EMPAT

1459 Kata
     Sepanjang perjalanan aku tidak bicara dengan Matt, untuk apa? Dia hanya berbicara jika ada sesuatu yang dia mau.      Selang beberapa jam aku dan Matt sampai di Pennsylvania,      "Aku ada urusan sebentar, kau masuk saja!" Matt menggeleng singkat sembari menunjukkan villa miliknya dan beberapa servant pribadi sudah menunggu.      Karena aku mainannya, dia mencampakkan ku begitu saja__aku belum pernah kesini sebelumnya__dan tidak memperdulikan aku sendiri. Malas berbicara dengannya aku pun membuka pintu mobil untuk keluar.      "Kau melupakan kewajiban mu Barbie" dia memintaku untuk menciumnya.      Dengan umpatan yang aku tahan di lubuk hati akhirnya aku mencium pipinya namun Matt mendorong wajah ku dan menciumi bibirku dengan penuh nafsu.      Sialan kau Matt!! [...]      Aku tidak tahu mengapa setiap kita pergi ke suatu tempat Matt selalu memiliki villa pribadi. Villa dengan gaya arsitektur bangunan kuno membuat ku kagum dan tersenyum senang, sejenak untuk melupakan pria licik itu,      "Selamat siang nona Candice?" Candice? Aku ingin memukul orang yang memanggilku seperti itu.      "Gill, kau disini?" Aku menoleh seketika dan membenarkan adanya raut muka masam.      "Ya, suami anda menyuruhku untuk datang ke villa ini" Gill menunduk ringan.      "Jangan berbicara formal Gill! Aku yakin kau lebih tua dariku" photographer tampan itu pun tersenyum manis membuat ku malu.      Darius Gilbert memang pria yang ramah dan baik, dia tidak memandang seorang wanita itu rendah. Dia lebih muda lima tahun dari Matt tapi sifatnya netral dan bisa di ajak bercanda,      "Mau aku foto sekarang nona?" Gill mengangkat lensa kamera yang menggelantung di lehernya.      "Tidak Gill! Aku bosan" faktanya aku bosan harus meliukkan tubuhku berpose foto untuk Matt.      Gill mengajakku keluar untuk melihat sekeliling villa Matt yang mempesona, bangunan yang kokoh dengan sentuhan arsitektur mahir ini selalu menampakkan diri Matt yang misterius.      Aku heran mengapa bangunan milik Matt selalu mencerminkan kepribadian dirinya, kepribadian yang sebenarnya belum aku ketahui. Tak jarang aku selalu berasumsi dia adalah penjahat kelas atas yang selalu licin akan setiap permainannya,      "Lihatlah, foto nona Can sangat sempurna" tak ku sangka Gill mencuri fotoku saat sedang melamun, aku malu dan meminta Gill untuk menghapusnya.      "Aku tidak akan menghapusnya, tuan Matthew akan senang melihat ini" senyuman Gill tak dapat aku mengerti.      "Tapi kan Matt tidak ada di sini, jadi tolong hapus segera Gill!." Aku berusaha meraih lensa kamera dari tangannya.      Gill menyembunyikan kamera miliknya ketika aku berusaha merebut dan menghapus sendiri foto itu, tapi Gill tiba-tiba menatapku dengan tatapan matanya yang sangat tajam. Aku pun malu dan langsung memalingkan pandanganku.      Kami menghabiskan sore yang cerah hanya melihat lihat sekitar villa, dan rasanya waktu itu begitu cepat untuk ku. Aku tidak ingin mengakhiri candaan bersama Gill, tapi apa boleh buat aku takut akan menjadi masalah. [...]      Setibanya di kamar, aku tersenyum melihat buket bunga mawar merah yang sangat cantik. Matt memang laki-laki romantis, tapi aku malas membahasnya. Ada terselip kartu hitam di buket itu.      Semoga nona Can menyukai ini. Gill      Gill? Aku syok melihatnya, bunga itu cepat-cepat aku singkirkan. Jika Matt melihatnya aku yakin Gill tidak hanya dipecat, tapi__aku tidak mau berfikir mengenai hal itu__. Hatiku terus saja menerka tanpa arah,      Kenapa Gill berani mengirimkan buket bunga ini untukku? Bukankan dia tahu bagaimana jika Matt tahu?      Malam pertama kalinya di Pennsylvania membuat perasaanku sangat tidak nyaman, jarak antara villa dan villa yang lain sangat jauh. Tidak seperti hingar bingar New York yang membuat ku tidak tegang. Matt juga belum kembali, paling tidak jika ada Matt aku tidak takut ada psikopat datang__karena dia lebih mengerikan__.      Pikiran yang tidak karuan membuatku teringat buket bunga mawar dari Gill, tidak biasanya Gill seperti ini. Dan hari ulang tahunku masih cukup lama.      Aku melihat ponsel dan memastikan tidak ada panggilan masuk dari Matt, tidak sanggup jika harus menjadi pelampiasan saat dia marah,      "Kau sedang menungguku Barbie?" Aku tersadar dan langsung beranjak dari tempat dudukku mendengar suara Matt.      "Matt? Aku hanya melihat suasana disini" Matt hanya membisu dan masuk menuju lantai atas.      Ada apa? Tidak biasanya Matt acuh terhadap ku, bukannya berharap dia agresif kepadaku tapi bahasa tubuh seperti itu bukan Matt yang sesungguhnya, "kau tidak mau menemaniku Barbie?"      Oh no! Aku mohon stop Matt!      Aku hanya melangkah mengikutinya, dari belakang Matt nampak gelisah tapi aku enggan untuk bertanya,      "Buka pakaian mu Barbie!" Tetiba tangan besarnya meraih pinggangku.      "Apa??" Tanpa dua kali berkata Matt langsung menarik lenganku, membuka sweater Hoodie dan celana panjangku. Lalu dia bertelanjang d**a dan membawaku ke atas ranjang, namun Matt hanya menarik selimut keseleruh tubuh ku dan memelukku dari belakang dengan sangat erat.      Terdengar suara nafasnya berat, entah apa yang sedang mengganjal di pikiran Matt. Dia hanya menciumi pundak ku, dan aku tidak merasakan gerakan apapun dari tubuhnya.      Matt terlelap seketika dengan nafasnya yang teratur membuatku tidak nyaman karena pelukannya, meski Matt biasa melakukan itu tapi kali ini dia berbeda dan tidak memaksa ku untuk bercinta dengannya.      Aku menoleh untuk melihat bahwa Matt sudah benar-benar tidur, wajahnya terlihat tenang dan damai. Bagaimana bisa dia seperti ini padaku? ***      Semenjak malam itu sudah dua hari ini Matt pergi tanpa mengajakku dan hanya mengatakan bahwa dirinya akan segera kembali. Hari ini hari terakhirku di Pennsylvania, besok Matt mengajakku kembali ke New York.      Aku memang sedikit tenang dan tidak ada yang membuatku muak, tapi sikap Matt yang seperti menunjukkan dia banyak pikiran membuatku bertanya tanya. Semalam Gill menelpon bahwa dia baru mencetak fotoku, dan Gill ingin aku melihatnya lebih dulu.      Tak menunggu lama Gilbert pun datang dengan Bumblebee kesayangannya, dia melambaikan tangan dan tersenyum kepadaku. Aku merasa Gill aneh sekarang, biasanya dia tidak pernah mengajakku bicara,      "Ini foto anda nona." Gill menyerahkan amplop coklatnya yang berisi foto baruku, tapi aku malu jika Gill melihatku membuka dan memperhatikan fotoku sendiri.      "Anda mau jalan-jalan nona? Aku bersedia mengantar" tawaran Gill nampak menggiurkan.      "Jalan? Aku tidak tahu tempat ini Gill" aku menjawab seadanya karena memang aku tidak tahu apa-apa tentang daerah ini.      Lalu Gill mengajakku ke Bald Eagle State Forest yang terletak tidak jauh dari villa Matt, dan aku mengiyakan ajakan Gill.      Tidak ada salahnya jika aku bersantai selama Matt pergi. Tempatnya indah dan masih asri mengingat ini terletak di pedalaman, mobil Gill berhenti dipinggiran jurang dan berpendapat jika aku dan Matt berpose di sini maka akan sangat indah.      Ya, memang aku tidak pernah foto berdua dengan Matt selain foto pernikahan. Aku tidak ada niat untuk foto bahkan berpose mesra dengan Matt, pasti nanti Matt memintaku untuk berpose vulgar.      Matt calling...      Gawat!! Matt sudah kembali ke villa?      Tanpa berfikir panjang aku mengangkat panggilan Matt, terdengar suara Matt yang tergesa-gesa,      "Kau dimana Barbie? Mengapa pergi tanpa sepengetahuan ku? Cepat katakan dimana kau!?" Tanganku gemetar membayangkan Matt akan marah dan memaksaku lagi.      "Nona Candice bersamaku tuan, di dekat jurang Bald Eagle State Forest. Kami hanya melihat lokasi yang pas untuk sesi pemotretan nona Can" Gill meraih ponselku dan berbicara kepada Matthew.      Gill berhasil melindungi ku walaupun alasannya sedikit menyebalkan. Entah Matt mengatakan sesuatu atau tidak namun Gill bilang bahwa Matt akan menuju ke sini.      Hatiku tak bisa tenang jika sudah mendengar nama Matthew, pria licik itu sudah menguasai seluruh hidupku.      Tampak dari kejauhan Matt menuju ke arahku, dengan raut wajah yang menyeramkan dan jas serba hitamnya itu memang menawan dengan langkah angkuhnya. Tanpa memperdulikan ada Gill, Matt menarik tanganku dan membawaku pergi. Aku berteriak kesakitan namun Matt tidak menghiraukan ucapan ku,      "Lepaskan aku! Kau sangat kasar Matt!" aku melepaskan genggaman tangannya dari tanganku.      Sambil mengusap tangan, aku yang kesakitan aku melangkah pergi meninggalkan Matt. Dengan cepat Matt mengangkat tubuhku ke kebelakang sehingga membuat kepalaku sulit melihat wajahnya.      "Turunkan aku Matt!! Kau sangat menyebalkan" dengan terus memukul pundak Matt aku berkata tanpa perduli lagi apa yang akan terjadi.      Matt benar-benar marah kepadaku, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga aku merasa mual dan pusing. Matt hanya melirik ke arahku yang ketakutan dan mengurangi kecepatan, lalu mobil Matt berhenti.      Matt membuka sebagian bajuku yang memperlihatkan perutku lalu Matt mengoleskan__sejenis minyak pereda mual dan pusing__kepadaku, aku tidak memandang wajahnya aku sangat kesal dengan sikap Matt yang arogan,      "Ini akan membuatmu lebih baik Barbie."      "Thanks" jawabanku singkat pantas untuk Matt yang menyebalkan.      Tidak bisa di mengerti sifat pria licik ini, kadang dia perhatian namun dia juga yang menciptakan kebencian untuk ku. Matt hanya tersenyum kecil dan menyalakan mesin mobilnya kembali.      Aku merasa tidak enak dengan Gill yang melihat perlakuan Matt terhadapku, aku juga tidak sempat mengatakan sesuatu ketika aku pergi. Keberingasan Matt terhadap ku semakin menjadi, sempat terpikirkan olehku untuk melompat keluar dari dalam mobil.      Ah tidak! Jika aku mati, maka aku tidak akan merasakan sakit. Tapi jika aku cacat__ No! [...]      Sesampainya di mansion aku tidak menghiraukan Matt meski dia memanggilku, tapi Matt memang berengsek. Dia mengangkat tubuhku dan membawaku ke kamar,      "Buka pakaianmu Barbie!" Aku hanya terdiam dan merasa ngeri melihat Matt seperti itu, "kau ingin aku yang membukanya?."      "Aku... Aku, maafkan aku Matt" Matt mengambil kamera DSLR miliknya.      "Mulai sekarang aku akan menggantikan Gilbert" menuruti semua perintahnya adalah hal yang akan membuatku aman.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN