Setelah selesai berkemas, Dave pergi mengambil berkas di ruang kerjanya yang akan di bawanya ke Singapura besok, Fani duduk terdiam di tepi ranjang. "Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan supaya suamiku tidak pergi," guman hati Fani. "Sayang, kau kenapa?" tanya Dave yang tiba-tiba datang. "Sayang, perasaanku gak enak, apa tidak bisa di batalkan saja,". "Gak mungkin Sayang semua sudah di siapkan, itu hanya perasaanmu saja Sayang yang terlalu khawatir denganku,". "Tapi firasatku mengatakan akan terjadi hal buruk Sayang," ucap Fani. Dave duduk berlutut di hadapan Fani yang duduk di tepi ranjang sambil memegang kedua tangannya, Dave menatap dalam wajah istrinya yang penuh ke kecemasan. "Percaya denganku Sayang, aku akan baik-baik saja," Dave mengecup kening istrinya. Fani tidak bisa ber