Enam Belas

1504 Kata

“Lho, kamu di sini?” Tyaga terdengar heran melihatku berada di kamar Arora. “Memangnya enggak boleh?” celetukku tanpa mengalihkan fokus dari bayi mungil yang sedang kuganti diapers-nya. “Ya, boleh. Cuma heran aja, tapi baguslah. Kamu jadi bisa latihan mengurus Arora dari sekarang,” cengir Tyaga. “Mbak Milena sih udah mahir, Pak. Udah sering bantuin saya mengurus Arora.” Mbak Ira menimbrung sembari tersenyum lebar. “Masa? Kok aku enggak pernah lihat,” ucap Tyaga ragu. “Itu karena Bang Tyaga jarang ke kamar Arora,” tembakku telak, mengangkat Arora ke dalam gendonganku. “Karena aku sibuk.” Tyaga membela diri. “Iyaaa … sibuuuk,” sindirku. “Yuk, Mbak Ira.” Mbak Ira langsung berdiri dan menenteng stroller yang masih dilipat, siap membawanya turun. “Kalian mau ke mana?” tanya Tyaga. “Ja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN