Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hampir sepanjang hari Juli menekuk wajah dan sesekali pandangannya mengarah ke handphone. Sejak tadi malam ia menanti kabar dari Rei tapi tak ada kabar yang didapatkan, bahkan pesan yang ia kirimkan tak ada balasan. Juli menghela nafas kesal sekaligus cemas. Banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Rei dan ingin mengungkapkan sebuah kata padanya. Kangen. Beberapa hari berpisah membuatnya kangen. Tidak pernah ia merasakan kangen seberat ini, sekalipun dengan pacarnya yang terdahulu. Tapi Rei berbeda, pria itu berhasil menaklukkan hatinya. Bahkan bayang-bayang wajahnya selalu hadir memenuhi mimpi dan khayalan Juli. 'Drrt...drrt.. drtt' Senyum Juli sumringah mendengar getar handphone dan berharap Rei yang sedang menghubunginya sekarang. "Eh? Jhony? Ada apa lagi nih bule?" Gumamnya dan