"Alea ... ayo dong, Sayang. Kita turun yuk," ajak Fahry dengan lemah lembut. Tapi wanita itu masih juga membeku.
"Kamu ini marah kenapa sih, sebenarnya? Apa karena makanan ini?" tanyanya lagi. Tapi sang istri tetap diam seperti semula dengan wajah menghadap ke arah jendela pintu mobil.
"Ya udah ... ini aku makan," putus Fahry akhirnya, meskipun ia tak tahu sang istri marah karena apa. Ia pun mulai memasukkan makanan yang istrinya beli tadi, ke dalam mulut. "Tuh udah aku makan."
Dan tepat seperti dugaan, Alea menoleh pada suaminya, dia tersenyum saat melihat pria itu sedang mengunyah makanannya.
'Ya Tuhan, dia beneran marah cuma gara-gara aku nolak makanan dia?' batin Fahry, tak pernah dengan apa yang sedang ia alami. 'Sungguh di luar logika!'
"Habisin, Mas," pinta Alea dengan manja
