Di minggu pagi Ozie sudah terlihat duduk di teras rumahnya sambil menyetel joran pancingnya. Karena pada hari itu juga, Siangnya Ozie berniat mengisi kekosonganya dengan hobinya memancing ikan di rawa.
"Zie ... umpan dah siap?" tanya Joko.
Ozie menoleh ke arah Joko sambil mengangkat jempol tanganya.
"Udah, donk. Bro. Kita tinggal meluncur aja bawa gorengan sama kopi nanti kesana." jawabnya.
"Okelah kalau begitu, gua mau pergi ke warung Bu entin dulu cari Rokok." ucap Joko meninggalkan Rokok di dalam bungkusnya yang hanya tersisa satu batang lagi.
"Tunggu, Jok!" seru Ozie.
Joko berbalik dan menggedikan kepalanya.
"Mau ngapain lagi? pasti mau nitip. Iya, kan?" tebak Joko yang di angguki Ozie.
"Nitip apaan?" ketus Joko.
"Gue nitip rokok minak Djinggonya dua bungkus, ama terigu sekilo." pinta Ozie.
"Terigu buat apaan?" tanya lagi Joko.
"Gue mau bikin gorengan bakwan. Buat cemilan pelengkap mancing kita nanti di rawa sono." jelasnya.
Joko mengangguk paham. Dan kini mulai melangkah pergi meninggalkan Ozie untuk kasbon Rokok dan terigunya di warung Bu Entin.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Kini Joko memutuskan untuk kembali menemui Ozie guna menyerahkan Rokok Djinggo berikut terigu pesananya.
Setelah mendapatkan terigunya. Ozie terlihat langsung sibuk berkutat dengan alat alat dapurnya.
"Yang enak ya Zie, bikin bakwanya." pinta Joko.
"Siappp mas ,bro." jawab Ozie.
Sementara Ozie menggoreng adonannya. Joko terlihat berlari ke belakang untuk mengambil cabe rawit yang nantinya akan ia bawa juga untuk pelengkap goreng bakwanya.
"Ok, Brother. Ayo kita berangkat." ajak Ozie yang sudah menenteng bungkusan plastik hitam berisi bakwan berikut cabe rawitnya.
Joko mengangguk dan dan kini melangkah di samping Ozie sambil memegang dua joran pancingnya.
Ozie dan Joko kinj telah sampai di rawa Blo'on. Sebuah rawa yang terkenal dengan ke angkeran penghuni sang penunggu rawa Blo'on.
Ozie dan Joko terlihat mulai melemparkan kail pancingnya ke tengah rawa. Berharap di dalam hatinya akan ada ikan yang menyantap umpanya.
Sambil menunggu umpanya di santap ikan. Joko terlihat dengan lahapnya menikmati goreng bakwan yang di buat Ozie tadi di rumah sebelum menuju ke rawanya.
"Emmm enak." Joko dengan lahap memakan bakwan berikut cabe rawitnya.
"Makan aja lo dari tadi!" tegur Ozie.
Sudah hampir 3 jam berlalu. Namun belum satu ikan pun yang nyantol dan menyantap umpan yang mereka pasang pada pancingnya.
"Zie, perut gua mules. Gua balik duluan lah, gak kuat pengen boker." Joko berdiri dan langsung berlari meninggalkan Ozie yang masih terlihat santai menikmati rokoknya sambil menunggu sang Ikan mendekat dan menyantap umpanya.
Waktu maghrib tinggal beberapa menit lagi. Ozie bangkit dari duduk dan meluruskan pinggangnya yang terasa pegal.
"Gila udah hampir seharian, gue malah belum dapat ikan sama sekali. Yang benar saja." ucap Ozie.
Ozie yang merasa jengkel dan marah. Terlihat mengambil satu goreng bakwan dan melemparkanya ke tengah rawa.
"Makan tu bakwan!" bentak Ozie dengan marahnya.
Tak berselang lama. Terlihat beberapa gelembung udara yang muncul tepat di mana Ozie melempar goreng bakwannya.
"Hah ... apaan, tu?" Ozie yang melihat makin di buat penasaran olehnya.
Ozie kembali melempar satu goreng bakwanya tepat ke arah sekumpulan gelembung di tengah rawa.
Setiap Ozie melempar satu bakwan gorengnya. Gelembung udara di tengah rawa itu makin membesar dan bertambah banyak.
Tanpa di sadari Ozie terus melemparkan bakwan gorengnya ke tengah rawa. Hingga habis dan hanya menyiksakan bungkusan plastik hitamnya saja.
Ozie yang masih merasakan marah di hatinya. Kini dirinya me remas plastik hitamnya dan kemudian melemparkanya ke tengah rawa.
"Makan tu semua!" bentak Ozie.
Seketika Ozie terkejut membulatkan mata setelah melihat mahluk aneh yang menakutkan keluar dari tengah rawanya.
"Hei bocahhhh, mana cabe rawitnya!" seru si penunggu rawa dengan mulut di penuhi makanan dengan kedua tanganya yang sibuk memegangi goreng bakwan.