13. Penyesalan

1945 Kata

Abimanyu meremas rambutnya kasar. Melampiaskan rasa kesal yang mendominasi dirinya. Bayangan wajah Kanaya yang memerah, dengan mata yang terpejam erat. Senantiasa mengeluarkan air mata. Juga tubuhnya yang bergetar hebat. Terus muncul dalam kepala. Membuat kondisi Abimanyu jauh-jauh lebih buruk dari yang terakhir kali. Abimanyu tidak bisa menahan diri. Tidak bisa mengolah emosinya yang sudah terlanjur membumbung tinggi. Membuatnya buta dan berakhir dengan tindakan bodoh. Bahkan, Abimanyu sempat mengabaikan tangis Kanaya. Jika saja kesadarannya tidak kunjung hadir lantaran tetesan air mata yang mengenai tangannya, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Penyesalan itu hadir. Datang menghampirinya perlahan. Begitu sampai di tempatnya, penyesalan akan menjadi hal pertama yang menertawa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN