“Bulan, maaf ya. Aku nggak ada maksud apa-apa. Aku Cuma mau bantu hangatin tubuh kamu lagi.” Lirih Andra berucap. Tak ada tanggapan, karna Bulan sudah menggigil, sampai bunyi gigi-gigi yang bergemeletuk itu terdengar memenuhi ruangan. Andra makin menaikkan selimut, sampai benar-benar membungkus tubuh Bulan dan dia sendiri. Satu tangannya ia usap-usapkan di tangan yang lain, setelah terasa hangat, ia mengelus punggung Bulan. Ah, sayang banget, pungggung itu tertutup oleh kain. “Lan,” panggilnya. Tak ada respon, gadis itu memejamkan mata dalam dekapan Andra. Pelan, Andra berusaha melepaskan dekapan, membuat kenyamanan Bulan terusik, lalu mengerjab tipis. “Kak ….” Rintihnya. “Lan, kamu ada minyak oles? Biar tubuh kamu cepet hangat.” Kepala itu mengangguk. “Ada di tas hitam.” Jawabnya