Setelah mendapat penjelasan dari Tama beberapa menit yang lalu, Dhira cukup mengerti kenapa Tama memilih waktu yang sangat cepat untuk melangsungkan pernikahan. "Coba deh kasih taunya jangan dadakan gini. Mas hampir buat jantungku copot." Lalu menyesap minuman dingin yang ada di dalam gelasnya. Keduanya kini sudah berada di sebuah restoran, mengisi perut yang sudah berteriak meminta makan. "Kamu kebelet banget soalnya," sahut Tama santai. "Ih, kayak kamu enggak," cibir Dhira sekenanya. "Ya enggak mendadak banget juga kali mas. Banyak kan yang harus di urus, kalau mepet gini kita juga yang repot." "Semua sudah aku handle. Kamu tinggal duduk manis di rumah, siapkan tenaga kamu buat hari H besok." Mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum tipis menggoda Dhira. Dhira tersedak, nyaris
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari