episode 2: Ratu Sekar wangi

983 Kata
"Arsy, "Katanya. Gadis itu terlihat sangat panik membuat Zein menatapnya heran. "Zein , kau harus segera pergi menolong kakek, Iruga,"Katanya panik. "Kenapa dengan kakek?" Tanya Zein bingung. "Pangeran ,Ryusuke. Menangkap kakek ,Iruga, katanya akan dibawa kesel tahanan," Jelasnya. Uhuk...uhuk... Zein membekap mulutnya, matanya membulat saat melihat cairan kental berwarna merah tertinggal ditelapak tangannya. "Apa kutukan itu juga seperti virus dalam tubuhku?" Batinnya. "Kau kenapa, Zein? apa kau sakit?" Tanya Arsy. "Tidak, ayo kita temui kakek," Ajaknya. Arsy pun mengangguk lalu mengikuti Zein pergi. God's representatif Sekar wangi memegang dadanya lembut, entah kenapa dia merasakan debaran yang berbeda didadanya. "Kak, Zulka, "Gumamnya. ******* "Ada apa, Arsy? " Tanya Zein tiba-tiba, dia merasa ada yang memanggil namanya karena itu dia berpikir mungkin gadis itu yang memanggilnya. Arsy merasa bingung dia tidak merasa memanggil pria itu atau bertanya sesuatu tapi pria itu bertanya padanya. "Ada apa? aku tidak bicara denganmu, dari tadi aku diam mengikutimu, Zein," Balasnya. Pria itu hanya diam dia memikirkan apa yang terjadi pada perasaannya. Mereka terus melangkah hingga tiba disuatu taman niatnya kesel tahanan tapi karena Zein kurang tau jalan dia nyasar ketaman . "Zein, kenapa kita ada disini? aku tidak melihat ada sel tahanan, Zein. Seingatku ini tempat biasanya ratu, Sekar, melamun. Entah melamunkan apa?" jelasnya. "Sekar...ugh..". Bruk... "Zein...!" Teriak Arsy melihat pria itu terjatuh diatas lututnya. "Sial! apa lagi ini? kenapa tiba-tiba seperti ada yang melempar kepalaku dengan batu besar?" Umpatnya dalam hati. "Kau baik-baik saja,Zein? apa kau sakit?" Tanya Ranze kawatir. Pria itu tidak menjawab pertanyaan Ranze, dia segera bangkit namun saat dia hendak berbalik seseorang memanggilnya. "Kak, Zulka. "Rasanya Zein lupa bagaimana caranya bernafas mendengar suara yang dirindukannya. "Kak,Zulka. kaukah itu?". Zein Zulkarnain merasakan seseorang mendekat kearahnya, perlahan dia memutar tubuhnya kembali, hingga dia dapat melihat wajah cantik wanita yang dulu pernah dicintainya dan tak pernah berubah hingga kini. "Sekar wangi, " gumamnya. Wanita itu tersenyum lembut padanya. "Ratu, Sekar wangi," Sapa Arsy dengan sedikit menundukkan kepalanya. Wanita itu tersenyum lembut menanggapi sapaan Arsy. "Kak, Zulka. Sedang apa disini?,apa mencariku?". Tanyanya. Ingin rasanya Zein memeluk wanita itu tapi dia ingat bahwa wanita itu tidak pernah memilihnya tapi memilih suaminya, dia tidak ingin kecewalagi karena terlalu mengharapkannya. "Bukan yang mulia ratu, kami ingin pergi kesel tahanan, tapi, Zein. malah nyasar kemari," jawab Arsy. "Zein? "Tanya Sekar wangi bingung. Arsy mengangguk. "Siapa, Zein," Tanya Sekar wangi bingung. Arsy memandang pria itu mintak pertolongan. "Aku, dia memanggilku,Zein.Sekar," jawab Zein Zulkarnain. "Bukankah nama kakak adalah,Zulka," koreksinya. "Tepatnya, Zein Zulkarnain," jawab Zein Zulkarnain. "Benarkah, berarti kau adalah-". Ucapan Arsy terpotong saat dia menerima delikan tajam dari Zein Zulkarnain, gadis itu hanya mampu mengerucutkan bibirnya. "Kami harus pergi, Sekar. permisi," Pamitnya. Kemudian dia langsung menarik tangan Arsy untuk menjauh dari ratu Sekar wangi. "Aku merindukanmu yang dulu kak, Zulka, "batinnya. God's Representatif Arsy merasa kuwalahan mengikuti langkah Zein Zulkarnain yang panjang sedangkan tangannya terus ditarik. "Zein. Jangan cepat-cepat,"Pintanya. "Kita harus segera menolong kakek, Arsy, "alasannya. Padahal dalam hati pria itu hampir tidak bisa mengontrol emosinya, dia ingin mengamuk juga menangis mengingat betapa cintanya tak dihiraukan oleh Sekar padahal dulu Sekarl lah yang meminta dicintainya. Zein sama sekali tidak menghiraukan keluhan Arsy yang kesusahan mengikuti langkah kaki panjangnya, otaknya terus mengembara pada Sekar ,wanita paling dicintainya. Langkahnya terhenti saat dia melihat kolam renang yang sangat indah tepatnya tempat mandi para pangeran. "Hhh". Arsy bisa bernapas dengan lega akhirnya pria itu menghentikan langkahnya. "Apa kita sudah sampai,Zein ?" Tanyanya. "Iya tapi-". Jawabnya menggantung. "Tapi apa?" Tanya Arsy. Matanya langsung membulat saat melihat pemandangan didepanya para pangeran sedang mandi untung mereka hanya telanjang d**a. "Zein Zulkarnain...!"Geramnya. "Kita pergi,"Katanya. Kemudian Zein langsung berbalik wajahnya sudah memerah karena malu. Sudah dua kali dia salah tempat pasti sekarang gadis itu memaki-makinya. "Kali ini kau akan membawaku kemana lagi,Zein?" Cibirnya. "Kesel tahanan," Jawabnya singkat. "Kau tidak akan salah lagi,'kan, Zein ?" Tanyanya memastikan. "Tidak," jawabnya. Kemudian merekapun melangkahkan kakinya menuju sel tahanan. God's representatif "Ratuku,"Panggil sang raja. Ratu Sekar mengalihkan perhatiannya pada sang suami yang entah darimana bisa sampai ditaman ini. "Hanya menikmati pemandangan rajaku". Jawabnya. "Kau terlihat tidak bahagia?" Tanyanya. Ratu Sekar wangi tersenyum lembut menanggapi pertanyaan suaminya. "Maafkan aku rajaku, aku hanya bahagia bila didekat pria yang ku cinta,"Batinnya. "Saya baik-baik saja rajaku," Jawabnya bohong. "Aku merindukanmu ratuku mari kita masuk!" serunya. Ratu Sekar wangi pun mengangguk menuruti keinginan rajanya. ******* "Kau masih tidak mau berkata jujur, pelayan!" Bentak Ryusuke. Ctarr.... Sebuah cambukan kembali dilayangkan kepada tubuh kakek tua yang sudah rentah itu. Kakek tua itu hanya bisa pasrah karena memang dia tidak merasa berbohong, dia juga baru hari ini melihat cucunya bisa melompat terbang dan memiliki pedang indah itu. Pangeran Ryusuke benar-benar murka, dia mencabut pedangnya dan hendak menebaskan keleher kakek tua itu, pria tua itu sudah pasrah dia memejamkan matanya rapat. Crass.... Tes... Tes... Tes... Cairan merah kental tertetes membasahi lantai. Namun bukan darah dari kakek tua itu, tapi darah dari sebuah tangan yang menangkap pedang milik pangeran Ryusuke. Zein Zulkarnain menatap tajam pangeran Ryusuke, dia benar-benar marah jika saja dia tidak ingat akan kutukan yang akan menyiksanya sendiri sudah pasti dia akan berubah jadi iblis yang akan memusnahkan istana ini. Arsy menatap cemas melihat tangan Zein Zulkarnain sudah berlumuran darah. "Pantaskah seorang pangeran bersikap tidak adil pada rakyatnya?" Katanya dingin. Ryusuke menatap tajam Zein Zulkarnain, namun pria itu tidak pernah gentar sedikitpun. "Ow, seorang cucu yang baik datang menyelamatkan kakeknya," Sinisnya. Kakek Iruga membuka matanya, dia terkejut melihat tangan cucunya berlumuran darah. "Zein, "panggilnya. "Tenang kakek, aku tidak akan membiarkan manusia ini menyakitimu,"katanya tenang. "Kau ingin menyelamatkannya? kheh... kau belum tau, kau berbicara dengan siapa,"angkuhnya. "Aku tidak perlu tau pangeran, bagiku kau hanyalah sampah,"balas Zein Zulkarnain menantang. "b******k,!kau berani melawanku," Geramnya. Zein Zulkarnain hanya menyeringai, dia tidak pernah takut dengan siapapun bahkan kematian. Dia hanya melihat Sekar wangi bersama pria lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN