PAKSAAN
“Aahhhk, Tuan, geli ... ummmmmm, sshht.” Hani sampai merem melek sembari mengigit bibirnya ketika mulut Tuan Yuan menempel di sebelah aset kirinya yang kembar. Aset kebanggaan bagi kaum hawa tentunya, dan sebelah tangan Tuan Yuan meremas lembut sebelah kananya, terasa masih kenceng, dan bagian ujungnya berwarna coklat muda, terlihat masih asli.
“Enak punyamu, manis, saya suka,” ucap Tuan Yuan berbisik.
Hani melenguh, tubuhnya semakin terkunci tak bisa lepas dari cengkraman pria dewasa ini, tak lain pemilik perusahaan ATALLA GRUP.
Tuan Yuan kembali menyesap, dia bak seorang bayik yang lagi kehausan. Pria ini hanya ingin menikmati ini saja, tidak ingin yang lain. Hani kembali mengigit bibirnya ketika pria itu berubah lagi menjadi sosok bayi usia satu tahun.
Lidah Tuan Yuan memainkan ujungnya yang berwarna coklat muda itu, sampai membuat tubuh gadis tak berdaya ini semakin kesulitan menolak rasa yang ada.
Dan anehnya, Tuan Yuan tidak sampai membuat tanda merah di sana.
Ketika pemilik perusahaan Attala grup merasa puas, ia pun berhenti dan membebaskan gadis itu.
“Makasih!” ucap Tuan Yuan, dia tidak peduli tentang status Hani yang notabene hanya seorang cleaning service, yang terpenting kebiasaan anehnya sudah terobati.
Hani menangis sesenggukan, dia merasa telah ternoda. Ia mengaitkan pengait bra yang tadi dilepas oleh Tuan Yuan, dan kembali merapikan seragam kerjanya.
“Berapa usia kamu?” tanya Tuan Yuan, “kau karyawan baru?” tanyanya lagi.
Tuan Yuan juga lagi mengancingkan kancing-kancing yang terlepas juga.
“19 tahun, Tuan,” jawan Hani menunduk, “saya baru masuk kerja hari ini, Tuan,” jawabnya lagi.
“Masih perawan?” tanyanya.
Hani mengangguk pasti, tentu saja dia masih perawan.
“Baik, saya mau kamu menjadi teman pemuas nafsu untuk saya,” ucap Tuan Yuan santai, dia duduk di atas meja kerjanya sembari menyentuh dagunya.
“Pe-muas naf-su? Ma-maksudnya bagaimana, Tuan? Saya tidak paham.” Tubuh Hani semakin gemetar, dia terlihat ketakutan padahal dia sangat menikmati permainan yang sukup menyita waktu, satu jam lamanya dan itu hanya bermain di situ saja.
“Seperti barusan. Ketika saya pengen itu, kau harus sip melayani saya.”
“Ta-tapi, Tuan – “ Hani menggelengkan kepalanya, dia tidak mau menerima tawaran Tuannya ini, meskipun rasanya nikmat sampai membuat Hani bergelora.
“Kalau kau menolak, saya akan cari data kamu. Dan saya akan buat keluargamu, orangtuamu, atau orang-orang terdekatmu akan hancur. Kau kenal saya, pasti? Saya Tuan Yuan Atalla, kau pasti tahu kekuasaan saya di kota ini,” ancam Tuan Yuan, dia terlihat tidak main-main dengan ancamannya.
“Ja-jangan Tuan, jangan lakukan apapun kepada mereka," pinta Hani lirih.
“Maka dari itu, terimalah tawaran saya. Siapa namamu?”
“Hani, Tuan!”
“Saya tidak akan sentuh bibirmu, dan tidak akan merampas kesucian kamu. Saya hanya membutuhkan aset kembarmu, sebab masih kenceng dan saya sangat suka. Cukup mudah bukan? Kau anggap saja saya ini bayi, haha. Saya akan bayar kamu 10 kali lipat dari gaji kamu, bagaimana? Kalau kau menolak lagi, saya bu-nuh orangtuamu yang sudah melahirkan gadis yang menyenangkan sepertimu.”
Hani tergelak.
‘Astaga! Ini orang waras gak sih? Dia punya kelainan apa sampai doyan nyusu diusia segitu? Gimana ini? Ancamannya sangat menakutkan. Tapi ... bayarannya gede, dengan uang ini aku bisa memberikan bapa modal usaha, agar bapa gak harus jadi kuli bangunan lagi.’ Batin Hani.
BRAAAK!
Hani terkejut saat Tuan Yuan memukul meja sangat keras. “Gimana, Hani? Kau mau melihat orangtuamu ma-ti? Atau kau- ?”
“Ba-baik, Tu-an. Sa-ya mau menerima tawaran Tuan,” jawab Hani menunduk.
“Bagus!”
“Sampai kapan, Tuan?”
“Sampai saya benar-benar puas, dan mendapatkan pengganti kamu yang lebih WAW,” ucap Tuan Yuan tersenyum nakal.
Yuan Atalla, usianya 30 tahun. Di usianya yang terbilang sudah tidak lagi muda memiliki kebiasaan ini sejak dia duduk dibangku kuliah hingga berlanjut sampai sekarang. Yuan belum pernah merasakan jatuh cinta, pacaran juga belum pernah. Yuan sering membayar jasa sugar baby atau wanita wanita kupu-kupu malam untuk memuaskan hasratnya yang aneh ini. Kebanyakan dari mereka sudah tidak gadis, buah dadanya sudah tidak kenceng. Maka dari itu, Yuan meminta gadis bernama Hani Pamela ini yang notabene masih perawan untuk menjadi teman jika sewaktu-waktu kebiasaan anehnya ini kumat.
‘Astaga! Gak ada batasnya.’
“Sekarang kau boleh ke luar, Sugar Baby Ku. Ini uang lima juta untuk bayaran selama satu jam,” ucap Yuan menyerahkan uang gepokan sebanyak lima gepok kepada Hani.
Hani langsung mengambil uang itu.
“Jaga asetmu dengan baik, saya akan pecat kamu jika saya tahu kau mengumbar buah dadamu kepada pria lain. Dan kau, harus mengembalikan dana yang saya berikan berkali-kali lipat. Kalau kau kabur, saya pasti akan menemukan kamu, karena utusan saya banyak, saya bukan orang sembarangan, jadi jangan macam-macam.”
Mengerikan sekali bukan?
Hani sampai merinding mendengar ancaman dari Tuannya ini.
“B-baik, Tuan.”
SEBELUMNYA.
“Hani,” panggil Pak Adam, kepala bagian cleaning service.
“Iya, Pak,” sahut Hani sopan.
“Sebelum pulang, kau bersihkan dulu ruang kerja Boss Yuan yang terletak di lantai 6,” perintah Pak Adam.
“Baik, Pak.”
Waktu sudah menunjukan pukul enam sore. Hani segera ke lantai 6 menuju ke ruang kerja Boss nya, pemilik perusahaan tersebut. Hari ini, hari pertama Hani masuk kerja, pertamakali juga Hani membersihkan ruang Big Boss. Sebagian karyawan sudah ada yang pulang, namun ada beberapa juga yang lembur.
“Di lantai 6 sudah sepi, mungkin sudah pada pulang,” gumam Hani.
Klek
Hani membuka pintu tanpa permisi, dia pikir pemilik Perusahaan sudah pulang namun ternyata belum pulang masih ada di ruang kerjanya.
“Ma-maf, Tuan saya lancang. Saya pikir, Tuan sudah pulang,” ucap Hani menunduk.
Yuan menatap Hani dari ujung kaki hingga ujung rambut. Bodynya pas sekali, seragam kerja yang Hani gunakan juga terlihat pas di body sampai bentuk dan ukuran buah d**a Hani terlihat. Yuan menelan salivanya kasar, dia memang lagi menginginkannya sedari tadi Yuan tahan karena tengah mencari seorang sugar baby yang beda.
“Kemarilah .... “ titah Yuan.
Ragu-ragu Hani melangkahkan kakinya mendekati Tuan Yuan, pintu tertutup bahkan langsung terkunci otomatis karena ada remote nya. Yuan mematikan CCTV, Yuan sudah tidak bisa menahannya lagi, dia benar-benar pengen menjadi anak bayi.
“TOLONGLAH ... saya ingin s**u bernyawa, saya sudah tidak tahan lagi. Uugghh!” Tubuh Yuan jatuh kedalam pelukan Hani.
“Tuan, maksudnya apa? Saya tidak bawa minuman yang Tuan sebut, saya hanya bawa air pel,” kata Hani tak paham dengan permintaan Tuannya ini.
Yuan mendekap tubuh Hani.
“Eh!” Tubuh Hani merasa terkunci, dia tidak bisa lepas dari cengkraman Tuan Yuan.
“Saya butuh milikmu yang ini,” ucap Tuan Yuan seraya menyentuh aset kebanggaan wanita yang menggantung di dadanya Hani. Gunung kembar Himalaya yang terlihat masih kencang.
“HAH?” Hani syok, dia merasa kesulitan untuk melawan.
Tubuh Hani di dorong kasar sampai terlentang di atas sofa, tubuh Tuan Yuan berada di atasnya. Gelora itu sudah mulai menjalar, Yuan tak bisa menahannya lagi.
“Tuan mau ngapain?” Hani mulai memberontak.
Plak
Tuan Yuan malah menamparnya.
“DIAM! SAYA BUTUH ITU!” bentak Tuan Yuan sembari melotot.
Hani menangis, dia sangat takut sekali, hendak melawan malah mendapatkan tamparan.
Tuan Yuan mengangkat pakaian Hani ke atas, dia juga melepas pengait BRA yang digunakan gadis itu, hingga si kembar mainan yang sering Tuan Yuan mainkan terpampang nyata di depan matanya.