15. Maaf, Yaya

1490 Kata

“Lama banget sih, panas nih,” keluh Dhia yang saat ini sudah menutup kepalanya dengan buku tebal miliknya. “Ya sabar kali,” sahut Allura sembari mengotak-atik ponselnya. Keduanya sedang berada di samping jalan, depan gedung fakultas. Sedang menunggu Kanaya yang akan mengikuti kelas siang ini. Lagi-lagi tanpa Virgi. Karena memang Virgi jarang berada di kelas yang sama dengan mereka bertiga. “Kita yang begini kaya membenarkan omongan orang tentang, lo dan gue adalah dayangnya Yaya,” lanjut Dhia. Masih sibuk menggerutu karena sudah hampir lima belas menit keduanya berdiri di samping jalan. Di siang hari yang mana udara sedang panas-panasnya. Kanaya sendiri yang meminta keduanya agar menunggu di depan fakultas. Kanaya enggan masuk sendirian. Berjaga-jaga dari jangkauan Abimanyu. Sebenar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN