episode 4: Pedang Rajawali

1050 Kata
Ratu Sekar berlari menuruni tangga, dia keluar dari arena yang disediakan untuk para anggota kerajaan. Dia tidak memperdulikan tatapan terkejut dari seluruh pengunjung, bahkan sang raja sampai berdiri dia menatap tak percaya melihat ratu kesayangannya berlari menyongsong seorang pelayan. Sementara itu Zein hanya menatap sayu sang kekasih yang berlari kearahnya dengan terus berteriak memanggil namanya. Tubuhnya tidak bisa digerakkan seluruh tubuhnya terasa panas terutama diabgian d**a kirinya yang terluka. "Sekar, "Gumamnya lemah. Pangeran Ryusuke menatap tak percaya apa yang dilakukan pria itu, dia barusaja diselamatkan oleh orang yang ingn dibunuhnya, dua kali pria itu menyelamatkannya. Arsy jatuh bersimpuh diatas lantai tempat penonton melihat pria yang disayanginya tergeletak dengan luka yang terus mengucurkan darah. Sang kakek tak dapat lagi menyembunyikan kesedihanya air matanya menetes. Semua terasa begitu cepat para pangeran sock begitupun para ratu, ini terasa bagai mimpi buruk. ****** "Kak, Zulka." Ratu Sekar bersimpuh disamping tubuh Zein, dia mengambil kepala pria itu lalu memeluknya, air matanya terus mengalir, hatinya terasa hancur, pria yang begitu dicintainya terluka parah didepannya. "Kak, Zulka. Hiks...hiks..". Sang ratu menangis sambil memeluk kekasih yang tercinta. "Sekar...uhuk...uhuk.." Kata Zein lemah. Dia terbatuh darah, dia ingin mengatakn banyak pada sang kekasih namun rasa sakit pada lukanya memaksanya untuk berhenti. Sekar menatap pilu sang kekasih, sesungguhnya hatinya terasa tersayat melihat sang kekasih terlihat kesakitan. "Kakak, kenapa kau melakukan ini?" Pilunya. Pria itu menatap sayu sang kekasih, dia sangat merindukannya, tangannya yang gemetar mengusap air mata yang terus mengalir dipipi sang kekasih. "Ja-jangan me-nangis, sekar!" Pintanya dengan nafas yang sudah tersendat. Ratu Sekar menggeleng. "Tidak kak, jangan lakukan ini padaku, aku tau aku sudah banyak melukai hatimu tapi aku mohon bertahanlah". Tangisnya. Siapa saja yang mendengar akan ikut merasakan betapa sedihnya ratu cantik itu. Zein mengambil tangan Sekar lalu meletakkannya didada kirinya yang penuh dengan darah, bibirnya tersenyum lemah matanya menatap sang ratu penuh kasih. Seakan dia mengatakn rasa sakit ini tak seberapa jika dibanding pedihnya melihatmu menangis. "Uhuk...uhuk...uhuk..." Zein terus terbatuk darah. Ratu Sekar semakin panik, wajah sang kekasih semakin pucat tubuhnya terasa sangat dingin. "Kau harus menolong pangeran Ryusuke!"Katanya lemah. Pangeran Ryusuke tersentak dia menatap pria itu tak percaya, dengan kondisi semacam itu dia masih menghawatirkan dirinya. "Tidak, aku tidak mau kakak, dia sudah membuatmu begini," Raung sang Ratu. Pangeran Ryusuke menatap sendu ratu Sekar. Seumur dia mengenal istri ayahnya itu tidak pernah sekalpun dia melihat wanita itu terlihat begitu mengenaskan seperti sekarang. "Sekar- ". Ucapnya terpotong. Oleh rasa sakit yang sangat tak bisa dibayangkan, Zein reflek menekan dadanya yang terluka dan dibawahnya adalah tangan sang kekasih, matanya membulat sedetik otaknya berputar pada saat dia membelah gunung, telinganya mendengar jeritan kesakitan memilukan dari penduduk desa yang terkena imbas oleh perbuatannya. Ratu Sekar seakan lupa caranya bernafas saat telapak tangannya ditekan oleh tangan sang kekasih diatas dadanya yang terluka. Dia dapat merasakan semburan darah yang terus keluar dari luka itu. "Kak,Zulka,"Lirihnya. Perlahan mata pria itu tertutup sempura. "Tidak...." Raung sang ratu. Jdar..... Patir menyambar diatas langit. Mendadak awan menggelap, udara terasa sangat panas. Seluruh yang ada disitu menjadi panik, mereka bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Tapi sang ratu cantik itu tak perduli, dia hanya perduli pada tubuh sang kekasih yang sudah tak bergerak lagi. "Kakak bangun! aku tau kau marah padaku, aku mohon bangunlah! aku tak akan meninggalkanmu lagi," Rancaunya. "Ratu ,Sekar. Kita harus segera pergi sepertinya akan ada bencana,"Kata pangeran Ryusuke panik. Sekar mengalihkan perhatiannya pada sang pangeran, matanya menatap nyalang pada pangeran itu. "Kau..! kau yang membuatnya seperti ini, keangkuhanmu yang menyebabkan ini terjadi pangeran Ryusuke," Raungnya. Ratu Anasya langsung menuruni tangga melihat putranya disalahkan, ratu Yufa dan raja Warui juga menyusul ratu Anasya takut terjadi keributan. "Kau tak bisa menyalahkan putra ku hanya karena pelayan rendahan itu Ratu Sekar!"Bentak Ratu Anasya saat telah berada didekatnya. Ratu Sekar menatap sang kekasih yang telah mengorbankan nyawanya tapi tak dihargai, hatinya tak bisa menerima itu. Wanita itu bangkit lalu menatap Ratu Anasya tajam dan penuh kebencian, ratu Anasya sedikit terkejut dia tidak pernah melihat istri terakhir suaminya itu menatapnya seperti itu. "Kalian tidak pernah tau arti balas budi,"Desisnya. Ratu Anasya masih diam. Pangeran Ryusuke masih menunduk. "Kalau kalian pikir dengan tahta dan kedudukan kalian bisa menjadi mulia, kalian salah,"Teriaknya. Kini semua menyaksikan betapa murkanya ratu yang terkenal lemah lembut itu. "Kau dan putramu, kalian tidak lebih rendah dari iblis, hmmp," Ratu Sekar tersenyum miris. Ratu Anasya mendelik tajam sedangkan pangeran Ryusuke menatap tak percaya pada wanita itu. "Seorang pelayanpun juga seorang manusia, memangnya kalau tidak ada mereka siapa yang akan melayani kalian, kalau, kak, Zulka, tidak menjadikan dirinya perisai untuk putramu itu, masihkah putramu yang angkuh itu hidup?" Murkanya. "Katakan Ratu Anasya, apakah gelarmu sebagai seorang ratu itu berguna?". Teriaknya. "Ratuku tenanglah!" Bujuk sang raja yang kini sudah berada disamping ratu Sekar. Dia memegang kedua bahu istrinya. Ratu Anasya tidak terima dengan penghinaan yang dilontarkan oleh ratu Sekar. "Kau membela pelayan rendahan ini, jangan-jangan kau selingkuh," Tuduhnya. Lidah ratu Sekar tercekat, tapi dia berusaha mengontrol emosinya. "Aku mencintainya, aku menyayanginya karena dia kakakku," Bantahnya. Berbohong, dia terpaksa berbohong untuk menutupi hubungannya dengan Zein. "Jangan berbohong!" Tukasnya. "Sudah ratu Anasya, ratu Sekar tidak berbohong, dia sering menceritkannya padaku, dia tidak bisa membawa kakaknya kesini karena takut akan adanya Fitnah," ucap ratu Yufa melirik kearah ratu Anasya. "Baiklah. Sayang tenanglah! kakakmu akan dirawat oleh tabib terbaik diistana ini. Ayo! kita masuk sepertinya akan ada badai,"Katanya lembut. Raja Warui menuntun ratu Sekar untuk masuk kedalam. "Pengawal bawa saudara ratu Sekar dengan hati-hati! aku akan memanggil tabib kerajaan,"Perintahnya dan langsung dipatuhi oleh para pengawal itu. God's representatif Arsy dan Kakek Iruga menatap sedih pada pria yang kini terbaring lemah, matanya masih tertutup rapat tak ada tanda-tanda pria itu akan membuka matanya. Disampingnya seorang tabib masih memeriksa kondisi pria itu, luka tusakan pedang Rajawali telah diperban. "Tabib bagaimana keadaannya?" Tanya Iruga cemas. "Lukanya sangat parah, pedang itu menggores titik vitalnya tapi sungguh diluar dugaan, tuan,Zein. Masih bertahan," Jelasnya. "Tidak ada luka yang lain'kan?" Tanya Arsy memastikan. "Ini juga yang saya tidak mengerti nona, seluruh organ penting dalam tubuhnya seperti terbakar, paru-paru, hati, ginjal dan lambungnya," Katanya heran. Arsy nampak tak percaya dengan penjelasan tabib itu begitupun kakek Iruga. "Tapi apakah cucuku bisa ditolong?" Tanya sang kakek. "Meski sangat sulit dijelaskan tapi dia masih hidup," Katanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN