2 juli 2020
Pemilikku selamanya
Episode 4
Firanda dan Maulana segera bergegas setelah menghabiskan makanannya, bahkan pria itu sudah berhasil membuat gadis yang dia sukai kembali ceria. Langkah mereka terasa ringan seperti tak memiliki beban apapun, pria itu tersenyum sendiri dalam hati, meski sekarang dirinya tak menggandeng tangan gadis itu, tapi ia merasa kalau mereka memiliki perasaan yang sama,” Fir,” panggilnya.
“ Hm,” jawab Firanda.
“ Jika boleh tau, kenapa tadi kau tidak langsung menemuiku?” tanyanya Maulana penasaran. Firanda menundukkan kepelanya, ia tidak berani mengakui yang sesungguhnya, takut jika pria itu tidak menerima alasannya. Maulana mengerutkan keningnya saat gadis itu terdiam dengan wajah tertunduk, ia jadi semakin penasaran,” Fir,” panggilnya lagi.
“ Tidak apa, kak, Lana. Aku hanya tidak ingin mengganggu kebahagiaan kakak dengan Syere, aku melihat kalian sedang asik bercanda,” jawab Fira. Pria itu mengangguk, ia mengerti maksud tersembunyi dalam kalimat itu.
“ Kau tidak perlu begitu, Fir. Aku dan Syeren tidak ada hubungan apapun, aku hanya berusaha menghargainya dan menghormatinya sebagai teman, tidak lebih kok,” jelasnya. Firanda merasa sangat lega mendengarnya , meski Ia tau kalau mereka juga hanya sebatas teman, tapi mendengar pria yang disukainya tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis lain, itu sangat melegakan.
“ Aku tau, maafkan aku,” sesalnya. Maulana tersenyum penuh arti, ia pun kembali menggandeng tangan gadis itu.
“ Kau sangat special,” katanya. Firanda tersenyum, mereka segera mempercepat langkahnya menuju kampus.
Baru saja kaki mereka menapaki halaman kampus, Syeren dan Andrian berlari menghampiri mereka. Syeren menggandeng tangan Maulana dan Andrian menggendeng tangan Firanda, membuat mereka bingung dengan sikap kedua orang itu.
Firanda segera menarik tangannya dari genggaman Andrian, gadis itu sangat tidak suka tangannya digenggam oleh pria lain selain pria yang ia suka,” Jangan pegang-pegang,” ketusnya.
“ Aku ada urusan denganmu, Firanda. Ikutlah denganku!” pinta Andrian.
“ Apa?” tanya Fira tak tertarik.
“ Sudalah, ikut saja! Lagi pula Syeren ada yang ingin dibicarakan dengan Maulana, masak kau akan membiarkan temanmu sedih? Syeren itu suka pada Maulana, “ bujuk Andrian. Gadis itu mulai memikirkan ucapan Andrian, ia melirik Maulana, pria itu nampak biasa saja, lalu memandang Syeren. Gadis itu memasang wajah memelas, dengan berat hati dia pun melepaskan genggaman tangan Maulana lalu pergi bersama Andrian.
“ Baiklah,” ucap Fira. Andrian pun tersenyum penuh kemenangan sambal melirik pada Maulana, kemudian segera membawa Fira bersamanya.
Maulana memandang hampa kepergian gadis itu, dalam hati sesungguhnya ia tak rela melihat gadis yang disukainya pergi bersama pria lain, meski dirinya tau mereka tidak memiliki hubungan khusus, tapi tetap saja tidak rela. Pria itu mengalihkan perhatiannya pada Syeren, gadis itu nampak sangat bahagia, tapi dia hanya merasa biasa saja seakan tak perduli mau gadis itu bahagia atau tidak, ia bahkan kesal mendengar Andrian mengatakan bahwa gadis itu menyukainya dan membuat gadis yang disukainya pergi bersama pria lain.
“ Ada apa?” tanyanya Jutek. Syeret mengertucutkn bibirnya, ia pura-pura kesal melihat sikap pria itu padanya.
“ Maulana, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, ikutlah denganku!” pintanya. Pria itu menghela napas berat, sesungguhnya ia tidak ingin mengikuti permintaan gadis itu, tapi untuk menghormati sebuah pertemanan terpaksa dia bersedia.
“ Baiklah,” ucapnya. Gadis itu tersenyum senang, setelah itu tanpa permisi dia menarik tangan Maulana begitu saja.
Firanda POV
Langkahku pergi meninggalkan Maulana bersama Syeren, tapi hatiku tetap tak mau ikut bersamaku, aku berharap kak Lana tidak menerima perasaan gadis itu terhadapnya, karena hatiku tidak akan pernah rela, meski kini Andrian yang menggenggam tanganku, diriku tak merasakan apapun seperti saat bersama Maulana, yang ada justru rasa kesal dan ingin segera meninggalkannya dan kembali kepada pria yang kusuka, untuk memastikan bahwa dia tidak akan menerima gadis lain sebagai pengisi hatinya.
“ Fir, kau tau tidak? Aku punya sesuatu untukmu,” kata Andrian mulai berbicara. Aku sama sekali tak tertarik dengan apapun yang ingin dia berikan padaku, lagi pula bukankah dia tadi ingin mengatakan sesuatu yang penting padaku, bukan memberikan sesuatu, dasar aneh.
“ Bukankah ada yang ingin kau katakan padaku?” tanyaku jutek. Sebenarnya diriku bukan tipe orang yang suka pilih-pilih teman, tapi aslinya aku juga tidak bisa terlalu lembut-lembut pada orang. Dia hanya mengangguk tapi tak menjawab, ia terus berjalan entah mau membawaku kemana, sekarang kami sudah berada di lantai dua dan mau naik tangga lantai tiga, tapi sepertinya dia tidak ada niat mau berhenti.
“ Sebenarnya kau ini mau membawaku kemana?” tanyaku mulai kesal. Kakiku sudah pegal disuruh menaikki tangga terus, bukannya aku manja apa lagi mencari perhatian, tapi aku memang tidak bisa jalan jauh atau pun naik tangga.
“ Lantai tiga, disitu ada ruang music,” jawabnya. Ha? Buat apa dia memberi tahuku? Atau sebenarnya dia mau membawaku kesana, tapi untuk apa? Bukankah sebentar lagi ujian pelajaran agama akan dimulai?.
“ Lalu?” tanyaku malas.
“ Ya, aku ingin mengajakmu kesana. Aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu,” jelasnya. Malas sekali rasanya jika aku harus mendengarkannya bernyayi, jangankan dirinya, actor penyayi terkenal saja aku tak tertarik untuk mendengarkannya, apa lagi dirinya, ada-ada saja.
“ Bua tapa,si? Andrian, kau tau,’kan? Sebentar lagi ujian agama akan dimulai, buat apa juga kau mau membawaku kesana, apa lagi untuk mendengarkanmu bernyayi,” protesku. Hatiku sangat kesal padanya, sebenarnya bisa saja aku langsung pergi kalau saja tanganku tidak digenggam dan ditarik olehnya.
“ Aku tau, tapi sebentar saja,” paksanya. Ya, Tuhan tolong hambamu ini, aku sungguh tidak mau. Rasanya diriku ingin mengamuk di sini, kalau saja aku tidak ingat sekarang sedang berada di kampus, sudah pasti ku maki-maki pria ini.
“ Aku tidak mau, Andrian. Apapun alasanmu, aku tidak mau mendengarkanmu bernyanyi! Jika kau masih ingin memaksaku, aku akan memberikanmu sesuatu yang akan kau ingat seumur hidupmu dariku,” ancamku. Dia hanya tersenyum mengejek, oh, ternyata dia belum tau siapa aku, dirinya tidak tau kalau aku kalau aku sudah kesal, aku akan seperti monster dan dia berani meremehkanku.
“ Memang apa yang ingin kau berikan padaku? Ciumanmu, pelukanmu? Aku sangat berharap,” ucapnya mulai merayu. Dasar tidak tau diri, belum apa-apa kau sudah merayuku, kau piker aku wanita yang suka dirayu dengan rayuan tidak bermutu seperti itu, aku pun menghentikan langkahku hingga membuatnya menatapku bingung.
“ Ada apa, Fir?” tanyanya mulai bingung.
“ Jangan pernah mencoba merayuku! Aku tidak suka dengan pria yang suka menggoda wanita! “ ucapku dingin. Mataku yang sendu langsung berkilat tajam saat menatapnya, hingga membuatnya langsung melepaska tanganku dan memandangku takut.
“ Fir, aku mintak maaf. Tapi aku serius, aku menyukaimu,” katanya. Aku tak perduli apapun yang dia katakana, diriku langsung berbalik dan meninggalkannya.