Episode 9

1130 Kata
Seorang dokter pria dan wanita berjalan tergesa di Lorong rumah sakit,”Sudalah, Keysya. Ivan itu punya pilihan sendiri dalam menentukan siapa yang berhak berada dalam hatinya,”jelas dokter pria sambil terus berjalan mengikuti langkah gadis itu. “Kak. Kak, Reyhan,  itu harusnya mendukung hubunganku dengan Ivan, kakak,’kan, tau dari kecil aku sudah mencintainya, aku tidak bisa relakan dia begitu saja pada gadis tak jelas yang baru dia temui di kampusnya!”balas Keysya kesal. Gadis itu semakin mempercepat langkahnya meninggalkan Reyhan yang berusaha berlari mengejarnya, bagaimana pun juga adiknya perlu kebebasan. Keysya berhenti di depan pintu ruang rawat Firanda, dia menarik napas dalam lalu mengeluarkan perlahan, saat dia mengulurkan tangannya untuk membuka kenop pintu tersebut, ia melihat seorang gadis bersandar dengan manja di d**a pria pujaan hatinya, tanpa piker panjang, gadis itu membuka pintu ruangan itu dengan keras, hingga menimbulkan suara yang nyaring. Brak…   28 juli 2020 Pemilikku selamanya Episode 9             Maulana dan Firanda terkejut mendengar suara pintu dibuka dengan kasar, mereka pun mengalihkan perhatiannya pada pintu tersebut, terlihat seorang wanita memakai jas dokter, kulitnya putih, bibirnya tipis, hidungnya mancung serta rambut pirangnya sebahu berjalan kesal kearah mereka, hingga terpaksa gadis itu menarik kepalanya dari d**a Sang kekasih.             Ivan Maulana Rizky menatap jengah dokter cantic tersebut, ia sangat tahu maksud kedatangannya kemari pasti bukan melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter melainkan untuk memprotes pilihannya, karena dia tau dokter yang menangani kekasihnya adalah kakaknya sendiri. Pria itu bangkit lalu berjalan menghampiri Keysya,”Mau apa kau?!”tanyanya jutek.             “Van, kenapa kau bertanya begitu? Kau,’kan, tau kalau aku dari dulu mencintaimu, lalu untuk apa kau justru berpacaran dengan gadis miskin itu?!”balas Kesya marah sambil menunjuk Firanda yang tidak mengerti sama sekali tentang permasalahan mereka.             Fira terkejut, ia tidak menyangka kalau kekasihnya itu ternyata sudah dicintai oleh seorang dokter wanita yang sangat cantic dan pintar, selain itu ia juga dari keluarga terpandang, tidak seperti dirinya yang dari keluarga biasa-biasa saja. Ivan melirik Sang kekasih dengan ekor matanya, gadis itu terlihat sedih mendengar ucapan wanita yang sebenarnya sudah menyukainya dari dulu, tapi tidak pernah dia anggap, setelah itu ia kembali menatap Keysya sengit,”Jaga ucapanmu! Kau juga harus tau kalau aku tidak pernah mencintaimu, selama ini aku hanya menganggapmu sebagai teman biasa, tidak lebih,”tegasnya.             “Tidak, Van. Aku tidak mau, kau hanya boleh bersamaku, kau tidak boleh bersamanya,”balas Keysya sambil memegang lengan pria itu tapi segera ditepis oleh Ivan.             “Kau tidak perlu mengaturku, sekarang sebaiknya kau pergi!”usirnya sambil menunjuk pintu. Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat, dia tidak terima diusir begitu saja, ia kembali memegang lengan pria itu tanpa mau melepasnya.             Maulana benar-benar kesal dengan sikap keras kepala gadis itu, ia pun mengambil tangannya lalu menariknya keluar, tidak perduli dengan gadis itu yang terus meronta,”Jangan ganggu aku lagi!”perintahnya sambil menyentakkan tangan gadis itu, setelah itu ia segera menutup pintunya dan kembali pada gadisnya yang memandangnya sendu.             “Kau tidak perlu memikirkan ucapannya, yang harus kau pikirkan adalah bahwa aku sangat mencintaimu,”ucapnya sambil membelai lembut surai hitam gadisnya.             Kesya benar-benar jengkel, ia pun segera mengambil ponsel yang ada dalam sakunya lalu menghubungi ibu dari pria yang disukai,”Hallo, tante,”katanya pura-pura sedih.             “Ada apa, Key? Kau terlihat kesal,”jawab orang di sebrang telpon.             “Iya, tan. Ivan punya kekasih lain, dia mengatakan kalau aku hanya dianggap sebagai teman biasa, tidak lebih,”jawab Keysya.             “Sayang, tenang dulu! Biar nanti tante yang akan bicara dengannya, besok tante kembali ke Madangkara,”ucap wanita itu lagi. Gadis itu hanya mengangguk lalu menutup telponnya.     “Fir, kau mau makan buah?”tanya Maulana sambil menunjukkan layer ponselnya yang menunjukkan macam-macam buah segar.             “Tapi,’kan, tidak ada disini. Harsu beli diluar, kak Lana,”jawab Firanda sambil mendongakkan pandangannya sejenak, matanya memperhatikan Sang kekasih yang masih terlihat mengutak-ngatik ponselnya. Pria itu menganggu meneytui ucapan kekasihnya, kemudian dia kembali menyimpan ponselnya lalu menatap gadis itu.             “Kau mau makan apa? Atau buah apa? Biar aku belikan diluar,”tanyanya penuh perhatian. Firanda menggelengkan kepalanya, dalam hati ia tidak menemukan sesuatu yang ingin dimakankannya.                “Entahlah kak  Lana, aku juga tidak tahu,”jawabnya bingung.             “Apel, anggur atau buah pir? Spageti, burger,steak atau pizza?”tawar Maulana. Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.             “Aku tidak tahu makanan mahal seperti itu, tapi aku lebih suka kue tart, ehehehe…”jawabnya sambil terkikik malu. Maulana tersenyum melihat kekasihnya yang masih malu-malu terhadapnya, ia kembali menggenggam tangan gadis itu dan menggenggamnya lembut.               “Baiklah, tunggu disini! Oh, ya. Nanti aku sekalian mampir kekampus untuk melihat hasil ujian kemarin,”balasnya.             “Memangnya sudah keluar?”tanya Firanda penasaran.             Pria itu mengangguk,”Sudah. Syeren, yang memberitahuku,”jawabnya. Seketika ekspresi Fira berubah masam ketika mendengar nama gadis yang pernah membuat kesalah pahaman diatara mereka keluar dari mulut Sang kekasih, rasanya sangat tidak menyenangkan hati, karena dia tau gadis itu masih berusaha mengejar pria yang disukainya. Maulana memperhatikan air muka kekasihnya yang kini terlihat masam, dia lupa kalau baru saja telah menyebut nama gadis yang membuat mereka salah paham dan menyebabkan gadisnya mengalami musibah,”Fir, jangan kusut begitu mukanya! Aku tidak sengaja bertemu dengannya, jadi dia memberitahukua. Sayang, aku hanya mencintaimu, percayalah!” Ucapnya sambil terus menggenggam jemari mungil gadisnya dan memandangnya penuh kasih.             “Aku percaya,”jawab Firanda. Maulana tersenyum lega karena gadis yang dia sayang tidak kesal lagi, ia pun mengecup singkat keningnya kemudioan mengambil kunci mobil yang ada di saku celananya.             “Kak, Lana. Menggunakan mobil?”tanya Fira saat melihat pria itu memegang sebuah kunci mobil.             Maualana mengangguk,”Biar lebih cepat, tenang saja aku Cuma sebentar,”jawabnya berusaha menenangkan gadisnya yang terlihat sudah mulai gusar.             “Baiklah, hati-hati di jalan,”pesan Fira penuh perhatian. Pria itu mengangguk kemudian berbalik dan meninggalkan gadisnya seorang diri di kamar inapnya.   **             Sebuah mobil sport koegniseg XX trevita melaju dengan kecepatan sedang menembus jalan raya, terlihat seorang pria mengenakan kecama mata hitam duduk sebagai pengemudi, pria itu membelokkan mobilnya di gerbang universitas negri Madangkara. Sebelum keluar mobil, ia terlebih dulu mengenakan jaket bertudung lalu memakai tudungnya untuk menutupi kepalanya dan syal untuk meneutupi wajahnya, setelah memastikan tidak aka nada orang yang mengenali penyamarannya, barulah dia keluar.             Maulana membuka pintu mobilnya dan kembali menutupnya setelah dirinya keluar, dia berjalan dengan kepala tertunduk di tengah kerumunan para mahasiswa, langkah yang cepat dia ambil saat tak sengaja matanya mengkap sosok Syeren yang terlihat memandang kearahnya, dengan cepat ia melihat hasil pengumuman setelah itu ia segera kambali, tapi dasar Syeren yang selalu mengenalinya, gadis itu bahkan berlari memanggil Namanya sambil berjalan menghampirinya,”Mas, mas. Tunggu!”teriaknya.             Maulana tidak menghiraukan seruan gadis itu, ia segera bergegas menuju papan pengumuman tersebut, matanya mencari Namanya dan Sang kekasih. Pria itu tersenyum bangga saat melihat Namanya berada diurutan pertama dengan nilai yang sempurna sedangkah kekasihnya berada diurutan terakhir,”Kau tidak perlu kecil hati, Fir. Jika tau kau berada diurutan terakhir, karena aku akan tetap mencintaimu,”batinnya. Bagaikan bintang yang menghiasi langit gelap… Seperti itulah aku akan menyinari harimu yang penuh dengan kegelapan… Bagaikan rembulan di malam dingin… Bagitulah aku akan menghangatkan hatimu yang selalu kesepian… Bagaikan mentari yang terus menyinari bumi tanpa lelah…. Begitu pun diriku yang tidak akan lelah untuk menjadi penerangmu….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN