Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa sudah pukul sepuluh malam di sana. Kelima orang yang menjadi uji coba obat berbentuk gas penawar zombie tersebut akhirnya mulai sadarkan diri. Tegar dan yang lain bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Belum pasti orang itu langsung pulih seperti sedia kala. “Wisnu, kau berjaga. Biar aku yang mengecek mereka. Rully dan Hesti tetap waspada,” lirih Tegar memberikan instruksi kepada yang lain. Kelima orang yang terbaring di lantai itu perlahan membuka mata dan mencoba duduk. Mereka bingung karena berada di tempat berbeda dari sebelumnya. Terakhir mereka sadarkan diri di tempat yang berbeda-beda dan saat ini berada di bangunan asing. “A-aku di mana?” “Di mana ini?” “Kenapa kepalaku pening, ya?” “Loh, kenapa aku tiduran di lantai?” “Ini di