Butuh waktu hampir dua jam bagi Ivan hingga ia akhirnya sampai kembali ke rumah. Ia berusaha menghubungi Frederick, tapi pria itu tidak juga menjawab panggilan teleponnya. Hal yang hanya membuat imajinasinya semakin melayang tidak karuan. Begitu taksi memasuki jalan berkerikil di depan rumahnya, Ivan segera membayar dan melompat keluar bahkan sebelum mobil benar-benar berhenti total. Didorongnya pintu depan yang sedikit terbuka dengan satu tangan. Gumpalan kekhawatiran kian menekan perutnya ketika melihat keadaan tubuh Frederick yang tergeletak di antara meja dan sofa, dalam keadaan tidak bernyawa diatas genangan darahnya sendiri. Pria itu mengeratkan rahangnya. Frederick sudah bekerja dengannya cukup lama. Walau tidak pernah membiarkan dirinya untuk memiliki koneksi lebih dari majik