13. Hari Pernikahan Dua hari memang tidaklah lama, namun bagi Laiqa Ruqaya, dua hari itu seperti kilat menyambar. Begitu cepat. Dia merasa dua hari bukan waktu yang cukup bagi ia untuk menarik napas agar dadanya tak sesak, untuk mempersiapkan diri lebih banyak akan status barunya nanti. Perempuan itu menghela napas, ia sedang duduk di depan meja rias, memperhatikan wajahnya yang kali ini tampak sangat cantik dengan riasan pengantin khas Jawa Tengah. Dia sedikit mengulas senyuman tipis, semendadak apa pun pernikahannya, setidaknya ia memang harus mengumbar senyuman sepanjang hari ini. Mengatakan pada dunia betapa bahagianya ia akan pernikahannya. “Laiqa, ini jalan yang kamu pilih. Tidak ada kesempatan untuk mundur.” Laiqa menggumam di dalam hati dan mengangguk meyakinkan. Dia meman