Sampai kapan hati ini harus terus sesak? Kapan kebahagiaan yang aku harapkan itu datang? Rasanya sungguh tak adil jika semua ini aku terima. Kesalahan memang ada pada diriku. Perubahan sikap Mas Fahri ada pada keluargaku. Sungguh, ini menyesakkan tapi sampai kapan, Ya Allah? Sampai kapan aku harus menjadi bayang-bayangnya? Apakah memang ini takdir yang harus aku terima? Mas Fahri lihatlah, aku di sini bukan untuk menjadi bayanganmu. Tapi, untuk menjadi wanita yang akan selalu siap menerimamu di kala sakit dan sehat, di kala kaya dan miskin. Apalah arti sebuah pernikahan jika salah satu orang harus merasa sakit dan sesak? Batin Luvina terus meracau, karena merasa gagal menjadi istri yang tak bisa memberi kebahagiaan kepada suami. Bukan bahagia yang didapatkan Fahri setelah menikah denga