Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Dengan yang terjadi ini entah apa maksudnya. Mungkin habis ini aku akan tiba-tiba digerebek polisi, lalu aku akan tertangkap dengan barang bukti begitu?” Yaz tajam menatap Handi. “Oke. Kamu mencubit, maka akan aku balas cubit. Aku akan jadikan kalian yang punya barang bukti.” Yaz langsung membersihkan sidik jari dari barang bukti tersebut, lalu dia beri sidik jari Handi di barang bukti, sebelum dimasukkan ke sakunya Handi sendiri. Jadi sekarang barang bukti itu hanya ada sidik jari Handi. Clear buat Yaz. Dan benar tak lama kemudian ada polisi tiba-tiba datang menangkap Yaz, langsung ke Yaz, bukan mai kan informannya. Tentu Yaz tenang saja. Polisi tak menemukan apa pun dan malah menemukan barang bukti ada di saku Handi. “Yaz tolongin gue,” rengek Handi memelas. “Elo siapa? Gue enggak