Bab 12. Salah paham

1650 Kata
“Jangan beri dia uang mas!” Pekik Hanin dengan suara cukup lantang. “Baiklah kalau begitu aku yang membawa mobilnya kalian naik taksi saja.” Kata Zeelia melangkah menuju mobil yang terparkir di halaman rumah sakit itu. “Ya gak gitu juga dong Zel, kamu mengalahlah!” Kata Raka menghentikan langkah Zeelia lalu dia menoleh menatap Raka. “Kenapa harus aku yang mengalah terus mas, ini juga mobilku juga kan kita belinya patungan?” jawabnya santai. Hanin langsung menoleh ke Raka yang terlihat malu, kemudian dia kembali menatap Zeelia dengan marah. “Tidak bisa gitu mbak, itu mobil punya mas Raka dan kamu gak boleh memakainya.” Bentak Hanin membuat Zeelia melangkah mendekat. “Ssttt! Sayang jangan marah-marah lagi takutnya perutmu sakit lagi.” Kata Zeelia meredam emosi Hanin yang di angguki Raka. Tapi itu justru membuat Hanin semakin geram dan tiba-tiba menjambak rambut Zeelia. “Dasar kamu gak tahu diri kamu mbak!” Makinya sambil mengeraskan tariknya. “Aauuu.. Nin sakit.” Keluh Zeelia kesakitan. Hanin semakin menarik kuat rambutan Zeelia, sebenarnya bisa saja Zeelia melepaskan diri dengan mendorong Hanin. Tapi dia takut menyakiti bayi yang ada di dalam kandung Hanin. Biar bagaimana pun bayi itu tidak bersalah karena yang salah itu ibunya. “Nin lepaskan tanganmu jangan kayak begini, apa kamu gak malu dilihat banyak orang? Lepaskan Nin!” Pinta Raka mencoba melepaskan cengkeraman tangan Hanin pada rambut Zeelia. Saking sakitnya Zeelia sampai menitikkan air matanya. “Sakit mas, aauuu.. tolong ini sakit banget.” Keluh Zeelia menangis dan Raka masih berusaha melepaskan tangan Hanin tapi sulit. “CUKUP HANIN, LEPASKAN TANGANMU!” Bentak Raka yang sudah tidak sabar menghadapi istri keduanya itu. Hanin pun akhirnya mau melepaskan cengkeraman tangannya karena bentakan keras Raka. Karena Zeelia merasa malu dan menahan marah, dia berlari menuju taksi yang mangkal di depan area rumah sakit itu. “Zeelia.. Zeel!” Teriak Raka memanggil Zeelia, ingin mengejar tapi di tahan oleh Hanin. “Jangan di kejar mas!” Teriak Hanin membuat Raka kesal, dia langsung melangkah menuju mobilnya tanpa menunggu Hanin yang melangkah cepat mengikutinya dari belakang. Orang-orang yang ada di sana memperhatikan mereka bertiga dan banyak juga yang mulai berbisik-bisik. Dan itu membuat Raka dan Zeelia sangat malu berbeda dengan Hanin. Wanita itu terlihat puas telah berhasil menjambak rambut panjang Zeelia. Raka mengemudikan mobilnya dengan diam tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya, dia marah pada Hanin Wanita yang sedang mengandung anaknya itu. *** Saat di tempatnya bekerja, Zeelia terlihat tak bersemangat ketika makan siang di kantin. Dan itu terbaca oleh Freya sahabatnya yang bekerja di tempat yang sama. “Lo kenapa Zel?” Tanya Freya yang malah membuat Zeelia langsung berkaca-kaca. “Gak kenapa-kenapa Rey.” Bohong Zeelia sembari mengusap sudut matanya. Freya terkekeh mendengar kebohongan Zeelia dia tak percaya dengan ucapan Zeelia. Karena itu sangat terlihat jelas kalau Zeelia sedang sedih dan banyak beban. “Lo pikir bisa bohong sama gue? Gak Zel, gue tahu lo dan ini bukan gaya lo.” Kata Freya. Zeelia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan bahu yang terlihat bergetar. Freya menggeser duduknya ke samping Zeelia lalu mengelus punggung wanita itu agar merasa tenang. “Jika lo mau cerita lo bisa cerita sama gue, mungkin dengan cerita bisa mengurangi sedikit beban lo. Gue pasti jadi pendengar terbaik buat lo.” Kata Freya begitu lembut dengan masih mengelus lembut punggung Zeelia. Setelah agak tenang Zeelia membuka tangannya yang menutupi wajahnya dan mengambil tisu untuk membersihkan wajahnya. “Nanti setelah pulang kerja kita ke unit apartemen ya.” Ajak Zeelia dan Freya tersenyum mendengar temannya akhirnya mau berbagi. Meski pun masih nanti setelah pulang kerja. “Iya tapi kesayangan gue ikut ya, kan gue ngeri kalau kita cuma berdua di apartemen.” Kata Freya yang di angguki Zeelia. Dan dia melanjutkan makannya yang sedari tadi hanya di aduk-aduk saja. “Gak di habis in makanannya Zel?” Tanya Freya yang melihat Zeelia makan cuma sedikit. “Gak Rey, gue gak nafsu makan.” Jawab Freya yang kini sudah beranjak dari duduknya bersiap untuk kembali ke ruangannya. Begitu juga dengan Freya yang juga ikut kembali ke ruang kerjanya. Sebelum ke ruangannya Zeelia pergi ke toilet terlebuh dahulu untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar matanya tak terlalu sembab. Selesai menyegarkan diri Zeelia kembali bekerja seperti biasa. Dan setelah selesai Zeelia membawa beberapa berkas ke ruangan kerja Pak Bos. “Permisi Pak Bos!” Sapa Zeelia yang kemudian masuk ke dalam ruangan itu dan meletakkan berkas itu di atas meja Rendy. “Duduk sebentar Zel.” Pinta Rendy pada Zeelia yang langsung di turuti wanita itu. “Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?” Tanya Zeelia ramah. “Begini Zel, putraku sekarang sudah sembuh dan dua minggu lagi dia akan pulang menggantikan posisiku di sini. Jadi aku minta kamu bisa membimbingnya dan menjelaskan padanya tentang pekerjaan ini.” Zeelia mengangguk dengan ragu dia memaksakan senyumnya tapi sayangnya itu terlihat jelas oleh Rendy. “Kenapa Zel? Kamu keberatan ya?” Tanya Rendy menatap Zeelia dan menghentikan pergerakan tangannya yang sedang memeriksa berkas. “Eee... enggak kok Pak Bos hanya saja saya merasa takut. Hehe..” Katanya cengengesan. Rendy mengerutkan keningnya mendengar jawaban Zeelia. “Takut? Takut kenapa Zel?” Tanya Rendy penuh selidik. “Mmm.. itu.. takut putra Pak Bos galak dan gak cocok dengan kinerjaku.” Jawab Zeelia dengan ragu sembari memainkan jarinya. “Haha.. dia anaknya baik kok, pasti dia juga suka dengan kinerjamu. Selama ini dia juga memantau pekerjaan kita dari jauh.” Kata Rendy setelah tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Zeelia yang sangat lucu baginya. “Iya baik dengan Pak Bos , kalau sama saya galak terus jail sama saya takut di suruh aneh-aneh juga.” Katanya cemberut. “Dari mana kamu bisa memiliki pemikiran seperti itu?” Tanya Rendy memicingkan matanya. “Ya dari n****+ yang saya baca Pak.” Jawab Zeelia tertunduk dengan masih memainkan jarinya di pangkuannya. “Percaya kok sama n****+, n****+ itu cuma fiktif bukan kisah nyata. Tersesat kamu kalau percaya sama n****+. Gak ada cerita yang kayak gitu.” Kata Rendy kesal. “Ada kok Pak Bos, tapi tidak semuanya sih hanya sebagian yang nyata. Tapi beneran ada kok Pak Bos.” Zeelia tetap kekeh dengan pemikiran buruknya. “Dasar kamu ini pintar banget jawabnya, sudah kembali bekerja sana!” Kata Rendy kesal dan pria paruh baya itu kembali mengerjakan pekerjaannya yang tertunda gara-gara Zeelia. *** Di lain tempat. Raka tak dapat konsentrasi saat bekerja, dia ke pikiran Zeelia dan Hanin. Dia merasa begitu kasihan pada Zeelia yang tadi pagi menangis karena di jambak Hanin. Dia juga sangat kesal sama Hanin yang telah berbuat nekat, menjambak rambut Zeelia sampai rontok begitu. “Astaga kepalaku pusing banget memikirkan mereka berdua.” Gumam Raka mengacak-ngacak rambutnya. “Hanin sungguh keterlaluan, lalu bagaimana dengan perasaan Zeelia sekarang ya?” Raka sungguh stres saat ini. Pekerjaannya jadi kacau dia tidak bisa konsentrasi sama sekali. Bahkan dia menghubungi Zeelia tapi tidak di angkat olehnya. “Aku mohon angkatlah Zel, jangan buat aku tambah mencemaskanmu.” Gumamnya sedih. Saat jam pulang kantor Raka memutuskan untuk menjemput Zeelia. Tapi ternyata sudah sepi, karena dia terlambat menyelesaikan pekerjaannya. “Permisi Pak, apa Zeelia Sekretaris Presdir sudah pulang?” Tanya Raka pada seorang satpam di sana. “Baru saja mas, sama mbak Freya.” Jawab satpam itu dengan begitu ramah. Raka cukup kecewa dia melangkah menuju mobilnya dan melajukannya menuju rumahnya bersama Zeelia. Tapi, baru saja dia pikir di halaman rumah ponselnya berdering dan itu dari Hanin. “Ya Nin.” Jawab Raka malas. “Cepat pulang mas jangan mampir-mampir dulu perutku sakit lagi.” Kata Hanin di balik telepon dan membuat Raka sedikit panik dan memilih pulang ke rumah barunya. *** Sedangkan di sebuah apartemen yang cukup mewah Zeelia dan Freya sedang duduk di ruang tengah dan Anthony berada di ruang tamu. “Ceritakan Zel, aku siap jadi pendengar terbaikmu.” Pinta Freya dengan lembut. “Suamiku menikah lagi Rey dan aku merasa terabaikan karena wanita itu sedang hamil. Dan wanita itu juga sangat manipulatif bahkan dia selalu membuat mas Raka marah sama gue.” Ceritanya yang membuat Freya sangat terkejut sampai mulutnya menganga. “Astaga Zel! b******k banget itu si Raka, ee.. tunggu dulu kenapa ini bisa terjadi Zel? Kalian kan terlihat baik-baik saja selama ini.” Zeelia menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya gue malu kalau cerita tentang masalah rumah tangga gue yang hancur sama Lo. Sebenarnya gue menyembunyikan kebenaran ini dari siapa pun, tapi sekarang gue benar-benar sudah tidak sanggup dan gue butuh teman buat cerita. “Ceraikan saja dia Zel, Lo itu punya pekerjaan yang bagus gue yakin Lo gak akan kekurangan meskipun hidup sendirian.” Saran Freya yang tersulut emosi. “Rencananya juga begitu Rey, Gue juga sudah ngumpulin semua berkas yang gue butuh kan. Tapi, gue belum bisa kalau harus secepatnya karena ada sesuatu yang harus Gue lakukan terlebih dulu.” Kata Zeelia. “Maksudnya gimana?” Tanya Freya agak bingung. “Anak yang di kandung Hanin bukan anaknya mas Raka.” Jawab Zeelia. “Dari mana Lo tahu kalau itu bukan anaknya Raka?” Tanya Freya semakin penasaran. “Dari hasil tes kesuburan kita berdua waktu itu, karena hasilnya..” “Hasilnya Raka yang mandul gitu? Dan Lo nyembunyiin dari mereka, terus yang di kira mandul itu lo ?” Sela Freya yang kesal sama sahabatnya itu karena mendapatkan anggukan kepalanya sebagai jawabannya. “Ceraikan saja dia dan gue yang akan bantu untuk mengurusnya.” Zeelia mengangguk dan memandang sekeliling apartemennya. “Iya, gue bakal tinggal di sini nanti, tapi gue ingin mengungkap rahasia itu dulu. Dan membuat mereka menyesal sudah menghina juga nyakitin gue Reya. Gue ingin membalaskan rasa sakit hati gue pada mereka semua.” Kata Zeelia penuh tekat. “Gue pasti dukung lo calon mbak janda.” Goda Freya. Zeelia mencebikkan bibirnya mendengar godaan dari sahabatnya itu. Dan tanpa mereka sadari ternyata Anthony mendengar obrolan mereka. “Zeelia mandul dan dia mau menceraikan suaminya!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN