"Syukurlah kalau prosesnya berjalan lancar," kata Juan yang terdengar melalui ponsel Arka. "Hm! Syukurlah," jawab Arka yang masih terdengar bergetar. Juan merasa aneh mendengarnya. "Ada apa dengan suaramu? Kau menangis, ya?" tanya Juan curiga. Arka tidak menjawab. Sejujurnya, dari tadi air mata Arka tidak berhenti mengalir. Ia sendiri tidak tahu kenapa? Ia masih amat terharu dengan kelahiran bayi kecilnya yang amat lucu. Juga tidak tega melihat Mentari yang kesakitan saat proses kelahiran. Arka menyeka air yang menggenang di kelopak mata dan menarik nafas panjang. "Kenapa kau menangis?" tanya Juan lagi. "Kau akan tahu saat menjadi ayah nanti." "Ya sudahlah. Untung saja tadi kau tidak lembur. Sekarang di mana istrimu?" "Dia tidur karena kelelahan mengejan. Lagi pula ini juga su