30. Undangan

1773 Kata

Kini duduk di depan piano yang ada di tengah restoran, Scarlet berusaha menenangkan jantungnya yang melompat naik hingga ke tenggorokan. Baiklah, ia bisa melakukannya. Scarlet berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri. Ainara tidak mengenal rasa takut. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menatap ke arah tuts piano yang berwarna putih dan hitam. Permukaannya yang halus terlihat mengkilap memantulkan cahaya lampu gantung yang ada diatas kepalanya. Scarlet menegakkan punggungnya dan mengangkat tangannya, meletakkan jemarinya keatas kunci lagu yang hendak dimainkannya. Sikunya tertekuk, lengannya terjulur lurus ke dapan dan ia menarik nafas sambil memejamkan mata. Perlahan, suara-suara orang yang bergumam disekelilingnya menghilang. Ia tidak lagi membayangkan sedang berada di dalam hotel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN