Beberapa bulan yang lalu…
Pertandingan basket antar sekolah telah berlangsung di SMA Wijaya, suara gadis-gadis menjerit memenuhi lapangan ketika sang kapten tim berhasil memasukkan bola ke ring.
Dari semua gadis yang menyerukan namanya dengan penuh kekaguman, saat istirahat sedang berlangsung, mata Azzam tanpa sengaja menangkap sosok gadis tengah berjalan ke koridor sekolah dengan gitar di belakang, sesekali tersenyum membalas sapaan akrab dari siswa lain.
Puk!
"Kenapa lo?" tanya Malik setelah menepuk pundak Azzam, mengikuti arah pandang Azzam.
"Dia siapa?" bukan menjawab, Azzam malah balik bertanya menunjuk gadis yang ia maksud dengan dagu biar tidak kentara.
"Masa lo gak tau dia siapa? Kemana aja lo bro."
"Ck, kalo tau gak bakal nanya kali."
"Hehe iya sih."
"Jadi?"
"Azzura Benjamin kelas 2 b, salah satu gadis populer di sini dengan julukan romantic girl dengan petikan senar gitarnya yang indah dan juga suara merdunya bikin semua anak-anak sekolah suka sama dia."
"Jadi dia orangnya." Azzam memang sering mendengar para siswa membicarakan siswa bernama Azzura tetapi dia tidak begitu peduli sebab tidak mau membuang-buang waktu berharga miliknya dan memilih untuk fokus pada pelajaran tetapi sepertinya berbeda dengan sekarang, Azzam ingin mengenal lebih si romantic girl tersebut.
"Oyah, kalo gak salah dia sahabatan sama Delon deh. Kenapa emang?" tanya Malik menerima botol minum dari Delon.
"Kenapa?" tanya Delon ikut berdiri di sebelah Malik.
"Oh itu… "
"Punya kontak Azzura gak?" tanya Azzam tanpa mengalihkan pandangan dari Azzura.
"Azzura? Buat apaan? Bro kalo buat temenan doang gue kasih tapi kalo.. "
"Udah punya pacar emang?" potong Malik membuat Azzam beralih menatap Delon.
"Ya belum sih. Cuma ya gitu, Azzura orangnya tertutup kalau soal masalah pribadi belum lagi dia cuma fokus sama gitar. Bagi dia gitar segalanya. Dan gue sebagai sahabat gak mau kalau cowoknya nanti malah masalahin kesukaan dia itu."jelas Delon melambaikan tangan pada sang pacar yang tengah menunggu di antara penggemar Azzam.
"Oyah satu lagi," Delon menoleh ke arah Azzam, "Senyum segalanya bagi dia." katanya mengambil langkah ringan melihat Nayla melambaikan tangan.
"Senyum ya.. oke." Azzam Wijayanto sang kapten tim basket berjanji bakal membuat si romantic girl hanya tersenyum padanya.
"Lo suka?" tanya malik melihat gelagat Azzam, dan Azzam pun mengangguk.
"Serius lo? Demi apa, anjir!!"
Azzam tersenyum menyeringai berbalik saat pelatih berteriak untuk kembali ke lapangan diikuti Malik.
Sementara Delon, "Yang, aku ke sana dulu ya." pamitnya dan mendapat anggukan kecil dari Nayla.
"Jangan lupa, nanti ke aula sama anak-anak basket yang lain. Dari tim lawan juga, bilangin sama pak John." kata Nayla selaku ketua penyelenggara.
"Oke sip."
*
*
*
Sepuluh menit setelah pertandingan, kali ini lagi-lagi SMA Wijaya mencetak prestasi sebagai tuan rumah. Saat ini semua siswa-siswi tengah berada di aula, termasuk Azzam. Dengan satu sikut menyanggah memegang kaleng soda Pemuda itu tak sekalipun mengalihkan pandangannya dari gadis yang berada di podium sana.
Pertandingan kali ini sebagai tanda persahabatan makanya tuan rumah menyediakan berbagai makanan dan juga hiburan sebelum mereka kembali.
"Jadi dia orangnya,"
Dahi Azzam mengkerut mendengar celetukan dari seseorang di belakang. Ia yakin itu Rama tim rivalnya.
"Yes, gue denger dia pendiam beda kalau lagi diatas panggung pasti bakal senyum terus."
"Manis."
"Suka bro,"
"Orang b**o yang gak suka sama dia. Entar temenin gue ya, mau minta kontaknya."
"Cieee, Rama udah nemuin Sinta nya nih."
"Sialan lo, doain dong hehe."
"Hahaha, pasti bro. Iya gak guys."
"Iya dong, kapanlagi kapten kita nemuin Sinta nya."
"Hahaha serah lo dah."
Delon dan Malik diam-diam ngelirik Azzam tengah mengepalkan tangan, 'Lucu kalo lagi cemburu.' pikir keduanya tersenyum menyeringai menggeleng kecil.
"Halo selamat sore, "
Deg… deg… deg…
Apa ini? Apa sekuat ini efeknya? Hanya dengan tiga kata jantung Azzam berdegup kencang. Kepalan tangannya perlahan mengendur, tatapannya kembali fokus pada Azzura yang kini tersenyum.
Azzam seakan tuli dengan semua teriakan para lelaki di sana, hatinya benar-benar menemukan seseorang yang bisa membuatnya bergetar.
"Gue Azzura kelas 2b, selamat buat tim… emm, sorry tim apa?" entah itu sengaja atau tidak Azzura terlihat menunggu jawaban nya.
"Tim Tiger." seru siswa lain terutama para gadis menjerit kecil mengagumi sosok Azzam yang ngademin itu.
Azzura terkekeh. "Emm... bisa ya, semangat empat limanya terasa banget loh sampe aula jadi panas gini." candanya dan lagi-lagi Azzam di buat tak berkutik.
Para siswa-siswi berseru tertawa.
"Oke jadi khem makasih infonya, buat tim Tiger selamat jadi juara lagi, dan Tim negeri jangan patah semangat ya masih banyak di lain waktu." kata Azzura semakin melebarkan senyumnya, sebelum mulai Azzura mengangguk ke arah Nayla setelah itu melempar isyarat bahwa dia siap.
Jreng…
Suara gitar nan lembut mulai terdengar, jari lentik Azzura berhasil membuat mereka tidak bisa mengalihkan perhatian.
"Khem, mau Ungu dulu apa Orange nih.. " tanya Azzura Menaik turunkan alis melempar tatapan nakal pada teman sekolahnya, seakan mengerti dengan pertanyaan tersebut, anak-anak berteriak.
"UNGU DONG!!"
"Sudah kuduga hahaha." sejenak tertawa lalu, ”Adu mamae ada cowok baju ungu bikin saya terpanah~~~
Tiap dia tersenyum bikin hati tergoda
Mau tanya tanya dia siapa yang punya
Siapa tau belum ada kita mu masuk tengah
Sayang ko sungguh manis
Bikin sa tertarik~~~ "
"Adu mamae ada cowok baju orange bikin saya terpanah
Tiap tiap-tiap tersenyuman bikin hati
Tergoda.mw tanya tanya dia punya siapa
Siapa tau belum ada kita mw masuk tengah,
Sayang ko sungguh manis bikin sa tertarik
Bolehkah aku kenalan denganmu
Bolehkah aku mencoba dekati kamu
Bolehkah aku kenalan denganmu
Bolehkah aku mencoba dekati kamu~~~ " nyanyian terus berlanjut beberapa siswa ikut larut dalam nyanyian Azzura dan ikut bernyanyi.
Berbeda dengan Azzam, beberapa detik yang lalu mereka sempat melakukan eye kontak sebelum Azzura lebih dulu berpaling.
"Dia liat ke arah lo Ram, gila manis banget!"
Shit. Kesenangan Azzam terhenti mendengar seruan pede dari teman Rama. Cih, jelas-jelas gue yang dia liat, pikir Azzam mencoba untuk tidak peduli dengan apapun selain mendengarkan suara Azzura.
Indah.
Tiada ungkapan selain tatapan kagum dengan makhluk hidup ciptaan Tuhan begitu melihat senyum terus tercetak manis di kala godaan para teman sekolah untuknya.
Delon melihat Azzam lewat ekor mata menggeleng kecil merogoh handphone Android miliknya, mengotak-atik sebentar tidak lama kemudian dentingan kecil terdengar di saku Azzam. "Hadiah dari gue sebagai sahabat, tapi cuma mau ngingetin jangan sampai lo nyakitin dia karena gue gak mau Nayla sedih. So, lo bakal nemuin sesuatu dalam dirinya kalau lo bisa lihat itu." bisiknya tersenyum lebar beranjak dari tempat duduk menghampiri Nayla.
Azzam menatap kepergian Delon kemudian beralih menatap nomor hp Azzura di pesan masuk.
"Gitu banget bro, liatnya." Malik terkikik geli melihat wajah Azzam tampak memerah hanya karena nomor pujaan hatinya sudah ia dapatkan.
"jadi intinya, hati lo udah menemukan seseorang untuk menggantikan posisi yang telah berlalu? kalau gitu gue dukung deh." lanjutnya mendapat respon tak terduga dari Azzam.
"Hati gue bukan milik siapa-siapa, tapi sekarang ada dia."