Arka duduk termenung di meja kerja dalam kamarnya. Ia duduk mendengku dagunya dengan kedua tangan. Ia ling lung dan sedikit menyesal setelah menentang ayahnya tadi. Namun, bagaimana lagi? Semua sudah terjadi. Waktu sudah menunjukkan pukul dua malam. Arka sama sekali belum memejamkan matanya. Hatinya masih tidak tenang. Tiba-tiba ia mendengar suara tangisan Kasih dari dalam kamarnya. Membuatnya tersadar akan sesuatu. Benar juga! Arka baru ingat sikapnya terhadap Mentari saat pulang tadi. Kenapa ia terlihat amat dingin?! Satu hal lagi. Rencananya untuk menyatakan perasaan pada Mentari benar-benar gagal total malam ini. Namun, ia sama sekali tidak memberikan penjelasan apa pun pada Mentari. Ia juga tidak bertanya bagaimana Mentari pulang, meski sebenarnya ia sudah tahu Mentari diantar Ed