Berlian baru turun dari taksi. Ia sudah berada di depan rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Berlian baru pulang setelah dari butik. Setelah taksi pergi, Berlian berjalan ke arah rumah sembari mengambil ponsel di dalam tas. Sebelum masuk rumah terlebih dulu, Berlian mencoba menghubungi Agam kembali. Setelah mengusap layar ponsel sebentar, Berlian menempelkan ponsel ke telinga. Sayangnya hanya nada sambung yang terdengar. Mungkin ini sudah lebih dari sepuluh panggilan sejak Berlian perjalanan pulang ke rumahnya dari butik tadi. Agam masih tetap tidak mengangkat panggilannya. Berlian mendengkus kesal dan marah. Ia menjauhkan ponsel dari telinga dan mematikannya dengan kasar. Ia lalu mengkerutkan kening marah. "Ada apa dengannya, sih?! Kenapa dia sama sekali tidak