Setelah malam itu, Citra lebih banyak diam. Pagi ini Citra membuat sarapan sendiri karena tak ada tanda-tanda bik Mar akan datang. Citra menata sarapannya di meja makan, di depan putrinya ataupun suaminya Citra memilih diam dan berbicara seadanya. Citra sadar, cinta sepihak memanglah menyakitkan dan juga memalukan. "Mama, Ara berangkat ya." Suara kecil Ara yang terdengar membuat Citra menoleh dan menganggukkan kepalanya singkat. Ara memeluk kaki Citra dengan erat secara tiba-tiba. "Mama Ara minta maaf, Ara tidak ada niat apapun untuk menyinggung mama." Kata Ara lagi seraya mengeratkan pelukannya pada kaki Citra. "Ara nggak salah kok, mama yang kurang sadar. Sekarang Ara berangkat ya, papa sudah menunggu di luar." Kata Citra yang langsung saja membuat Ara terdiam dan menganggukkan kepa