Happy Reading! . Luvina berjalan memasuki kamarnya. Dia lalu duduk di sofa dan melihat pemandangan di luar sana dalam diam. Wanita itu menyimpan segala sakit hatinya sendirian. Dia enggan menceritakannya kepada mama dan sahabatnya. Dia hanya tidak ingin membuat penilaian keluarganya kepada sang suami menjadi buruk. Karena menjaga aib suami adalah tugasnya sebagai seorang istri. Suara dehaman membuat Luvina menyeka air matanya. Ia berbalik, lalu tersenyum melihat Fahri masuk ke kamar. Beginilah pernikahannya. Tak ada yang istimewa. Semua terasa hambar dan biasa-biasa saja. Bahkan semenjak kehadiran Mutiara dan Arsya di rumah ini, Fahri jadi enggan menatapnya. "Mas, ada yang ingin aku katakan," ujar Luvina, sangat ragu mengatakan niatnya. "Apa?" "Apa aku bisa pulang ke Indonesia? Aku m