*** [Rabu, 19 November. Pukul 22.15 WIB. Rumah besar di depan kediaman Riana] "Selamat malam semuanya. Aku Lily." Alina membuka pidatonya dengan menyunggingkan senyuman terbaik. Tidak ada sosok anak kecil dalam usia lima tahun dalam dirinya. Ia berdiri di hadapan puluhan pria dan wanita yang seusia Riana atau Arya. Beberapa mulai berbisik-bisik. Mungkin tidak suka dengan keangkuhan yang ditunjukkan Lily. "Aku tahu kalian tidak menyukai kesombonganku, yang dengan gamblangnya mengatakan akan memimpin kalian." Alina melihat seorang pria usia 20-an yang terus menatapnya sambil tersenyum. Alina sedikit gugup, ia kembali menatap yang lain dan sekilas melirik Derry yang setia berdiri di sebelahnya. "Aku tahu, aku bukanlah Mozart si jenius piano yang menciptakan simfoni di usianya yang masih