PDS 21

2001 Kata

Di paviliun, Fahri duduk di tepi ranjang, menatap Arsya yang kini terlelap. Sejak tadi mereka asyik bermain, sampai melupakan waktu. Selama bertemu Fahri, Arsya jadi lebih banyak menghabiskan waktu bersama lelaki yang dia anggap ayah itu. Meskipun sebenarnya tanpa semua orang tahu, Arsya bukan anak Fahri. "Aku harus kembali ke rumah," pamit Fahri sambil beranjak dari duduknya. "Ngapain pulang, sekarang sudah jam dua belas malam. Lagian semua orang sudah tertidur, lebih baik kamu menginap di sini saja," bujuk Mutiara, menyusul langkah kaki Fahri. "Aku nggak mungkin menginap di sini," tegas Fahri. "Tapi, kenapa? Tidurlah bersama Arsya di sini. Aku janji tak akan mengganggumu." "Aku harus kembali ke rumah dan jangan merayuku. Ingat komitmen dan kesepatakan kita, Mutiara." Fahri berjalan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN