“Hei, gue gak sengaja. Jangan marah dong!” Sejak di parkiran supermarket sampai di rumah, Anjas terus menyalakan mode silent. Diamnya Anjas membuat Anes ketar-ketir dengan rasa bersalah. “Masak dulu buat gua, baru gua maafin,” ujar Anjas setelah meletakkan semua barang belanjaan di atas pantry. “Hah? Masa masak sih? Lain dong. Gue gak bisa masak, serius.” Anes berusaha bernegosiasi. Ayahnya saja ingin makan makanan yang dimasak olehnya saja dia dengan tegas menolak, apalagi Anjas, sosok orang luar yang mendadak masuk dalam kehidupannya. “Kalau lu gak masak, ya sudah gak usah makan malam. Gua mah gampang, tinggal pesan,” ujar Anjas dengan santai dan melangkah pergi, meninggalkan barang belanjaan yang belum dicuci dan di masukkan ke dalam kulkas. Lantas Anes bergeming. Yang dikatakan Anj