Menjemputnya pulang

940 Kata
Keesokkan harinya. Matahari pagi bersinar terang. Seorang pria tampan sedang duduk diatas singgasananya. Menggunakan mahkota kebesarannya dan juga pakaian mewah yang menandakan jika dia adalah seorang Raja dari kerajaan itu. Dia duduk dengan tegap dan tatapannya yang tajam setajam mata elang. Membuat semua orang yang hadir merasa tegang dan juga merasa takut, jika sang Raja akan marah kepada mereka. Raja itu tidak lain adalah Arysetya. Dia sedang memimpin rapat kerajaan yang setiap hari diadakan di ruangan istananya dan seperti biasanya. Mereka akan membahas tentang pemerintahan dan juga semua urusan tentang kerajaan. Baik rakyat ataupun yang menyangkut tentang pemerintahan di kerajaan itu. Aryasetya yang duduk sambil menatap semua orang yang ada dihadapannya. Aryasetya sebenarnya tidak mendengarkan ucapan dan laporan semua menteri yang ada disana. Karena pikirannya sudah melayang jauh keluar dari tempat itu. Pikiran Aryasetya hanya satu. Yaitu, dia ingin segera menyelesaikan rapat itu dan pergi meninggalkan Istana untuk menemui Adhisti. Ketika Aryasetya yang masih diam dan tidak bicara. Sang perdana menteri pun langsung terbatuk kecil dan berkata, "Yang Mulia. Semua sudah memberikan laporannya kepada anda. Lalu, apakah anda ingin memeriksanya?" Mendengar suara perdana menteri yang tidak lain adalah ayahnya Widuri. Aryasetya pun merasa sangat terkejut. Dia pun langsung menatap kearah perdana menteri dan menjawab, "Nanti saja. Saya ada urusan penting dan mungkin saya tidak akan kembali untuk beberapa hari ini. Jadi, saya tunda pertemuan ini dan kalian, boleh pergi sekarang juga," ucap Aryasetya. Dia pun bangun dari posisi duduknya dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Semua orang lun merasa sangat terkejut dengan sikap Aryasetya yang tiba-tiba menunda pertemuannya itu. Karena biasanya pertemuan rutin yang biasa mereka lakukan setiap hari. Setidaknya melewati setengah hari. Tapi ini, suasana masih pagi tapi pertemuan mereka sudah selesai. Apalagi mendengar ucapan Aryasetya yang akan pergi meninggalkan Istana. Membuat mereka bertanya-tanya, akan apa yang terjadi dengan Raja mereka. Saat Aryasetya berjalan pergi meninggalkan ruangan itu. Semua orang pun memberikan hormat dan mengatakan jika sang Raja akan selalu panjang umur dan diberkati oleh Dewa. Setelah Aryasetya sudah tidak terlihat lagi mereka pun ikut pergi meninggalkan ruangan itu dan kembali dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sedangkan Aryasetya. Dia langsung berjalan menuju kediamannya dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian pria biasa. Kepala pelayan yang bernama Puan pun merasa sangat terkejut melihat Raja yang Maha Agung telah menggunakan pakaian orang biasa. "Yang Mulia. Mengapa anda memakai pakaian sederhana ini? Anda sangat tidak pantas mengenakannya. Jadi, biarkan hamba mengambilkan pakaian anda yang memiliki kwalitas yang jauh lebih baik dari ini," ucap Puan, dia pun bergegas hendak pergi mengambilkan pakaian lain untuk Aryasetya. Namun, Arysetya langsung menghentikannya. "Tunggu! Jangan kamu ambilkan. Biarkan saja saya memakai ini! Saya tidak ingin jika penampilan saya menjadi pusat perhatian nanti. Terlebih, bukankah kamu tahu. Jika diluar sana banyak orang jahat yang mengincar nyawa saya," ucap Aryasetya. Dia sudah tahu, jika posisinya sebagai Raja telah banyak mengundang banyak musuh dan juga pembunuh. Dari semenjak dia masih dalam posisi Putra Mahkota. Dia sudah berkali-kali hampir mati ditangan pembunuh. Jika bukan karena pertolongan dari Adhisti. Mungkin dia sudah mati dan itu adalah awal pertama kali mereka bertemu sehingga pada akhirnya, mereka pun menikah dan kini, dia berpisah dengannya. Mengingat hal itu semua. Aryasetya sangat membenci dirinya yang tidak bisa menahan emosinya ketika dirinya sedang marah saat itu. Setelah mengenakkan pakaian itu. Aryasetya hanya mengambil beberapa potong pakaian dan beberapa uang secukupnya, lalu dia pun keluar dari kediamannya dan berjalan menuju pintu belakang istana. Puan mengikutinya dari belakang dan dia adalah pelayan setia Aryasetya. Sehingga kemanapun dia pergi, puan akan selalu mengikutinya. Aryasetya menghentikan langkahnya dan melihat kearah Puan. "Puan. Kamu tinggallah di Istana. Beri kabar kepadaku, jika ada yang mencurigakan. Saya mendengar. Jika Pangeran Attarwa telah kembali. Tolong awasi dia dan juga … Ibu Suri. Serta, selir pertama. Apakah kamu mengerti, Puan!" Ucap Aryasetya dengan nada memerintah. Puan pun menganggukkan kepalanya tapi dia merasa sangat khawatir dengan Aryasetya. "Baik Yang Mulia, semua perintah anda akan Hamba laksanakan. Tapi, kenapa anda tidak mengajak saya? Biasanya anda selalu mengajak saya Yang Mulia?" Tanya Puan dengan nada sedih. Dia seperti anak yang akan ditinggalkan oleh ayahnya. Aryasetya pun tersenyum dan dia lun menepuk pelan bahunya Puan. "Kamu tinggallah di Istana. Disini saya tidak ada yang bisa saya percayai selain kamu. Kamu sudah bersamaku sejak kecil. Jadi, saya sangat mempercayai kamu. jika kamu tidak akan mengkhianati saya," ucap Aryasetya dan dia pun melanjutkan ucapannya lagi. "Jadi, saya harap. Kamu tidak akan mengecewakan saya," ucap Aryasetya sambil tersenyum saat menatap wajah Puan yang kini berada didepannya. Puan pun menganggukkan kepalanya dan dia mengerti dengan apa yang Aryasetya inginkan kepadanya. "Baiklah Yang Mulia. Hamba akan melaksanakan perintah anda. Anda juga harus berhati-hati. Karena diluar sana sangatlah berbahaya," ucap Puan, dia sangat mencemaskan Aryasetya. Arysetya pun menganggukkan kepalanya dan dari belakang. Ada seorang pengawal memberikannya sebilah pedang beserta dengan sarungnya. Aryasetya pun mengambilnya dan dia membawa pedang itu dengan cara mengaitkan sarung pedang itu di bahunya. "Baiklah, saya harus pergi sekarang juga. Jaga istana dengan baik dan saya akan berusaha, akan segera kembali dengan membawa permaisuri kerajaan ini," ucap Aryasetya dan dia pun langsung menaiki kuda yang berada tepat didepannya saat ini. Kuda berwarna putih dan juga terlihat sangat gagah. Itu adalah kuda kesayangannya yang sering dia gunakan ketika dia sering pergi berjalan-jalan berdua dengan Adhisti dan itu sebelum dia menjadi seorang raja seperti sekarang ini. Setelah menaiki kuda. Aryasetya pun pergi meninggalkan istana melalui pintu belakang bersama sepuluh orang pengawal dan salah satu dari mereka adalah pengawal yang akan menuntunnya menuju tempat dimana Adhisti saat ini berada. Dengan membawa harapan, jika dia bisa kembali bersama Adhisti dan Aryasetya berjanji didalam hatinya. Jika dia tidak akan pernah melakukan kesalahan itu lagi. -bersambung- Dhini_218 Only on: Dreame n Innovel
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN