat"katanya dengan nada mengejek. Ferdinan bertanya-tanya dalam hati maksud ucapan pria itu.
"Dari pelayan rendahan restoran kecil jadi supir seorang pemilik perusahaan besar, begitu'kan?, Ferdinan"katanya dengan nada menyebalkan. Dia sudah tidak dapat lagi menahan emosinya dia langsung berbalik dan menatap Hernandes nyalang.
"Dasar pria sok keren, sok kaya dan berkuasa, enak saja mengatakan rendahan padaku, kau itu yang manusia rendahan"sungutnya. Hernandes tidak terima dikatakan manusia rendahan jadilah mereka ribut kayak ibu-ibu arisan.
*****
Fransis dan Seiran baru saja tiba, mereka langsung masuk dan menuju lantai 27 diruangan Komisaris, saat berada didepan ruangan Fransis merasa mendengar keributan seperti pasar dia berfikir'sejak kapan ruangannya berubah jadi pasar', dia bahkan mendengar suara barang jatuh juga orang berkelahi hingga dia mempercepat langkahnya, Seiran merasa heran dengan perubahan sikap pria itu dia'pun ikut mempercepat langkahnya dia khawatir pria itu sakit lagi.
Mata Fransis membulat mulut Seiran terbuka seolah lupa caranya menutup mereka melongo melihat pemandangan diruangan itu. Meja yang sudah berpindah dari tempatnya dokumen dan berkas-berkas tercecer dilantai dan banyak jejak sepatu diatas kursi dan sofa yang ada dirungan itu. Dan paling parahnya Ferdinan dan Hernandes saling tindih sungguh pemandangan yang mengerikan.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN DIRUANGANKU?"teriakanya menggelegar. Sontak kedua manusia itu langsung menjauhkan diri masing-masing.
Hernandes merapikan jas dan dasinya yang sudah tak rapi sedang Ferdinan menunduk takut menatap sahabatnya.
"Rapikan tempat ini!,"perintahnya setelah itu dia meninggalkan mereka. Seiran masih menatap Ferdinan tak percaya sedang yang ditatap memasang wajah tanpa dosa.