Sadistic 3

985 Kata
"Aku bukan penjahat di sini!" Ketus Evelyn, saat Kevin membawanya ke sebuah ruangan interogasi dan memperlakukannya seperti seorang narapidana yang baru saja membantu penjahat paling sadis dan brutal untuk melarikan diri. Pria itu berdiri dengan kedua tangan bersidekap di depan d**a, kedua lengan kemeja yang ia kenakan digulung hingga siku. "aku hanya mengajukan beberapa pertanyaan Miss Hunter, dan kebetulan sekali Adam Rig kabur setelah bertemu denganmu." ujar Kevin, seraya melirik ke arah selembar kertas yang masih menguarkan wangi lavender tersebut. "Apa ada sesuatu di antara kalian? Sebuah romansa antara psikopat dan gadis polos mungkin..." nada bicara Kevin seperti mengejek, Evelyn hampir saja menampar wajah tampan itu. Dia sudah seperti menguasai segala sesuatu dan itu yang membuat Evelyn geram. "Tanpa bertemu denganku, Adam Rig sudah dipastikan dapat kabur hanya dengan sel rapuh itu." balas Evelyn tak kalah ketus, menunjukan wajah tak suka ketika Kevin terus berdiri mengintimidasi dirinya. Tapi Evelyn tak bergeming, hanya karena pria itu seolah membuat Evelyn menurutinya. Dia hanya seorang detektif biasa, Evelyn sudah pernah bertemu dengan Adam Rig. Dan hal itu sama sekali tak membuatnya gentar, apalagi hanya pria yang baru saja memperoleh pekerjaan sebagai detektif ini. Evelyn berdecih. Perlahan pria itu mendekati Evelyn, ia dibuat bingung ketika Kevin menaruh kedua telapak tangannya di kedua gagang kursi yang Evelyn duduki dan menatap Eve dengan intens. Sungguh, Evelyn tidak suka aroma pria itu. Tidak seperti Adam Rig yang memiliki selera aroma yang tinggi. "Jika kau tidak mau bekerja sama menangkap Adam Rig, aku bersumpah demi ibuku, karirmu akan tamat!" Ancam Kevin. Dan benar dugaan Evelyn, detektif ini bukanlah pria baik-baik. Jika dia memiliki insting yang kuat, maka seorang detektif sekali pun tidak akan memberi ancaman kepada saksi. Evelyn menatap tajam Kevin yang wajahnya tak lebih dari beberapa senti saja dari wajahnya. Pria itu menandangi bibir Evelyn sedari tadi, ingin sekali Eve meludahi wajah itu. "Kenapa harus aku? Aku sama sekali tidak mengenal Adam Rig secara personal, dan maaf, aku sama sekali tidak takut jika karirku berakhir hanya karena hal ini." balas Eve sangat ketus. Kevin menjauhi Evelyn, meski sebelumnya ia sempat menghirup aroma rambut Eve dan itu membuat Evelyn risih. "Di dalam surat ini, Adam menyebutkan bahwa orang tuamu termasuk dalam peristiwa itu. Tentu kau tidak ingin jika kedua orang tuamu yang malang akan dipenjara juga bukan?" Kevin kembali mengajukan ancaman, dan membuat nafas Eve semakin berat. Pria ini, benar-benar mengibarkan bendera perang kepadanya. Jujur saja, jika Eve membiarkan hal itu terjadi, Ayahnya sudah pasti akan membunuh detektif bodoh ini terlebih dahulu sebelum ia berhasil memasukan kedua orang tuanya ke dalam penjara. Tapi, Eve masih berbaik hati. Dan lagi, dia tidak ingin membuat Ibunya kembali khawatir. "Bekerja samalah denganku Miss Hunter, aku akan melakukan apa saja hingga Adam Rig kembali ke penjara." ujar Kevin, ia kemudian membereskan barang-barangnya yang ada di meja. "Demi karirmu bukan detektif?" Ejek Evelyn seraya menyunggingkan senyum remeh, pria itu menghentikan kegiatannya, terdiam. Sudah Evelyn duga, pria itu akan melakukan apa saja demi pekerjaannya. Evelyn pun begitu, tapi dia tidak sejahat Kevin. Dan Evelyn mulai berpikir, siapa orang yang jahat sebenarnya. Adam Rig, atau Kevin... "Pulanglah nona! Adam Rig mungkin akan mendatangi rumahmu lagi, dan saat itu terjadi, aku akan menangkapnya." kata Kevin, dan langsung meninggalkan Evelyn sebelum menatap tajam ke arah Eve. Pintu tertutup dengan keras, Mungkin ini sedikit rumit bagi orang-orang yang tidak terlalu paham. Tapi Evelyn begitu yakin, bahwa orang jahat di sini bukanlah Adam Rig. Melainkan pria yang tergila-gila akan karirnya itu. Setelah Evelyn keluar dari kantor polisi, ia kembali ke rumah dengan berjalan kaki. Ingin sekali ia merobek mulut Kevin yang mengancam karirnya, dan yang lebih menjengkelkan pria itu mengancam kedua orang tuanya. Evelyn mungkin bisa saja berkata, "Daddy, seseorang telah mengancam hidupku dan hidup keluarga kita, bunuh dia Daddy!" Dan Ayahnya akan menjawab, "Tentu saja demi putri kecilku..." Evelyn berbicara dengan wajah sedikit mengejek dan kesal, ia menendangi kerikil yang menghalangi jalannya. Ia berjalan kaki seorang diri, Sedikit jauh dari rumahnya, tapi Evelyn lebih suka berjalan kaki dan menolak dengan ramah seorang petugas yang ingin mengantarnya pulang tadi. Evelyn hanya ingin sendiri, terlalu berbahaya baginya jika terlalu dekat dengan orang-orang. Adam mungkin bisa saja tiba-tiba muncul dan meneror orang terdekatnya seperti tadi pagi. Mengingat, wajah dua petugas itu terkoyak di bagian hidung dan bibirnya. Seketika membuat Eve merinding, sekuat apakah gigi dan bibir Adam Rig? Memikirkan hal itu, suasana hati Eve yang tadi kesal berganti menjadi ngeri. Sesekali ia menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang membuntutinya. Tapi, jalanan malam itu sangat sepi. Hanya dirinya seorang berjalan kaki, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang karena mungkin ini sudah larut malam. Entahlah, Eve melupakan jam tangannya. Dan kini ia masih mengenakan kaos dan celana training yang ia pakai dari pagi. Entah perasaannya saja, Atau memang ada seseorang yang sedang membuntutinya. Tapi, ketika Eve selalu berbalik memastikan. Tidak ada siapapun. Evelyn jadi paranoid sekarang, dari surat Adam Rig terlihat pria itu ingin ia menjauhinya. Tapi, di sisi lain. Ia merasa bahwa pria itu terus mengawasinya. Eve juga tidak mengerti apa alasannya. Jika pria itu ingin membunuhnya, mungkin sudah ia lakukan sejak Eve menginjakkan kaki di kota ini kembali. Eve berjalan sedikit cepat, berlari kecil tanpa menoleh ke belakang. Meski jantungnya berdetak tak karuan dan keringat mulai keluar dari dahinya, Evelyn mencoba bersikap setenang mungkin. Dan ia bersyukur, ia hampir sampai di rumahnya. Namun keceriaan itu berganti kembali ke kekesalan, saat Eve menyadari ada beberapa petugas polisi yang menjaga rumahnya. Dan sudah bisa ia tebak itu adalah ulah Kevin. Pria itu ingin menangkap Adam Rig, Evelyn menggelengkan kepala. Pria ingusan yang baru saja menerima pekerjaan sebagai detektif ingin menangkap seorang kanibalis yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dan juga seorang sadistik seperti Adam Rig. Evelyn berani bertaruh, Kevin akan mati di tangan Adam Rig jika ikut campur terlalu jauh dalam hal ini. Dan Eve sadar, Adam Rig pasti telah mencium rencana Kevin yang ingin menangkapnya meski Eve tidak memberitahu pria itu. Karena Adam Rig, Mengetahui segalanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN