Mereka berdua memutuskan untuk masuk ke dalam kamar masing-masing setelah makan malam dan bertukar cerita sebentar. Meski merasa mulai sama-sama nyaman namun keduanya memilih untuk abai. Keduanya berniat mengistirahatkan tubuh dan bersiap untuk pekerjaan esok hari. Namun pada kenyataannya Kisya tak mampu memejamkan mata, rasa kantuk tak kunjung mendatanginya walau dia telah berusaha. Kisya pun bangkit, dan melihat jam digital di atas nakas. Sudah jam 11 malam, dan matanya masih terasa segar. Lalu dia memutuskan untuk turun dari tempat tidur, dan melihat ke luar jendela. Tampak lampu-lampu kota berpendar, dan semakin malam, suasana terlihat semakin semarak. Kehidupan kota Jakarta mulai menggeliat. Kemudian dia membuka pintu balkon, dan keluar. Berdiri di pinggiran dinding kaca setinggi