Bab 22. Kebenaran Ducan menatap Alex dan Lauren dengan tatapan memelas. Kedua matanya buram karena air mata sudah siap meluncur dari pelupuk matanya. Akan tetapi sekut tenaga Ducan menahannya. “Anak lelaki tak boleh cengeng.” Suara peringatan Mom-nya dulu kembali terngiang. “Kamu tak pantas bahagia.” Lagi, suara momnya yang mengatakan dia tak boleh bahagia kembali terngiang. Dinginnya sikap Alex dan Lauren membuat perasaan Ducan lebih terasa sakit dibanding dinginnya perlakuan kedua orang tuanya. Mungkin karena sejak awal kedua orang tuanya tak pernah bersikap manis kepadanya. Berbeda dengan Alex dan juga Lauren yang selalu menyayanginya. Kini, saat keduanya bersikap dingin Ducan merasa tak ada yang tersisa dari hidupnya. Dia sudah menyerah untuk mendapat kasih sayang dan cinta