Saat Lana tersadar, dia telah berada di ranjang single di suatu ruangan yang tak terlalu besar. Warna putih mendominasi ruangan ini, membuatnya seakan berada di rumah sakit. Namun jelas ini bukan di rumah sakit, ruangan dan peralatan di sini terlalu sederhana untuk sebuah rumah sakit. “Untung kamu sudah sadar, saya berniat membangunkan paksa.” Seseorang menegurnya dingin. Lana menoleh padanya dan menemukan pria m***m yang beberapa kali ditemuinya. Kali ini tak ada perasaan kesal, Lana terlalu lelah untuk bersitegang dengan pria itu. “Terima kasih,” cetus Lana pelan. Dia beranjak bangun, duduk bersandar di kepala ranjang. Pria itu mendekatinya dan memandangnya lekat dalam jarak amat dekat. Merasa jengah, Lana menundukkan wajahnya. Pipinya merona merah, kalau tak malu dia ingi