Pada zaman dahulu kala sekitar 1000 tahun yang lalu, kaum Izia dan Yagonia tidak terpecah belah seperti sekarang. Mereka hidup rukun dan damai di dataran Yagonia. Bahkan orang-orang di seluruh Odessa mengenal Yagonia sebagai salah satu bangsa yang memiliki peradaban yang paling tinggi di masanya. Mereka menyembah satu tuhan yang sama yaitu tuhan matahari, karena kesamaan itulah membuat mereka bisa bersatu seperti sekarang ini
Karena menurut legenda Yagonia Zaman dahulu. Para dewa membentuk benua Odessa sebagai tempat yang layak ditempati oleh para ciptaan mereka. Tak terkecuali Dewa Matahari. Saat Dewa-dewa lain sibuk berperang memperebutkan takhta di singgasana kahyangan, Dewa Matahari malah turun ke Odessa memberikan rahmat bagi mereka yang dia kasihi. Pergi meninggalkan kaumnya sendiri demi ketenangan dan kebatinan.
Dewa matahari berkeliling ke seluruh Odessa. Hingga akhirnya sampailah di Yagonia, bagian paling barat dari Odessa. Tidak seperti tempat lain yang ia kunjungi, dikatakan Dewa Matahari menetap cukup lama disitu. Hingga membuat kaum-kaum yang berada di tempat lain iri dengan perhatian Dewa Matahari berikan pada kaum Yagonia. Seluruh orang dari berbagai ras pun ikut berbondong-bondong pergi ke barat demi mencari rahmat Dewa Matahari.
Namun hingga akhirnya, Semua ras menetap di Yagonia. Karena keberadaan Dewa Matahari semakin lama semakin berkurang. Kaum-kaum itu berperang satu sama lain, demi memperebutkan rahmat dari dewa matahari. Hingga akhirnya yang tersisa hanyalah Kaum Izia dan Manusia, kaum-kaum yang kalah pergi ke daerah asal mereka. Sementara itu, Manusia dan Kaum Izia mereka yang berhasil bertahan mendapat rahmat secara langsung dari Dewa Matahari.
Lama-kelamaan, keberadaan Dewa Matahari menghilang dari Yagonia. Manusia dan Kaum Izia mencari cara bagaimana para pengikut Dewa Matahari masih bisa tetap mengimani Dewa Matahari. Akhirnya mereka memiliki rencana untuk membuat Yagonia memiliki dua Penguasa. Penguasa Manusia dan Penguasa Izia. Mereka memerintah berdampingan bersama-sama hingga membuat orang yang ada Yagonia hidup makmur dan memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Raja-raja itu dibekali kemampuan yang sakti mandraguna agar dapat menghalau musuh-musuh yang kelak akan datang mengancam
Raja kaum Izia dibekali kemampuan energi sihir luar biasa maha dahsyat, sedangkan Raja Manusia dibekali kepintaran yang tiada tara. Kemampuan ini dibekali turun temurun kepada keturunan mereka yang kelak menjadi pemimpin di masa depan
Semuanya berjalan begitu lancar, hingga 1000 tahun yang lalu. Raja Izia yang terakhir iri dengan kemampuan Raja manusia yang memiliki kepintaran melebihi dirinya, sedangkan raja Manusia juga iri dengan Raja Izia yang kemampuan sihirnya di atas rata-rata. Mereka berdua percaya bahwa bila mereka membunuh salah satu darinya, maka kekuatan orang yang mereka bunuh akan menjadi milik mereka. Sejak saat itu dimulailah perang berdarah yang tak pernah disangka-sangka tiba.
Kaum Izia dan Manusia berperang. Meskipun memiliki energi sihir yang lebih rendah tidak mudah kalah dari kaum Izia. Mereka memiliki kemampuan intelektual tinggi dan kemampuan fisik luar biasa. Peperangan berlangsung dengan sangat sengit. Banyak korban berjatuhan di kedua sisi. Namun sampai pada akhir peperangan. Tetapi naasnya padukan manusia mengalami kekalahan, mereka sudah tidak mampu mengimbangi kekuatan Kaum Izia yang semakin lama semakin dahsyat
Kaum Manusia menggunakan s*****a terakhir dan paling pamungkasnya. Pusaka matahari. Diceritakan, Karena manusia tidak mampu memiliki sihir yang cukup untuk mengimbangi karunia yang Dewa Matahari berikan, Dewa Matahari akhirnya mengaruniai manusia dengan 12 pusaka yang masing-masing dari pusaka itu terdapat serpihan sihir dari dewa matahari. Pusaka-pusaka itu bukan digunakan untuk berperang, melainkan untuk menjaga diri mereka sendiri dari marabahaya.
Dalam peperangan terkahir melawan kaum Izia. Pasukan manusia menggunakan 12 ksatria terbaik mereka untuk menggunakan 12 pusaka suci matahari. Mereka menyerbua pasukan Izia dengan gagah berani. Kaum Izia yang hanya menggunakan sihir tidak bisa berbuat apa-apa. Kekuatan pusaka itu terlalu kuat untuk mereka yang hanya mengandalkan sihir. Lalu, pasukan Izia luluh lantak dengan tanah menyisakan anak-anak kecil dan wanita. Manusia berhasil mengalahkan dan mengusir kaum Izia dari tempat mereka sendiri
Pasukan Izia berada di kemelut yang amat besar saat itu. Sebagian besar dari mereka mengungsi ke berbagai daerah namun tidak ada yang cocok. Hingga akhirnya mereka menemukan hutan dengan pohon-pohonnya yang rindang dan biota alamnya yang sangat beragam. Mereka menetap di daerah itu, mereka menamai hutan itu dengan nama mereka sendiri, Hutan Izia.
Kaum Manusia yang mengetahui kalau kaum Izia tidak benar-benar pergi dari Yagonia, memutuskan untuk menyerang mereka sekali lagi. Dengan kuda-kuda berplat besi dan pusaka suci yang mereka punya, mereka menerobos ke dalam hutan membabi buta mencari kaum Izia yang tersisa. Namun naasnya, Manusia tidak pernah berperang di area yang sempit dan penuh dengan pepohonan padat seperti itu. Kaum Izia berhasil menghalau manusia yang datang dengan kemampuan mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat bersembunyi di balik pohon-pohon.
Tetapi usaha kaum Izia tersebut tidak cukup. Kaum manusia memutar otak mereka dan mencari cara. Dengan 12 pusaka suci yang ada di tangan, mereka mencoba menggabung pusaka itu menjadi sebuah s*****a yang maha dahsyat. Mereka berhasil menyatukan pusaka itu, membuat s*****a pemusnah massal mampu mengalahkan kaum Izia dalam sekali serang. sekali lagi kaum manusia mencoba menyerbu ke dalam hutan Izia menerobos ke dalam semak belukar.
Kaum manusia membawa s*****a itu ke bukit paling tinggi. Pegunungan Andex. Mereka membawa pusaka yang berbentuk seperti lonceng berukuran 4 kali manusia disusun ke atas dan mengarahkannya tepat ke arah hutan Izia mencoba meluluhlantakkan mereka dalam sekali serang. Kaum Izia yang mengetahui hal itu tak lantas diam. Mereka mengirim pasukan-pasukan terakhir mereka mencoba menerjang pegunungan demi mencegah p*********n itu.
Namun sia-sia s*****a berhasil ditembakkan. Energi sihir yang luar biasa dahsyat mengalir dalam deras di dalam corong pusaka mirip bel itu. Membuat aliran energi yang tak mungkin bisa dihentikan siapapun. Kecuali Dewa
Tiba-tiba dari tengah langit. Muncul sesosok cahaya berwarna kuning keemasan terbang melayang. Sosok itu terlihat seperti wanita dengan rambut terurai berai badan yang ramping. Baik prajurit Yagonia maupun Kaum Izia menyaksikan hal itu. Mereka tak percaya apa yang mereka lihat. Sosok itu terlihat mencoba menghalangi energi yang datang menyerang hutan Izia. Hingga akhirnya energi sihir yang keluar dari lonceng itu benar-benar habis tak tersisa. Sosok itu kemudian maju menghampiri manusia kini semakin jelas dengan sayap berwarna kuning transparan dan wajah yang memang seperti perempuan biasa. Mereka menghancurkan pusaka itu hingga berkeping-keping. Pasukan manusia yang menyaksikan penampakan itu tak bisa berbuat apa-apa mereka bergidik ketakutan.
Setelah itu, sosok itu melayang ke atas para prajurit Izia yang ada di bawah, sosok itu menyembuhkan para prajurit itu mereka dari luka-luka yang mereka derita. Para prajurit langsung saja bertekuk lutut menyembah sosok yang telah membantu mereka itu. Sosok yang tak mampu mereka mengerti dan pahami.
Tak berhenti disitu. Sosok itu kembali melayang ke arah hutan Izia, tempat dimana orang-orang yang tidak ikut dalam pertempuran bersembunyi. Mereka tak paham dengan apa yang mereka lihat, seakan-akan mata mereka menipu diri mereka sendiri. Namun tak lama kemudian, sosok itu menyembuhkan semua orang yang mengalami sakit-sakitan dan penyakit aneh. Mereka kembali sehat dengan normal. Menyadari kalau itu adalh karunia sosok itu. Semua kaum Izia menyembah dan memuja mereka. Sosok itu akhirnya tiba-tiba hilang meninggalkan jejak berupa cahaya berwarna kuning keemasan.
Beberapa hari telah berlalu, kaum manusia sedang merundingkan sosok apa yang baru ssja mengalahkan mereka. Para prajurit berkata bahwa itu adalah jelmaan Dewa Matahari yang turun ke bumi menyelamatkan kaum Izia. Mereka beranggapan bahwa tidak ada sosok lain di dataran Odessa yang mampu mencegah kekuatan sedahsyat itu. Namun para pendeta menenetang pendapat tersebut. Mereka beranggapan bahwa dewa ridak mungkin turun ke bumi dan menyelamatkan Izia. Dewa merupakan sosok yang maha adil bijaksana. Mereka pasti tahu apa yang diderita kaum manusia sehingga membuat mereka berperilaku seperti itu. Mereka menyangkal tentang apa yang mereka lihat sendiri.
Dan akhirnya, baik kerajaan maupun para pendeta memastikan bahwa itu bukanlah dewa matahari. Mereka menganggap itu hanyalah semacam sihir tipuan yang dihasilkan oleh kaum Izia. Dewa matahari tetap berada di kahyangan dan tak pernah turun ke bumi. Sementara itu. Salah satu pecahan pusaka suci akibat p*********n itu ditempa kembali menjadi sebuah emblem dengan sihir spesial, sihir yang dibuat oleh kaum penyihir. tanda kekuasaan Raja.
Sejak saat itu kaum Izia percaya bahwa Dewi Matahari akan turun kembali ke hutan Izia membantu mereka saat mereka benar-benar membutuhkan-Nya. Sosok itu sendiri belum pernah benar-benar menjelaskan siapa dirinya atau kenapa ia benar-benar menolong kaum Izia. Ada beberapa orang dari Kaum Izia sendiri percaya kalau itu bukanlah Dewi Matahari yang sesungguhnya. Melainkan iblis yang memperdaya kaum Izia sekali lagi dalam kemelutan.
Sebagai bentuk penghormatan. Kaum Izia membuat patung tentang Dewa matahari yang pernah mereka lihat. Mereka meletakkan patung itu tepat berada di tengah-tengah desa sebagai pengingat tentang penyelamat mereka. Sementara itu Yagonia dengan segala pengetahuan yang mereka punya. Membuat sebuah kuil Matahari yang bertujuan mengingatkan kembali ajaran dewa matahari yang diajarkan secara turun-temurun agar kembali menyembah kepada ajaran yang benar
Baik Kaum Izia maupun Yagonia terus saja menceritakan tentang legenda itu kepada anak cucu mereka. Namun seiring berjalannya waktu, banyak yang tidak percaya akan kebenaran dari legenda itu. Cerita tentang Dewi Matahari yang turun ke Izia terlalu mengada-ada dan sulit untuk benar-benar dipercaya.
***
Gavin kaget melihat tindakan kaum Izia yang tiba-tiba menyembah. Awalnya hanyalah orang-orang tua. Namun kelamaan orang dewasa sampai anak kecil ikut bersujud. “Apa yang terjadi Neville?” tanya Gavin kebingungan.
Sementara itu Neville mengamati apa yang kaum Izia itu lakukan. Mereka tampak bersujud dengan khusyuk, seakan-akan Dewa telah turun dan berhadapan dengan mata mereka. Di sisi lain, terdengar suara tangisan seduhan dari wanita yang amat sangat dan terdengar seperti mencoba berkata-kata namun tidak terdengar dengan jelas karena diiringi dengan isak tangis tersedu-sedu.
“Entahlah Tuan. Sepertinya penyebab ini semua adalah emblem yang anda angkat” mendengar ucapan Neville, Gavin langsung saja mendongak ke atas melihat emblem yang ia bawa. Namun tak berselang lama, Gavin menurunkan kembali pandangannya, Emblem itu mengeluarkan cahaya berwarna kuning keemasan yang sangat silau bahkan Gavin saja tak pernah tahu emblem itu bisa melakukan sesuatu seperti itu.
“Cahaya itu” Aalina yang juga ada disana tampak kebingungan. Cahaya itu adalah cahaya Dewi Matahari. Cahaya yang sangat tidak mungkin dilihat oleh Kaum Izia di zaman sekarang. Ia pernah mendengar legenda tentang Dewi Matahari dahulu kala saat ia masih kecil. Namun ia tidak percaya tentang kebenaran kisah itu, hingga ia akhirnya ia melihat sendiri cahaya itu
“Kalian semua tenang, itu bukanlah cahaya Dewi Matahari. Namun aku sebagai Tetua kalian akan segera semua menyelesaikan permasalahan ini secepatnya” dari balik kerumunan, terlihat Tetua Drehalna yang berjalan melintasi padang manusia yang bersujud. Mendengar ucapan Tetua Drehalna, mereka semua berdiri dan berhenti menyembah. Sepertinya Tetua Drehalna mengetahui sesuatu tentang cahaya itu