Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sikap Nina membuat Ben sangat cemas. Malam ini ia memutuskan untuk menginap dirumah orang tuanya agar ramai dengan orang banyak. Saat ini gadis itu tengah berbaring di ranjang sambil ditemani Prita. Ben tak ingin meninggalkan Nina sendirian walau hanya ditinggal mandi. Pintu kamarnya kini terbuka lebar, agar seisi rumah bisa keluar masuk dan menemani Nina saat ia hendak mandi atau melakukan sesuatu. “Hai Nin,” sapa Jo yang tampaknya baru sampai rumah dan segera masuk ke dalam kamar tidur sang kakak. Nina hanya diam memeluk gulingnya erat dan memalingkan wajahnya. Ia seolah sedang tak ingin dimarahi oleh siapapun karena sikapnya tadi. Ia tahu Jo akan sangat marah padanya. Melihat Jo tiba, Ben segera minta tolong pada adik dan adik iparnya untuk menemani Nina selama ia pergi untuk