Minggat

1802 Kata

"Orin, aku..." "Tinggalkan aku!" potong Orin tak ingin mendengar perkataan Ikmal. "Aku hanya ingin...." "Tidak ada yang perlu dibicarakan! Keluar!" Orin marah, suaranya menggertak keras. Ikmal semakin terlihat frustasi. Ia pergi dengan ekspresi yang resah. Deringan hp membuat Orin menyambar benda itu. Nama Balqis menari di layar. Ada apa Balqis meneleponnya? "Ada apa, Bal?" Orin menggeser tombol hijau untuk menjawab telepon. "Bal? Apa itu?" "Namamu, Balqis." "Ya ampun, jangan potong namaku. Itu kedengaran jelek sekali. Sambungkan saja langsung, Balqis tanpa jeda," protes Balqis yang tidak rela namanya disebut separuh. "Baiklah, Balqis. Ada apa?" "Kamu dengar berita heboh yang rame di kantor kan?" Balqis menggebu- gebu. Orin gigit bibir. Berita heboh apa? Sejak insiden tertab

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN