“Apa oh no? Lu sekarang istri gua, bukan sudah jelas kita harus melakukan itu?” Tatapan dan ucapan Anjas semakin membuat Anes sesak sampai tidak bisa bernapas sakit merindingnya. Bayangan menghabiskan malam panas bersama dengan Anjas semakin membuat pikirannya kalut. Jelas, Anes takut, tak bisa membayangkan bagian tubuhnya akan terkontaminasi dan jeritan sakit yang seakan-akan membelah tubuhnya meskipun pada akhirnya orang-orang akan berkomentar nikmat, tapi Anes lebih menitik beratkan rasa sakit. Entahlah, pikiran Anes kacau balau jika membahas malam pertama. “Gue gak mau. Bukannya lo bilang gak mau korbanin keperjakaan lo buat gue?” “Ya daripada lu disikat sama laki-laki lain, lebih baik gua yang pertama. Biar gua gak dirugikan,” ujar Anjas berterus terang membuat Anes menganga. “Apa