Wira menatap sederet tulisan itu dengan seksama. Rasa khawatir mencuat. Bagaimanapun, dirinya tidak bisa menghubungi Rinai. Gadis itu tak memiliki alat komunikasi. [Tolong cari tahu keberadaan Rinai. Saya segera kembali.] Petugas polisi tersebut baru saja menyelesaikan panggilan teleponnya. Dia berjalan dengan mimic wajah sangat terkejut. “S—selamat siang P—Pak W—Wira!” ucapnya sedikit terbata. Begitu rupanya tatanan kehidupan di sini. Hanya orang-orang yang berharta yang dianggap. Wira menatap dingin. “Jadi bagaimana, Pak? Bisakan saya di antar kembali ke tempat yang tadi?” ucap Wira datar. “Bisa, Pak! Sangat bisa. Mohon maaf kalau kami sudah ceroboh!” ucapnya tampak wajahnya cukup terkejut. “Gak apa, Bapak sudah menjalankan tugas dengan benar, hanya saja cara Bapak tolong di