Kala itu mentari terbit malu-malu dari ujung timur, warna jingganya yang terang menyilaukan pemandangan. Dari arah timur sana lah terlihat sedikit ujung pulau Alf, pulau kecil itu hanya terlihat jika menatapnya lewat ketinggian pohon kelapa.
Vivian kini masih tertidur di dekat tubuh Nara, ia tahu hari ini adalah hari terakhir musim dingin dan ia yang ingin pertama kali melihat Nara bangun dari tidurnya. Namun, hingga kini tubuh pangeran kecil itu tetap seperti semula tak ada perubahan, atau mungkin memang belum waktunya untuknya membuka mata.
Dalam tidurnya yang begitu nyenyak ia merasakan sebuah sentuhan lembut pada rambut hitam, lebat. Belaian tangan itu lembut dan menggemaskan, dalam samar Vivian membuka matanya, masih dalam keadaan kantuk bahwa yang ia rasakan bukanlah sebuah mimpi
