Jam makan siang pun tiba Fani dan Siska segera menuju kantin yang tidak jauh dari kantor, Fani memesan paket komplit nasi beserta lauknya, semangkuk bakso dan dua gelas es teh. sedangkan Siska hanya memesan semangkuk bakso dan segelas es teh.
"Fani, apa kau yakin bisa menghabiskan makanan sebanyak itu?" tanya Siska mengernyitkan dahinya.
"Tentu saja, tadi pagi aku belum sempat sarapan Sis, sekarang aku lapar banget," jawab Fani.
Fani tidak sabar menunggu pesanannya datang, setelah 10 menit makanan yang di pesan Fani dan Siska datang, Fani langsung menyantap semua makanannya sampai habis tak tersisa.
"Alhamdulillah kenyang," ucap Fani memegang perutnya.
Siska menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Fani yang menghabiskan semua makanannya.
"Aku tidak menyangka kau bisa menghabiskan makanan sebanyak itu Fani," ucap Siska terkekeh.
"Kan aku sudah bilang Sis, kalau tadi aku lagi lapar banget," Jawab Fani.
Setelah makan siang Fani dan Siska pergi ke Toko Buku, sebelum pergi Fani meminjam alat make up Siska karena Siska selalu membawa alat make upnya kemanapun ia pergi. Fani memoles sedikit bedak dan lipstik di wajahnya, lalu mengirim pesan singkat kepada Dave memberitahukannya kalau ia sekarang akan pergi ke toko Buku bersama Siska.
"Sayang, hari ini aku pulang cepat jadi aku dan Siska mau pergi ke Toko Buku sebentar, nanti aku pulang bersama Siska," pesan Fani.
Setelah mengirim pesan untuk Dave, Fani dan Siska pergi ke toko buku naik Taksi Online yang sudah di pesan Siska. setelah 20 menit mereka tiba di toko Buku, Fani dan Siska lalu masuk ke dalam toko buku mencari buku yang menarik menurut mereka.
"Sis, lihat ini ada buku bagus sangat cocok untukmu," ucap Fani tersenyum penuh arti.
"Mana sini aku lihat," ucap Siska penasaran.
Siska mengambil buku itu dari tangan Fani dan membaca judul bukunya, Bola mata siska melotot membaca judul buku itu.
'Cara cepat mendapatkan jodoh'
Siska lalu memukul pelan kepala Fani dengan buku yang di pegangnya.
"Fani, apa kau pikir aku ini tidak laku," ucap Siska mendengus kesal.
Fani mengelus kepalanya yang di pukul Siska sambil terus tertawa melihat wajah Siska yang kesal, ia lalu mengambil kembali buku yang di pegang Siska.
"Aku tidak berpikir begitu Sis, aku hanya ingin sahabatku ini segera menikah,".
"Fani, aku pasti akan menikah setelah aku menemukan seorang Pria yang mencintaiku dengan tulus memiliki wajah yang tampan, bertubuh sixpack tingginya harus 180 cm, dan yang paling penting dia harus kaya," ucap Siska tersenyum.
Sambil mengkhayal seorang pria tampan akan datang membawa cincin berlian untuk melamarnya, Fani gantian memukul pelan kepala siska dengan buku yang di pegangnya.
"Siska, berhentilah berkhayal tidak ada pria seperti itu di dunia ini, itu hanya ada di dalam cerita n****+,".
Siska mengerucutkan bibirnya sambil mengelus kepalanya, siska dan Fani lalu berjalan lagi mengelilingi rak buku mencari buku lainnya.
*******
Di sebuah Cafe mewah Reyhan bertemu dengan Pak Arya yaitu perwakilan dari perusahaan AF Group, berkat kemampuan dan kepandaiannya Reyhan berhasil meyakinkan Pak Arya dalam menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan SC Group. kini perusahaan SC Group sudah resmi bekerja sama dengan perusahaan AF Group.
"Begini Pak Reyhan untuk lebih lanjutnya Atasan saya meminta Presdir dari SC Group untuk datang secara langsung menemui Presdir AF Group di Singapura untuk menjalin silaturahmi sekaligus menandatangani kontraknya," ucap Pak Arya.
"Baiklah Pak Arya, nanti saya akan sampaikan dengan Pak Dave Presdir SC Group dan mengurus pertemuan mereka," ucap Reyhan.
"Kalau begitu terima kasih atas kerja samanya Pak Reyhan" ucap Pak Arya berdiri sambil menjabat tangan Reyhan.
"Iya sama-sama Pak Arya, senang bisa bekerja sama dengan Anda," Reyhan membalas jabatan tangan pak Arya.
Setelah Pak Arya meninggalkan Cafe, Reyhan kembali duduk menikmati secangkir cappuccino dan melihat pemandangan di luar Cafe dari dinding Cafe tersebut yang terbuat dari kaca.
Di sisi lain Fani dan Siska keluar dari toko buku tersebut, setelah mendapatkan buku yang mereka inginkan. tanpa sengaja Reyhan melihat Fani dan Siska baru saja keluar dari toko buku yang terletak di seberang jalan Cafe, Reyhan terus memperhatikan Fani dan Siska dari dalam Cafe sambil meneguk isi terakhir cappucinonya.
"Sedang apa mereka di sini," guman Reyhan.
Fani dan Siska berniat akan segera pulang mereka menunggu taksi Online yang sudah di pesan Siska, saat menunggu taksi datang, tiba-tiba ponsel Siska berbunyi. Siska segera mengangkat teleponnya.
"Halo ada apa Bu?" tanya Siska.
"Siska, ayahmu baru saja jatuh dari kamar mandi dan pingsan, cepat pulang Nak kita harus segera membawa ayahmu ke Rumah sakit," ucap Ibu Siska panik.
"Iya-iya Bu, Siska pulang sekarang juga," ucap Siska tidak kalah panik.
"Ada apa Sis, kenapa wajahmu terlihat panik?" tanya Fani penasaran.
"Fani, ayahku jatuh dari kamar mandi dan pingsan, ibuku memintaku segera pulang," jawab Siska.
Tidak lama taksi Online yang di pesan Siska datang, Siska langsung masuk ke dalam taksi lalu ia keluar kembali.
"Tapi bagaimana denganmu Fani?" tanya Siska.
"Kau tidak perlu khawatir Sis, aku bisa naik Ojek atau taksi lainnya sekarang yang terpenting adalah ayahmu Sis, pulanglah ibumu membutuhkanmu," ucap Fani tersenyum.
"Makasih ya Fani, kau memang Sahabat terbaikku," ucap Siska.
Fani menganggukkan kepalanya, Siska langsung masuk kembali ke dalam taksi dan melambaikan tangannya. Fani membalas lambaian tangan Siska. Rumah Siska dan Fani tidak searah jadi terpaksa Fani harus naik taksi lain, Fani berdiri di pinggir jalan berharap ada taksi atau tukang ojek yang lewat.
Setelah 10 menit bukan taksi atau tukang ojek yang datang tapi sekumpulan preman pinggir jalan datang menghampiri Fani, Fani mundur secara refleks saat salah satu preman itu berjalan mendekatinya.
"Hay cantik, sendiri aja mending gabung sama kita-kita," ucap Preman itu berusaha memegang tangan Fani.
"Jangan ganggu aku, lebih baik kalian pergi sekarang kalau tidak aku akan teriak," ucap Fani mencoba mengusir preman itu.
"Ha, ha, ha, ha, percuma aja teriak Neng di sini daerah kekuasaan kami semua orang takut dan gak ada yang berani melawan kami,".
Preman itu tertawa dan mulai nekat mendekati Fani, Fani lalu mengambil ponselnya dan menelepon Dave.
"Tut...tut. Tut,".
"Halo Sayang!" panggil Dave.
Belum sempat Fani berbicara dengan Dave, preman itu lalu merebut ponsel Fani dengan Kasar.
"Aaaahhh!" teriak Fani memegang tangannya.
"Sini, kembalikan ponselku!" teriak Fani lagi.
Dave mendengar suara riuh dan suara Fani yang berteriak membuatnya khawatir, Dave merasa sesuatu yang buruk sedang terjadi dengan Fani.
"Sayang, kau dimana Sayang!" teriak Dave panik.
"Wanitamu saat ini sedang bersama kami," salah satu preman itu menjawab telepon Dave.
"Siapa kalian!" teriak Dave.
"Kalau kalian berani menyentuhnya aku akan melenyapkan kalian!" ancam Dave.
Preman itu tertawa bersama preman lainnya mendengar ancaman Dave, preman itu lalu mematikan telepon Dave.
"Halo...Halo!" teriak Dave.
Dave semakin panik, ia lalu menghentikan rapatnya yang belum selesai. Dave menghubungi Reyhan untuk meminta bantuannya mencari Fani tetapi ponsel Reyhan tidak aktif, Dave semakin frustrasi dan mengacak-acak rambutnya ia merasa bingung harus mencari Fani kemana.
"Fani, kau dimana Sayang," guman Hati Dave.
Tanpa terasa bulir air mata mengalir dari sudut matanya, Dave lalu teringat dengan pesan singkat yang di kirim Fani. dalam pesan itu Fani akan ke pergi ke Toko buku bersama Siska, Dave lalu menghubungi Siska teman Fani.
"Tut, tut, tut,"
"Halo, siapa ini?" tanya Siska.
"Dave suami Fani, Siska apa kau tahu dimana Fani?".
"Tadi aku memang bersamanya, tapi kami berpisah setelah keluar dari Toko buku karena aku harus ke pulang mengantarkan ayahku ke Rumah sakit," jawab Siska.
"Dimana, dimana Toko buku itu cepat kirim alamatnya,” ucap Dave tidak sabar.
"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya sekarang," jawab Siska.
Siska lalu mematikan teleponnya dan mengirim pesan alamat toko buku itu kepada Dave, setelah mendapat alamat itu dari Siska. Dave segera mengendarai mobilnya secepat mungkin menuju alamat toko buku itu.