Memaksa Windy …

1830 Kata

“Fandy ….” Windy langsung mendekap sang anak dan menggendongnya. Wanita itu bahkan tidak menoleh sama sekali ke arah Putra. Bahkan sebuah kata terima kasih pun tidak keluar dari bibir Windy. “Windy, tunggu!” Putra berusaha mencegah kepergian Windy. Windy langsung menghentikan langkah kakinya, “Terima kasih sudah membantu anak saya,” ketus Windy. “Windy, tolong jangan bersikap seperti ini. Bagaimanapun juga, Fandy adalah anak aku, anak kita. Aku juga berhak atasnya.” Tiba-tiba saja kalimat itu keluar dari bibir Windy. “Apa? Apa tadi kamu bilang? Anak kamu? Jangan mimpi, Bang!” Windy segera meraih tas. Ia letakkan tasnya di atas stroller fandy lalu ia segera melangkah meninggalkan tempat kuliner itu. “Windy, aku mohon tolong jangan bersikap seperti ini.” Putra menggenggam lengan kanan W

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN